Jimin melangkahkan kakinya keluar dari taksi dengna membawa sebuah koper kecil yang memperlihatkan bahwa dirinya akan tinggal selama beberapa hari di Tromso, mengikuti acara liburan yang dibuat oleh sahabatnya itu, walaupun dirinya datang sangat terlambat karena beberapa kali terhalang oleh rapat yang begitu penting.
"Ini benar- benar terlihat seperti malam" gumam Jimin yang mendongak menatap langit yang cukup gelap dengan dingin yang begitu menusuk walaupun dirinya telah menggunakan jaket cukup tebal.
Ia kemudian memastikan alamat yang tadi ditulisnya, cukup kesal karena pria dengan suara lembut itu bicara terlalu cepat. Jimin mengangguk pelan ketika dirinya mendapati toko roti yang dimaksud dan memasukan potongan kertas itu dalam saku celananya.
Namun, Jimin terdiam dengan matanya yang terkunci pada seorang pemuda yang kini tengah duduk bersama sahabatnya itu, hingga ia membulatkan matanya sempurna dan segera melangkahkan kakinya masuk kedalam, memastikan bahwa apa yang dilihatnya tidak lah salah.
"Jeon Jungkook?" gumam Jimin yang kembali merasa yakin bahwa sosok itu adalah Jeon Jungkook yang dilihatnya 2 tahun lalu.
Jungkook mengalihkan pandangannya ketika ia mendapati namanya yang dipanggil begitu lengkap dengan suara yang sama dengan suara yang mengumpat mengenai Min Yoongi tadi. Ia kemudian membungkukan tubuhnya sekilas hingga Taehyung mengikuti arah pandanganya.
Taehyung melambaikan tangannya, sengaja membangunkan Jimin dari lamunannya yang panjang dengan tatapannya yang terkunci pada Jungkook. Jimin menghela nafasnya sejenak dan melangkahkan kakinya mendekat, membungkukan tubuhnya memberikan sapaan.
"Halo—Aku Park Jimin, teman Taehyung" ucap Jimin yang kemudian mendapati senyuman hangat dari Jungkook.
"Ah—Pantas saja hyung mengetahui namaku—Halo namaku Jeon Jungkook" ucap Jungkook tanpa menghilangkan ukiran senyumnya hingga Jimin kembali tersentak begitu juga dengan sosok Kim.
"Kau memanggilnya tadi?" ucap Taehyung yang kemudian menggeser tubuhnya kesudut agar Jimin dapat duduk disampingnya. Dengan wajahnya yang masih terkejut namun tetap mencoba untuk tersenyum, Jimin menjatuhkan tubuhnya disamping Taehyung.
"Ya—Mungkin aku memanggilnya—" ucap Jimin yang merasa tak yakin karena dirinya hanya bergumam tadi, dan membuatnya menundukan pandangannya merasa tidak mengerti dengan apa yang terjadi.
"Jungkook-ah? Bukankah kau ingin membantu Yoongi-hyung membuat roti? Yoongi –hyung pasti menunggumu" ucap Taehyung hingga sosok Jeon menatapnya dengan matanya yang kini berbinar seolah ada bintang didalamnya.
"Apa aku tidak akan mengganggu Yoongi-hyung?" ucap Jungkook untuk memastikan dan mendapatkan anggukan dari Taehyung, membuatnya segera berlari menuju pantry dan menghilang dibalik pintu.
Dengan cepat, Taehyung segera menutup bibir Jimin yang terlihat akan segera berteriak, hingga membuat Jimin kembali terkejut dan mendapati gesture agar dirinya tidak bersuara. Jimin melepaskan jemarinya itu dari bibirnya dan segera bangkit
"Aku datang ke pemakamannya 2 tahun lalu" ucap Jimin tanpa suara.
Taehyung bangkit dan mengambil beberapa kertas berukuran A4 yang disediakan pada sebuah kotak bertuliskan 'games' disana. Ia kemudian kembali dan menuliskan beberapa kalimat pada kertas itu, membuat Jimin mengerutkan keningya.
"Jungkook memiliki pendengaran yang baik—berhentilah membahasnya—"
Hal itu kembali membuat Jimin mengerutkan keningnya, lalu ia meraih sebuah spidol dan menuliskan beberapa kalimat pada kertas putih itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Horizon In Tromso [TAEKOOK]
Romance[SELESAI] [ TAEKOOK X MINYOON ] "Ketika horizon itu kelabu tanpa cahaya, ketika kristal itu terus membasahi jalanan dan toko roti persimpangan dengan aroma manisnya, dan juga ketika angin musim dingin itu berhembus layaknya deru peringatan begitu di...