@Chapter 17.

855 123 8
                                    

Semesta Rhitea.

Chaeyeon berlari dalam keputusasaannya. Napasnya memburu seiring langkah kakinya yang bergema di dalam gang kotor itu. Chaeyeon menginjak genangan air kotor yang terciprat ke rok seragamnya. Lalu ia terus berlari sambil melihat kebelakang. Chaeyeon memastikan si pengejarnya belum berada di belakangnya dan siap menyerangnya seperti tadi. Luka di lengan akibat goresan sesuatu yang tidak nampak itu masih menyisakan sakit setiap kali Chaeyeon menggerakkannya. Ia terus berlari dan gang semakin gelap. Akhirnya ia melihat cahaya di depan yang berarti pintu keluar gang ini telah muncul. Chaeyeon segera berlari, ia akan segera meminta pertolongan begitu keluar dari sini. Ia melihat lagi ke belakang, si pengejar belum juga terlihat. Chaeyeon merasa lega. Ia kembali lagi menatap ke depan di mana jalan raya sudah terlihat . Sedikit lagi Chaeyeon sampai.

Tetapi tiba-tiba si pengejar telah mendarat tepat di depannya. Chaeyeon tersentak dan jatuh ke belakang. Si pengejarnya adalah seorang gadis berambut panjang yang mengenakan jaket hitam yang membalut kaos putihnya.

Ia tersenyum menatap Chaeyeon yang terlihat tidak berdaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia tersenyum menatap Chaeyeon yang terlihat tidak berdaya. Dia berjalan maju dengan pelan. Chaeyeon tidak mampu berdiri karena ketakutan. Ia telah melihat gadis di depannya itu memisahkan kepala seorang pria dari tubuhnya tepat di depan matanya tanpa menggerakkan tangan. Hal itu cukup membuat tubuh Chaeyeon kaku saat ini.

"Kamu tidak bisa lari." Kata gadis itu.

Dalam ketakutannya yang teramat sangat Chaeyeon merasa kesulitan bahkan untuk menelan ludah. Ia ingat pernah menghentikan waktu untuk menyelamatkan Myunghee saat itu. Namun kali ini Chaeyeon tidak mampu melakukannya. Dia bahkan berpikir kalau saat itu adalah kebetulan belaka.

Ketika gadis di depannya sudah merentangkan tangan Chaeyeon menyerah pada takdir. Dia menutup mata dan membiarkan tubuhnya bergetar merasakan ketakutan. Lalu kemudian ia mendengar suara listrik yang merambat, disusul getaran di tanah, kemudian Chaeyeon merasakan panas di kulitnya. Setelah itu di dengarnya suara kaki menapak di depannya. Chaeyeon membuka mata dan mendapati seorang perempuan sudah berdiri di depannya, membelakanginya menatap gadis yang baru saja ingin membunuhnya.

"Kamu !" Seru gadis berjaket hitam itu. Matanya tajam sembari telunjuknya teracung. "Jangan menganggu !"

"Maaf saja, tapi perilaku curang kalian sudah keterlaluan. Kalian menyerang kami sebelum kekuatan kami bangkit sepenuhnya. Apa-apaan itu ?" Kata Sakura, lalu ia menoleh kepada Chaeyeon.

"Kamu tidak apa-apa ?" Tanya Sakura.

"I-Iya."

"Tahu apa kamu dasar budak Celestial ! Kalian cuma dimanfaatkan !"

"Apa maksudmu ?" Sakura merasa heran. Namun kesemlatan itu di gunakan lawannya untuk menyerang. Gadis itu mengeluarkan aura warna merah dan hitam yang jadi satu. Angin bertiup kencang menghembuskan sampah-samlah di sekitar mereka. Chaeyeon menutupi wajahnya dengan tangan. Sementara Sakura yang tadi siap menghadapinya kini menjadi ragu. Tekanan yang dirasakannya ketika gadis di depannya sudah mengeluarkan aura merah-hitamnya begitu besar sampai Sakura merasa bahwa ia mungkin tidak akan menang. Sakura melirik ke arah Chaeyeon, dia berpikir untuk membawanya lari saja daripada berhadapan dengan musuh seperti itu.

"Berdiri." Sakura meraih lengan Chaeyeon dan membantunya berdiri. "Kamu sudah bisa menggunakan kekuatanmu ?"

"A-apa ? Aku... aku..."

"Ah, sudahlah." Sakura menatap gadis di depannya yang kelihatan sudah siap menyerang. Matanya yang tajam itu memandang mereka seperti mangsa. Sakura pun bersiap melakukan pertahanan. Meskipun ia sendiri tidak yakin.

Sakura berkonsentrasi dan menyelimuti tubuhnya serta Chaeyeon dengan aura warna pink pastelnya. Chaeyeon sedikit terkejut dengan itu namun lagi-lagi ia belum mampu berkata-kata.

Si gadis berjaket hitam pun mengepalkan tangannya kemudian sebuah tombak muncul dari ketiadaan di dalam genggamannya. Udara menjadi lebih panas daripada sebelumnya. Dia bersiap melemparkan tombak itu kepada Sakura dan Chaeyeon dengan kekuatan penuh. Tetapi tiba-tiba dari sisi dinding gang yang kotor itu sulur-sulur muncul. Kemudian sulur itu membentuk beberapa pohon sakura dengan bunga yang mekar seperti saat musim semi. Gadis itu tertegun memandangi pohon-pohon sakura yang tiba-tiba memenuhi gang tersebut. Tetapi fokusnya kembali ke pada Sakura dan Chaeyeon. Ia bersiap melemparkan tombaknya lagi. Namun secara tiba-tiba bunga-bunga sakura yang ada di dahan pohon itu gugur secara bersamaan. Guguran bunga berwarna merah muda tersebut memenuhi gang dan menutupi keberadaan Sakura dan Chaeyeon. Si gadis berjaket hitam mengibaskan tombaknya untuk menghalau guguran bunga sakura kemudian bergerak menuju tempat Sakura dan Chaeyeon. Tetapi mereka sudah tidak ada di situ. Sakura dan Chaeyeon hilang di telan bunga Sakura.

"AAAARGHH !!!" Si gadis berjaket hitam berteriak marah karena mangsanya berhasil meloloskan diri. Bersamaan dengan teriakannya yang selesai pohon-pohon sakura dan bunganya yang berguguran pun menghilang. Gang kumuh itu kembali seperti semula.

~~~

Portal putih berpusat merah muda muncul di rooftop sebuah gedung. Chaeyeon keluar dari portal itu bersama dengan Sakura. Chaeyeon masih kebingungan dengan apa yang terjadi sampai saat ini. Lalu portal pun menghilang. Sakura menjatuhkan diri di lantai semen. Chaeyeon menatapnya.

"Terimakasih sudah menyelamatkan aku." Ucap Chaeyeon.

"Iya. Sama-sama." Jawab Sakura sambil tersenyum.

"Kenapa dia tadi kelihatan kebingungan begitu ?" Tanya Chaeyeon.

"Ilusi." Jawab Sakura. "Aku tadi menggunakan ilusi padanya. Ternyata berhasil. Padahal baru pertama kali aku menggunakannya."

"Kamu... luar biasa." Kata Chaeyeon. Sakura memandangnya.

"Kamu juga bisa melakukannya. Hanya saja kekuatan kamu belum bangkit. Ah !" Sakura seperti tersadar akan sesuatu. Dia segera berdiri dan membuka kembali portalnya.

"Kenapa ?" Tanya Chaeyeon.

"Ada satu orang lagi yang harus di jemput. Ayo !" Sakura mengisyaratkan pada Chaeyeon supaya segera mengikutinya.

"Aku harus ikut ?"

"Lebih aman kalau kamu bersamaku." Kata Sakura. "Cepat ! Kita selesaikan segala urusan di sini nanti."

Chaeyeon pun segera mendekat pada Sakura. Sakura menggenggam tangan Chaeyeon lalu menariknya melangkah memasuki portal. Portal pun menghilang setelah mereka masuk.

~~~

Semesta Tromyn.

Minju baru saja keluar dari rumahnya siang ini. Dia berjalan sembari memainkan ponselnya selama perjalanan menuju halte bis untuk berangkat ke kampusnya. Cuaca mendadak menjadi mendung ketika Minju sampai di halte bis. Ia tidak memperhatikan sekitar dan hanya fokus kepada ponselnya. Ada beberapa orang di halte bis itu. Sama-sama menunggu supaya dijemput menuju ke tempat tujuan mereka masing-masing. Lalu dua orang perempuan tiba-tiba menghampiri Minju.

"Hai," Sapa Sakura ketika akhirnya bisa menyusul Minju setelah mengikutinya ke sini. Chaeyeon ada di sebelahnya dan lebih memilih diam karena dia masih sama bingungnya seperti tadi.

"Uhm, hai." Balas Minju. "Kamu kenal aku ?"

Minju merasa bingung ketika melihat mereka. Ditambah seorang gadis yang mengenakan seragam sekolah yang belum pernah dilihatnya.

"Bisa ikut aku sebentar ?" Kata Sakura. Ia menarik Minju menjauh karena di sini terlalu banyak orang. Minju belum sempat melawan ketika dirinya di tarik ke dalam sebuah gang sempit di dekat halte bis. Sakura langsung membuka portal dan lagi-lagi belum sempat Minju bereaksi dia sudah ditarik masuk ke dalam.

Dari kejauhan seorang perempuan menatap hilangnya mereka dari kejauhan.

~~~

To Be Continued...

12 Anomali. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang