Jangan lupa vote ya
Nggak PD mau publis part ini. Tapi karena udah janji bakal update hari ini, jadi mau nggak mau harus di publis☺
Makasih buat kalian yang setia nunggu Author Update. Tanpa bantuan Vote dan komen kalian, mungkin Author udah nggk ada semangat untuk lanjutin.
Mian, typonya bertebaran, langsung up soalnya.
Happy Reading
*****
Hingga langkah Kila berhenti di atas panggung, kesadarannya masih tak kunjung kembali. Kila masih sangat bingung dengan semua ini.Kenapa bukan Jisung yang berada disini? Bukankah ayahnya tadi pagi mengatakan jika ia akan bertunangan dengan Jisung. Ia sungguh masih tak mengerti.
"Sebenarnya, maksud kami mengadakan pesta itu bukan hanya untuk merayakan hari jadi perusahaan Appa, tapi juga untuk acara pertunanganmu."
"Kau akan kami tunangkan__"
"Aku keatas dulu." Potong Kila cepat, lalu buru-buru melangkah pergi dari sana.
Argh, sial. Kila lupa jika ayahnya bahkan belum mengatakan dengan siapa ia akan bertunangan. Salahkan ia yang begitu syok, jadi ia lebih dulu menyela, karena tidak ingin mendengarkan kata-kata Jaehyung.
"Kila,"
Kila pun tersadar, saat pria ini memanggil namanya seraya menepuk pipinya beberapa kali. Kila nampak terkejut, saat tau jika dirinya sudah berada di atas panggung.
"Kau melamun Kila?" Tanya pria ini.
"Ma-maafkan aku, karena aku sedikit melamun." Sesal Kila.
"Tidak apa-apa aku bisa mengerti. Mungkin kau terlalu syok melihat semua ini." Ucapnya seraya tersenyum tipis. Terlihat tampan.
Meski dia tampan tapi tetap saja dia bukan tipe Kila. Karena tipenya itu yang seperti Tae___
Aishh, lupakan.
"Namaku Oh Sehun." Dia memperkenalkan diri.
Kila hanya mengangguk kaku. Sepertinya ia tak perlu memperkenalkan diri, dia sudah mengetahui namanya.
"Maaf, aku tadi memang sedikit terkejut. Karena kukira yang akan bertunangan denganku adalah Jisung, pria didepan sana yang sekarang sedang membawa minum itu." Ujar Kila pelan.
Sehun terkekeh pelan, "Jisung adalah sepupuku. Mungkin kau salah faham karena tadi pagi aku menyuruhnya kemari untuk memberikan berkas kepada Tuan Jaehyung." Jelas Sehun panjang lebar, membuat Kila cukup terkejut, karena ia sudah salah memahami.
Setelah itu mereka kembali diam, karena suara MC memberi intruksi untuk memulai acara tukar cincin.
Seorang pelayan membawa nampan berisikan cincin diatasnya.
Kila memejamkan matanya sebentar sebelum membukanya kembali.
Ia hanya berdoa, semoga keputusan yang ia ambil adalah keputusan yang terbaik untuk masa depan-nya kelak.
Dan sebaliknya, jika pilihan Kila salah, semoga ada jalan dari Tuhan untuknya menghentikan semua ini.
Sehun tersenyum pada Kila, sebelum menyematkan cincin indah kejari manis Kila.
Jantung Kila semakin berdegup kencang, ketika cincin itu sudah memasuki ujung jari manisnya.
'Tuhan, ini keputusan yang benar bukan?' Tanya Kila dalam hati.
Dorrr..
Cincin yang hampir tersemat di jari manis Kila, jatuh menggelinding entah kemana.
Suara tembakan yang terdengar begitu keras membuat para tamu undangan langsung menjerit dan berlari ketakutan. Mereka berusaha menyelamatkan dirinya masing-masing dari peluru yang mungkin bisa melayang menuju mereka.
Dorrr..
