Tromso telah menunjukan waktu dini hari. Jimin pria itu melangkahkan kakinya menyalakan penghangat ruangan setelah ia menyalakan perapian agar Yoongi dapat menghangatkan tubuhnya lebih dulu yang terasa begitu dingin.
Jimin melirik pada Yoongi yang kini tengah duduk dengan menekuk lututnya dihadapan perapian, mengarahkan jemarinya seolah mencari kehangatan. Jimin meraih selimut dan kembali melangkahkan kakinya.
Ia membalut tubuh kecil Min Yoongi sembari merangkul nya dari belakang. Hal itu membuat Yoongi terlonjak kaget dan melirik kesampingnya membuat pandangan mereka kembali bertemu.
"Terima kasih telah kembali" gumam Jimin yang kemudian membenamkan wajahnya pada pundak kecil Yoongi.
"Terima kasih juga karena telah kembali" ucap Yoongi yang kemudian tersenyum tipis, membuat Jimin semakin merengkuh tubuh kecil itu.
"Maafkan aku tak datang ketika hyung melakukan operasi—Maafkan aku" ucap Jimin terdengar begitu menyesal, namun membuat Yoongi tertawa kecil.
"Kau tidak lagi memanggilku Noona?" ucap Yoongi sedikit menggoda. Jimin tertawa kecil dan menatap percikan api yang dihasilkan oleh kayu beraroma itu.
"Maafkan aku tak mengetahuinya" gumam Jimin yang kembali menyembunyikan pandangannya pada pundak Min Yoongi.
Yoongi terdiam dan menghela nafas panjangnya, hingga jemari itu kembali terulur dan mengusap puncak kepala Jimin begitu lembut hingga Jimin sedikit tersentak.
"Maafkan aku karena mengingat segalanya—hingga aku tak bisa menjadi sosok yang baru untukmu" ucap Yoongi yang kembali menarik jemarinya dan menundukan pandangannya. Namun, Jimin mengulurkan jemarinya dan menarik wajah Yoongi hingga pandangan mereka kembali bertemu.
"Siapapun dirimu—jika itu adalah Min Yoongi—aku akan tetap berada disampingmu, hyung" ucap Jimin yang mengeratkan pelukannya dan mengecup bibir Yoongi sekilas. Yoongi membulatkan matanya dan kembali menundukan pandangannya.
"Tapi—jika membicarakan legenda itu, sangat menyendikah bagi yang menunggu" ucap Yoongi yang kemudian menghela nafasnya.
"Aku ingat—Kenyataannya aku berkali- kali mengingatmu, namun aku menghindarimu" ucap Yoongi yang sukses membuat Jimin terkejut.
"Aku berkali- kali melihatmu menemui Taehyung, namun aku kembali bersembunyi" ucap Yoongi hingga kini Jimin membawa tubuh Yoongi agar berhadapan dengannya, namun Yoongi kembali menundukan pandangannya.
"Karena—aku tak ingin kau bersamaku" Lirih Yoongi yang kembali meneteskan air matanya. Jimn tersentak hingga ia kembali meraih dagu kecil itu agar pandangannya kembali bertemu.
"Kau akan kesepian selama 3 musim—dan terus menunggu musim dingin di Tromso—aku tak ingin kau kesepian seperti itu" Lirih nya lagi dengan matanya yang tertutup singkat, tak berani menatap manik caramel dihadapannya hingga air mata itu kembali menetes.
"Hyung? Dengarkan aku" ucap Jimin yang kemudian menghapus air mata itu, membuat Yoongi mengumpulkan keberaniannya untuk menatap manik caramel dihadapannya.
"Aku bahkan sanggup mencarimu selama 20 tahun—" ucap Jimin yang membuat Yoongi kembali menahan tangisnya hingga Jimin kembali merengkuh tubuh kecil itu.
"Aku akan menunggumu—selama 3 musim—dan kita bersama, membuat kenangan baru walaupun itu begitu singkat" ucap Jimin dengan suaranya yang sedikit gemetar namun tak ada keraguan dalam perkataanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Horizon In Tromso [TAEKOOK]
Romance[SELESAI] [ TAEKOOK X MINYOON ] "Ketika horizon itu kelabu tanpa cahaya, ketika kristal itu terus membasahi jalanan dan toko roti persimpangan dengan aroma manisnya, dan juga ketika angin musim dingin itu berhembus layaknya deru peringatan begitu di...