@Chapter 9.

1K 137 0
                                    

Lee memimpin Yena, Yuri, dan Sakura melalui koridor yang makin gelap. Kemudian mereka berbelok ke sebuah pintu di sebelah kiri koridor. Tangga dengan ujung gelap yang tak terlihat nampak di depan mereka. Lee memimpin maju, ketiga gadis itu saling berpandangan namun sungkan untuk mulai bertanya. Mereka pun hanya mengikuti Lee turun menuju ke kegelapan itu. Makin dalam mereka turun dan akhirnya memasuki kegelapan. Ketiga gadis itu terus turun tanpa bisa melihat apa-apa sampai akhirnya cahaya melesat masuk ke tempat itu. Lalu mereka sadar bahwa mereka telah berada di sebuah tempat misterius yang sebenarnya cukup indah.

Tempat ini seluruhnya terbuat dari batu-batu tajam berwarna kecoklatan gelap. Mereka seperti berada di tengah-tengah pegunung batu yang terjal. Namun tempat itu dinaungi oleh langit malam yang bertabur bintang-bintang dan membentuk beberapa galaksi. Langit itu begitu dekat sampai mereka mengira itu adalah atap dari tempat ini. Ketiga gadis itu kagum menatap ke atas, ke arah langit malam yang menaungi mereka.

"Jadi ini adalah tempat latihan kita." Lee melebarkan lengannya menunjukkan tempat baru yang mereka datangi. "Keren, kan ?"

"Ini indah sekali." Kata Sakura. "Bintang-bintang itu kelihatan dekat."

"Tempat ini sebenarnya berada di ruang angkasa." Sahut Lee. Ketiga gadis itu menoleh ke arahnya dengan bingung. "Tempat gelap yang kalian masuki tadi bekerja hampir sama seperti portal. Hanya saja tujuannya khusus ke tempat ini."

"Jadi kami akan latihan di sini ?" Tanya Yena.

"Iya." Lee menunjuk sebuah tempat yang terlihat seperti bukit dan terlihat paling tinggi dari semua permukaan batu di sini. "Ayo. Ikuti aku ke sana."

Ketiga gadis itu pun mengikutinya. Mereka tidak saling bicara karena Sakura sibuk mengamati bintang, Yena sibuk dengan pikiran kekuatan seperti apa yang akan di dapatkannya, sedangkan Yuri berpikir tentang sang center yang dibicarakan Lee. Sesuatu hal pasti telah terjadi sampai dia sulit ditemukan.

Ketika akhirnya mereka sampai di tempat tinggi itu, Lee langsung duduk bersila menghadap ke arah ketiga gadis itu.

"Kami harus bagaimana sekarang ?" Tanya Yena.

"Duduk bersila sepertiku. Menghadap ke arahku." Jawab Lee, dan mereka pun melakukan hal yang diperintahkannya.

"Kalian akan merasakan jiwa dari semesta kalian. Tutuplah mata dan biarkan itu memasuki pikiran kalian. Jangan melawannya."

Jadi ketiganya mulai menutup mata. Medan energi pun langsung terbentuk di sekeliling mereka. Yena mengeluarkan aura berwarna kuning yang makin cerah, Yuri mengeluarkan aura oranye, dan Sakura mengeluarkan aura pink pastelnya.
Hal ini terjadi lebih cepat dari yang di perkirakan oleh Lee. Hanya selang beberapa detik dari semenjak mereka menutup mata medan energi sudah meliputi mereka. Lee tersenyum tanpa bisa mereka lihat.