Lagi-lagi suara tembakan yang melayang diudara, membuat mereka yang ada di Aula itu menjerit keras. Khususnya para wanita.
Sedangkan Kila, bagaimana keadaan dia? Dia bahkan sudah pingsan sejak tembakan pertama berbunyi. Kila memang begitu takut, dan syok ketika mendengar suara tembakan, tentunya juga karena ia trauma dengan kejadian tiga tahun yang lalu.
Dorrr..
Nahye ketakutan dipelukan Jaehyung. Sedangkan Jaehyung berusaha mengubungi keamanan. Ia sangat marah, kenapa hal ini bisa terjadi. Kenapa para penjaga rumahnya tidak becus menangani penyusup.
"Kila, Kila." Sehun menepuk-nepuk pipi Kila yang sedang tak sadarkan diri, didalam rengkuhanya.
Dorrrr...
Peluru itu diarahkan kearah lampu gantung ditengah-tengah ballroom.
Pyarrrr...
Seketika lampu mewah yang berada di sana jatuh kelantai begitu saja. Menimbulkan bunyi yang begitu nyaring. Pecahan lampu bertebaran dilantai.
Sedangkan Aula itu sekarang gelap gulita, tak ada penerangan sama sekali, karena terjadi konsleting akibat lampu yang jatuh tadi.
Semua orang menjerit ketakutan. Tapi untung saja para tamu undangan sudah menyingkir, jadi tidak ada korban jiwa atau luka-luka disana.
Semua orang nampak panik sendiri-sendiri. Mereka berlari menuju pintu keluar, hendak pergi dari Aula itu.
Sedangkan Jaehyung sudah sangat-sangat marah ditempatnya. Siapa yang mengacaukan acaranya ini? Pikirnya dalam hati.
Sehun tersentak, saat Kila tiba-tiba menarik diri dari rengkuhanya.
"Kila, kau sudah sadar?" Tanya Sehun memastikan.
Tapi tak ada sahutan sama sekali dari Kila. Sehun mengernyitkan dahinya bingung. Dengan cepat ia mengeluarkan ponselnya, dan menyalakan flashlight di ponselnya itu.
Seketika ia syok, mengetahui Kila tidak ada di sampingnya.
"Kila, Kila-ya," panggil Sehun berharap ada sahutan dari Kila.
Tapi nyatanya Kila sudah tidak ada di sana.
"Kila tidak ada ditempat." Teriak Sehun panik. Membuat Jaehyung dan Nahye terkejut saat mendengarnya.
Nahye seketika menangis keras, mengetauhui anaknya hilang disaat keadaan genting seperti ini.
"PENJAGA. CEPAT TUTUP SELURUH AKSES KELUAR MANSION INI!" Teriak Jaehyung marah.
"Sayang, Kila, hiks." Nahye menangis tersendu-sendu.
"PELAYAN!" Teriak Jaehyung lagi.
"Iya tuan?" Tanya salah satu pelayan disana, setelah sampai didekat Jaehyung. Mengingat mereka cukup kesulitan menemukan tuannya, karena tempat ini masih gelap gulita.
"Jaga dan tenangkan istriku." Setelah mengucapkan itu Jaehyung berlari keluar dari ballroom.
*****
TBCJangan lupa Vote dan Commentnya🌟🌟🌟🌟🌟💬💬💬💬💬
Mian ya cuma dikit☺
Yang masih pengen tau kelanjutanya boleh komen disini😊
Ig. kimtaeya01
.
.
.
Kim Taeya
KAMU SEDANG MEMBACA
EX-Psychopath Boy (KTH)~BOOK 2~
Fanfiction[Psychopath Boy Book II] ***** "Aku tak akan memberi pilihan 'dibunuh atau menjadi pacar' seperti dulu." Ucap Taehyung dengan suara rendah. "Tapi__" Glekk.. Kila meneguk salivanya susah payah, sungguh ia gugup setengah mati. Mata Kila membulat, lag...