Jimin menatap kosong dengan air matanya yang kembali menetes, hingga ia menjatuhkan tubuhnya mendapati seseorang dengan kulit putihnya dengan surai hitam itu berlari kearahnya dan merengkuh tubuhnya. Jimin membalas pelukan itu dengan isak tangisnya yang kini lolos dari bilah bibir nya.
"Yoongi-hyung" Lirih Jimin yang kini mengeratkan pelukannya.
"Aku membunuh Taehyung—" Lirihnya lagi.
"Aku membunuhnya—aku harus bagaimana?"
Yoongi mengusap surai yang terasa begitu lembut.
"Tidak Jimin-ah—kau tidak membunuhnya"
Jimin melepaskan pelukan itu hingga ia mendapati manik hitam yang terlihat cukup khawatir dihadapannya. Tangisan itu terhenti ketika ibu jari yang terasa begitu dingin itu menghapus sisa air mata pada pipinya.
"Jungkook menyelamatkannya—Kau tidak membunuh siapapun" ucap Yoongi,
Yoongi menatap Jungkook yang masih menatap kosong kearahnya, memperlihatkan bahwa ia masih mendengar setiap ucapan yang mungkin begitu penting dan tak boleh terlewat walaupun hanya satu kata. Jungkook kembali meneteskan air matanya dengan pandangannya yang kini terlihat begitu gusar.
"Kita harus membantu Tae-hyungie" gumam Jungkook yang membuat Yoongi mengerutkan keningnya.
Jungkook menceritakan mengenai rencana matang Jimin dan juga Taehyung, rencana yang cukup aman karena hanya Jimin dan juga Taehyung yang andil dalam rencanan itu. Namun rencana Jisublah yang sukses membuat Yoongi tersentak.
Yoongi dan Jungkook sama- sama terdiam, hanyut dalam pikirannya masing- masing. Ketika Yoongi dengan pikiran anak kecilnya dan juga Jungkook dalam pikirannya polosnya. Namun, Yoongi kembali melirik pada Jungkook.
"Jungkook-ah? Kau tidak bisa menggunakan barret, kan?" ucap Yoongi hingga Jungkook mengerutkan keningnya, mengingat benda apa yang dimaskud oleh Min Yoongi. Namun, ia segera membulatkan matanya.
"Kau berpikir apa yang aku pikirkan?" ucap Yoongi.
"Saat Jisub mengubah posisi Kim Taehyung—aku menarik Kim Taehyung dari belakang dan hyung menggunakan barret digedung yang sama dengan Jimin hyung?" ucap Jungkook yang mendapati anggukan pelan dari Min Yoongi.
"Karena pendengaranmu sangat baik, itu akan memudahkanmu untuk mengukur kapan saat yang tepat untuk berlari melalui tangga dan menarik Taehyung dan aku akan menembak Jisub karena anak buah Taehyung akan lengah karena Tuannya terancam, jadi aku akan menembak untuk menyadarkan mereka"Jelas Yoongi mengenai posisi yang akan diambilnya, hingga Jungkook mengangguk setuju.
"Tapi—Jimin, Taehyung dan Hoseok tidak boleh mengetahuinya" gumam Yoongi.
"Lalu, bagaimana?" ucap Jungkook.
"Yak! Apa yang akan kalian lakukan?"
Jungkook dan Yoongi melirik kearah suara dengan matanya yang membulat dan kembali memiliki pemikiran yang sama, meminta bantuan Seokjin untuk bicara pada Namjoon agar Yoongi dan Jungkook dapat menyusup kedalam.
Flashabck off
.
.
Taehyung tersentak mendapati dirinya yang kini terlentang dengan Jungkook yang berada disampingya, terjatuh dibalik sofa besar itu. Ia mencoba mencerna segala sesuatu yang telah terjadi, karena bayangan kematianya kini berubah. Ia terdiam meyakinkan bahwa yang terjadi saat ini bukanlah mimpi belaka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Horizon In Tromso [TAEKOOK]
Romance[SELESAI] [ TAEKOOK X MINYOON ] "Ketika horizon itu kelabu tanpa cahaya, ketika kristal itu terus membasahi jalanan dan toko roti persimpangan dengan aroma manisnya, dan juga ketika angin musim dingin itu berhembus layaknya deru peringatan begitu di...