"Mungkin sekarang aku bisa fokus melanjutkan pencarian center." Kata Lee. Dia pun mulai menutup mata.

~~~

Yujin kini sedang bermain-main dengan kemampuan baru yang dia dapatkan tiba-tiba. Dia sedang melayang mengelilingi kota. Dia merasakan angin menampar wajah cantiknya dan ia membiarkan rambutnya berkibar-kibar ke belakang. Yujin terbang mengelilingi kotanya. Kemudian Yujin mendarat di atas gedung. Matanya mengitarkan pandangan pada pemandangan kota malam yang indah. Yujin tersenyum. Kekuatan yang ia dapatkan benar-benar luar biasa. Dia kembali dari mimpi yang aneh beberapa hari lalu dan merasakan sesuatu yang berbeda terjadi pada tubuhnya. Yujin merasa lebih segar, lebih kuat daripada sebelumnya.

Yujin merebahkan tubuhnya pada permukaan semen. Ia tidak mempedulikan kotornya tempatnya rebah saat ini. Pemandangan berbintang langit malam ini begitu indah. Yujin tersenyum memandanginya.

Lalu pikirannya berpaling kepada mimpinya waktu itu. Seorang gadis bertubuh mungil yang berdiri terbalik di depannya. Apakah mimpi itu nyata ? Tapi wajahnya masih jelas teringat di benak Yujin. Wajah yang cantik dan imut. Tetapi kemudian pikirannya teralihkan lagi. Di langit malam yang indah itu muncul setitik  berwarna merah. Lalu dari titik tersebut muncul sesuatu yang meluncur ke bawah. Benda itu seperti bola api yang bergerak cepat. Ekornya yang berwarna kemerahan memanjang di belakang. Lalu bola api itu mendarat di tengah kota.

'BLARRR !'

Ledakan yang kuat tercipta di tengah perkotaan. Menghempaskan gedung-gedung tinggi seperti tumpukan kertas yang ditiup angin. Ledakan itu pun mencapai tempat Yujin membuat Yujin harus menutupi matanya. Ledakan itu terjadi begitu cepat. Yujin terkejut sampai mulutnya menganga. Dia mendongakkan kepalanya ke atas, ke arah tempat munculnya bola api tadi. Masih ada di sana, lubang itu masih ada di sana. Lalu tiba-tiba dari sana keluar sebuah sosok yang melesat terbang dan mendarat di gedung yang berada di depan Yujin. Sosok itu memandang ke arah kobaran api di tengah kota. Yujin bersembunyi di balik dinding dan mengamati sosok itu.

Dari balik dinding itu Yujin bisa tahu kalau sosok itu adalah seorang wanita. Rambutnya panjang dan dia memakai syal berwarna hitam dan merah yang melilit lehernya. Syal itu memanjang ke belakang mencapai betisnya. Tapi Yujin tak bisa melihat wajah wanita itu. Dia terus memandang ke arah kobaran api yang makin mengkhawatirkan. Yujin bingung harus berbuat apa.

~~~

Kembali ke tempat Lee dan ketiga gadis itu, mereka masih memejamkan mata dalam posisi semula. Tetapi tujuan Lee yang ingin mencari keberadaan sang Center harus teralihkan oleh kabar yang di sampaikan oleh para Atasan.

"The Order menyerang semesta Quilan." Ucap suara Atasan kepada Lee. Lee langsung membuka matanya.

"Apa yang terjadi ? Harusnya mereka belum boleh melakukannya." Gumam Lee. Dia memandag ketiga gadis itu. Sakura membuka matanya pertama kali. Kemudian disusul Yuri dan Yena. Tatapan mata mereka terlihat berbeda dari sebelumnya.

"Kalian..."

"Aku baru saja bicara dengan Guivil. Lagi." Kata Yena. Dia memandangi tangan dan tubuhnya, merasakan sesuatu yang berbeda pada tubuhnya. "Rasanya... berbeda."

"Aku juga." Sahut Yuri dan Sakura bersamaan.

"Baiklah." Lee berdiri. "Kita harus segera pergi sekarang."

"Kemana ? Ada apa ?" Tanya Yuri.

"The Order sudah bergerak." Jawab Lee.

"Apa ? Pihak yang ingin memanen alam semesta itu ?" Tanya Yena. Lee mengangguk.

"Bukankah kita harus menunggu permainan itu dimulai dulu ?" Tanya Sakura.

"Sepertinya mereka menyalahi aturan." Kata Lee. "Mereka ada di semesta Quilan. Ayo, jangan sampai mereka menemukan pemegang kuncinya."

"Baiklah."

Ketiga gadis itu pun berdiri. Lalu segera mengikuti Lee yang berlari ke arah temlat mereka muncul tadi.

"Apakah anda tidak bisa membuka portal di sini saja ?" Tanya Yuri.

"Tidak di sini. Kastel ini tertutup dari semesta lainnya. Kekuatanku hampir tidak berlaku di sini." Kata Lee. Yuri pun mengangguk.

Mereka lanjut berlari dan memasuki medan gelap itu. Selanjutnya mereka menaiki tangga dan membuka pintu. Sampai di ruangan portal mereka segera berdiri di depan portal.

"Kalian siap ? Mungkin kalian harus mulai berkelahi." Ucap Lee.

"Yak, kami siap. Kami sudah dapat kekuatan baru." Jawab Yena sambil memposisikan kedua tinjunya di depan wajahnya. Yuri dan Sakura pun mengangguk siap. Lee tersenyum melihat ketiga gadis itu.

"Oke. Ayo."

Portal mengeluarkan suara mendesis dan keempat orang itu masuk.

~~~

To Be Continued...

~~~

Btw, gua belum tahu siapa cast yg jadi villainnya. Dari karakter PRODUCE48 atau OC ya. Haha. 😌

12 Anomali. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang