Langit itu terlihat semakin gelap, memberikan tanda bahwa salju akan kembali turun dan bertumpuk disetiap ruas jalan maupun sudut perkotaan yang masih terlihat cukup ramai, sehingga kota Tromso membuat begitu banyak terowongan jalan untuk menghindari menumpuknya salju dibeberapa tempat.
Salju ternyata benar- benar turun, lebih cepat dari prakiraan cuaca yang disiarkan tadi pagi oleh acara tv nasional. Salju itu menemani Taehyung dan juga Jimin yang hanyut dalam heningnya, sosok Kim yang terlalu sibuk membuat sebuah paragraph, dan Jimin yang hanya bisa menunggu karena karena tak mengerti apa yang terjadi.
"Jimin-ah? Lihatlah rambutmu—Kenapa aku mewarnainya warna abu? Apa kau ingin menjadi idol?eoh?" ucap Taehyung tanpa melirik pada Jimin, namun nada suara itu seolah diirnya tengah bergurau dengan sosok Park yang bahkan kini hanya bisa membuka kedua belah bibirnya. Taehyung tak ingin sosok Jeon curiga karena dirinya tak bicara sama sekali dengan Jimin, hingga ia menatap sekilas pada Jimin agar pria itu bicara.
"Apa urusanmu—Yoonji noonaku menyukainya" ucap Jimin yang kemudian menrapatkan tubuhnya pada meja ketika Taehyung menyodorkan kembali kertas yang kini dipenuhi oleh tinta hitam, cukup lelah untuk membaca, namun sepertinya Taehyung tak memberinya pilihan lain.
Flashback On
Hoseok melangkahkan kakinya, mencari tahu siapa pemuda yang kini berada dirumah Kim Taehyung, walaupun dirinya yakin pemuda itu adalah Jeon Jungkook, namun itu merupakan hal yang tak masuk dalam akalnya.
Seseorang yang sudah mati dan menjadi abu, tiba- tiba hidup dan kebetulan ditemukan oleh Kim Taehyung, itu benar- benar tidak masuk akal sama sekali. Namun tak ada satupun yang kehilangan anggota keluarganya.
"Siapa dia—" gumam Hoseok.
Hoseok kemudian melangkahkan kakinya, mencari dimana sebuah pohon yang dimaksud oleh Taehyung, tempat dimana pria itu menemukan Jungkook, dengan harapan ada sebuah jejak yang dapat dijadikan petunjuk untuk mengetahui siapa pemuda itu. Namun, Hoseok bahkan tak dapat menemukannya.
"Tuan—Apakah anda tahu sebuah pohon pinus yang memiliki ukiran bunga dengan lilin dibawahnya?" ucap Hoseok pada salah satu pria paruh baya tengah melangkah walaupun sinar matahari tengah bersembunyi.
"Ahh—Pohon itu—Pohon itu hanya sebuah legenda Tuan—" ucap pria itu dengan senyumnya yang begitu hangat, seolah tak merasa terganggu dengan Hoseok yang bertanya tiba- tiba.
"Ketika pertama kali matahari berada dibawah garis cakrawala—pohon itu akan muncul, entah malam ataupun memasuki pagi—Dan membawa seseorang yang sudah dikebumikan untuk kembali bersama dengan takdirnya yang masih hidup—" ucap pria paruh baya itu yang kini bercerita sembari memandang langit yang gelap.
"Itu takdir yang indah—Namun juga menyedihkan—Karena dia akan kembali menghilang ketika matahari kembali bersinar" ucapnya lagi.
Hoseok terdiam dengan keningnya yang berkerut, mencoba untuk mencerna setiap kata yang dilontarkan oleh pria paruh baya itu. Hoseok kemudian tersenyum canggung dan ikut menatap langit berwarna sendu.
"Ya—itu sangat indah-" ucap Hoseok yang masih tersenyum canggung dan membuang pandangannya kearah lain, mencoba untuk mempercayai apa yang dikatakan kakek itu, karena jika memang legenda itu terjadi, maka kehadiran Jeon Jungkook menjadi masuk akal.
Flashback Off.
Jimin tersentak ketika ia membaca setiap kata yang tertulis dihadapannya, dengan pikirannya yang terus berontak bahwa itu tidaklah masuk akal, bahkan begitu sulit untuk mempercayainya. Ia kemudian melirik pada Taehyung dan hanya mendapatkan anggukan sebagai jawaban bahwa segalanya adalah benar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Horizon In Tromso [TAEKOOK]
Romance[SELESAI] [ TAEKOOK X MINYOON ] "Ketika horizon itu kelabu tanpa cahaya, ketika kristal itu terus membasahi jalanan dan toko roti persimpangan dengan aroma manisnya, dan juga ketika angin musim dingin itu berhembus layaknya deru peringatan begitu di...