Yoongi terdiam dengan matanya yang begitu sayu, memperlihatkan bahwa dirinya lelah dan juga mengantuk. Namun, dirinya tetap tak bisa terlelap dalam tidurnya, terpejam pun tak bisa karena pikirannya yang kini berputar pada bayangan ruang operasi yang begitu menyeramkan, bayangan dimana dokter itu melakukan pembunuhan berencana terhadapnya.
Ia cukup lama duduk pada tepi kasur sembari memilin jemarinya, ingin menjerit dan juga menangis namun ada bagian dalam dirinya yang dapat menerima kejadian itu karena ia berpikir kejadian itu telah larut cukup lama.
Yoongi bangkit, melangkahkan kakinya mendekat pada sebuah rak dengan deretan album foto yang cukup banyak sesuai dengan tahun album foto itu dibuat.
Ia meraih sebuah album foto yang tertera pada tahun 1999, dimana dirinya yang baru menginjak 8 tahun, dan juga album terakhir dalam kehidupannya. Yoongi membawanya pada sebuah meja masa kecilnya dan duduk dengan nyaman, mulai membuka setiap lembar foto yang terpajang disana,
Ia tersenyum dan sesekali tertawa kecil mengingat kejadian saat foto itu diambi, dimana begitu banyak foto dirinya bersama dengan Jimin yang terlihat begitu lucu.
"Kau berubah cukup banyak, Jiminie" gumam Yoongi yang kemudian kembali membuka lembaran foto itu, hingga dirinya membulatkan matanya ketika mendapati foto dirinya bersama dengan Jungkook ketika pemuda itu baru saja berusia 3 tahun.
"Dia sangat lucu" gumam Yoongi.
Flashback On.
Koridor rumah sakit itu terbilang cukup ramai ketika tahun baru menyapa, hingga beberpa dokter dan juga perawat merasa ngerti ketika mendapati seorang pria kecil melangkahkan kakinya seorang diri dan duduk dibangku tunggu.
Beberapa dokter mencoba mendekatinya, namun pria kecil itu enggan bicara entah apa alasannya hingga petugas rumah sakit merasa cukup kesulitan.
"Eoh! Dia Jeon Jungkook—Teman sekamarku minggu lalu" Teriak seorang pria kecil dengan piyama rumah sakit yang dikenakannya, Min Yoongi.
Suara teriakan itu cukup terkenal membuat para petugas medis berbalik dan tersenyum ramah dan Min Yoongi yang kini tengah kembali melangkahkan kakinya mendekat pada Jungkook.
"Yoongi-ah? Kau tidak boleh meninggalkan ruang perawatan" ucap salah satu perawat yang kini merangkul bahu Yoongi. Namun, pria kecil tsundere itu mengabaikannya dan beralih pada Jungkook kecil dihadapannya.
"Dimana Paman dan Bibi Jeon? Kau tersesat?" ucap Yoongi yang sukses membuat Jungkook mengangkat pandangannya dan menatap Yoongi yang masih tersenyum tipis.
"Eoh, hyung" ucap Jungkook kecil yang terlihat masih cukup bergelut dengan lidahnya ketika bicara.
"Aku baru saja selesai melakukan pemeriksaan—tapi aku tidak mau disuntik—dan aku lari" ucap Jungkook yang kini kembali menundukan pandangannya. Yoongi membulatkan matanya, namun sedetik kemudian pria berkulit pucat itu tertawa kecil.
"Aku akan memberimu hadiah jika kau kembali keruang perawatanmu" ucap Yoongi yang kini mengedipkan sebelah matanya. Jungkook menatap Yoongi dengan raut wajah datarnya, merasa tertarik dengan iming- iming hadiah itu. Jungkook pun mengangguk pelan hingga Yoongi mengulurkan tangannya.
"Min Yoongi—Ku tidak boleh kelelahan—kau akan melakukan operasi-biar aku"
"Tak apa Paman—Lihatlah, dia hanya mau bersamaku" ucap Yoongi yang melirik ketika Jungkook menerima uluran tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Horizon In Tromso [TAEKOOK]
عاطفية[SELESAI] [ TAEKOOK X MINYOON ] "Ketika horizon itu kelabu tanpa cahaya, ketika kristal itu terus membasahi jalanan dan toko roti persimpangan dengan aroma manisnya, dan juga ketika angin musim dingin itu berhembus layaknya deru peringatan begitu di...