@Chapter 10.

953 137 3
                                    

Yujin kebingungan di tempatnya bersembunyi saat ini. Untung saja rumahnya terletak agak jauh dari pusat kota. Jadi ledakan itu tidak sampai membahayakan keluarganya. Setidaknya untuk saat ini. Ketika Yujin melihat sosok wanita di depan sana Yujin langsung memiliki firasat yang amat buruk. Selama wanita itu di sini sepertinya bencana yang terjadi ini belum akan selesai sampai di situ saja.

Raungan sirine mobil ambulans, pemadam kebakaran dan polisi mulai terdengar di kejauhan sana. Kobaran api sepertinya makin menjalar kemana-mana. Yujin bingung apa yang harus dilakukannya sekarang. Dia menyadari dirinya punya kekuatan, tapi untuk saat ini dia cuma tahu dirinya bisa terbang. Sedangkan wanita di depan sana itu bisa mendatangkan meteor. Yujin merasa dia belum bisa bersikap sok pahlawan sekarang ini, atau dia bisa-bisa mati.

Yujin pun berjalan mengendap-endap. Dia berniat pergi menjauh dulu. Yujin tidak merasa takut, dia hanya tidak bodoh buat mencoba menyelamatkan kotanya. Yujin menghentakkan kakinya di lantai semen sehingga debu-debu menyebar. Lalu dia pun melayang menjauh. Tetapi ternyata keinginannya untuk kabur ketahuan.

Yujin sudah melayang saat itu, tubuhnya melesat ingin menuju rumah. Namun wanita bersyal hitam itu mengehentikan niatnya dengan cara melemparkan Yujin ke gedung di bawahnya. Yujin menabrak atap gedung yang terbuat dari semen itu. Punggungnya mendarat lebih dulu.

"Argh !" Yujin mengerang. Baru kali ini ia dihempaskan seperti itu. Wanita bersyal hitam itu menggunakan syalnya untuk me utupi wajahnya. Dia mendarat perlahan di depan Yujin.

"Kamu pemegang kuncinya, ya ?" Tanya wanita itu.

"B-bukan." Jawab Yujin.

"Lalu bagaimana kamu bisa terbang ? Dan aku bahkan belum menyebutkan kunci apa itu." 

Yujin berpikir mencari alasan. Ia tidak menemukannya.

"Sudah kuduga." Wanita mendekati Yujin. Dia kemudian memunculkan sebuah tombak ramping dari ketiadaan di tangan kanannya.

"Mau apa kamu ?!" Yujin bergerak mundur. Lalu ia terhenti oleh tembok di belakangnya.

"Aku akan menghabisimu sekarang." Wanita itu mulai mengangkat tombaknya. Dia menghujamkan tombaknya pada Yujin. Namun sebelum serangan itu berhasil mengenainya, sebuah sambaran petir berwarna kuning datang. Wanita itu mundur menjauh. Dia mendongak ke atas dan dilihatnya ada empat orang yang kemudian mendarat di depan Yujin.

"Kamu terluka ?" Tanya seorang gadis berambut sebahu yang tidak Yujin kenal. Gadis itu cantik dan tatapannya terlihat khawatir.

"Tidak apa-apa." Jawab Yujin. "Siapa kalian ?"

Gadis itu tersenyum. "Kami datang membantu."

"Apa yang kau lakukan ?! Apa peraturan multi-semesta itu baru saja kau langgar ?!" Lee menuding wanita bersyal hitam itu dengan katananya yang menyala kebiruan.

"Persetan dengan aturannya. Kami harus memenangkan siklus ini." Jawab wanita itu.

"Jadi kau memang benar-benar berniat melanggarnya lebih jauh. Sudah kuduga, kaum kalian memang berisi para sampah." Kata Lee.

Wanita itu memutar tombak rampingnya. "Diam kau ! Dasar budak. Kau hanya bisa menuruti kemauan mereka. Apa kau tidak lelah diperintah terus menerus ?"

"Aku hanya menjalankan kewajiban." Lee mengacungkan katananya. "Kurasa aku masih lebih baik daripada sampah multi-semesta seperti kalian."

"Kau jahat sekali ! Tega sekali kau mau membunuh anak ini." Yena menunjuk Yujin yang masih terduduk bersama Sakura. "Lalu lihat itu ! Kau membuat kota jadi seperti itu !"

"Diam bocah ! Tahu apa kau ? Kalian semua juga cuma alat untuk memuaskan kesenangan mereka."

"Kami berjuang menyelamatkan semesta kami dari orang macam kalian !" Balas Yena. Aura kekuningan itu mulai menguar dari tubuhnya.

12 Anomali. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang