@Chapter 36.

620 90 5
                                    

Sakura melewati lorong putih dan merah muda itu. Rasanya lama sekali berada di dalam sana. Sakura ingin segera keluar dan mengambil artefak-artefak itu. Perasaan cemasnya makin betambah mengingat hal terakhir yang dilihatnya sebelum masuk adalah wajah Lee yang meskipun sudah behasil memojokkan ZOZI masih terlihat cemas. 

Sakura pun memahaminya. Perasaan Lee tidak bisa setenang yang seharusnya karena ia tahu, bahwa apa yang dilakukannya belum cukup untuk mengalahkan para ZOZI.

Hingga akhirnya portal pun terbuka. Sakura jatuh di atas lantai. Tepat di depan matanya ia melihat artefak-artefak itu tersusun rapi di atas meja. Sakura berjalan mendekati meja itu kemudian merentangkan tangannya. Auranya yang berwarna merah muda membungkus artefak-artefak itu kemudian membuatnya melayang dan berputar di sekitar tubuhnya. 

Dari tempat itu membuka portal menjadi mudah. Sakura membuka portal satu lagi menuju ke sanctuary dimana artefak yang tersisa masih tersimpan. Sebelum memasuki portal itu Sakura melirik lagi ke arah portal yang dibuka teman-temannya. Portal itu makin mengecil. 

"Tunggu aku, teman-teman." Kata Sakura ketika matanya masih melihat ke arah portal tersebut. 

Sakura melompat ke portal yang menuju sanctuary. Tidak perlu waktu lama untuk berputar-putar dalam lorong putih dan merah muda dan Sakura sudah tiba di ruangan yang biasanya mereka gunakan untuk berkumpul itu. Artefak-artefak itu amsih ada di atas meja tempat mereka diletakkan sebelumnya. 

Sakura merentangkankan tangannya lagi dan aura membungkus artefak-artefak itu. Membuatnya melayang dan bergabung dengan artefak yang lain untuk berputar mengellingi tubuhnya. Lalu Sakura kembali ke dalam portal. 

Sampai di ruangan sebelumnya, mata Sakura melebar menatap portal yang jadi jauh lebih kecil lagi. Kali ini ukuran portal itu hanya cukup untuk ukuran tubuhnya bila ia menyamping. 

Sakura menggelengkan kepalanya. "Ini akan sulit." katanya. Lalu ia membentuk artefak-artefak yang mengelilingi tubuhnya menjadi barisan lurus agar bisa melewati portal itu. 

Sakura bergerak dengan hati-hati. Ia memasukkan artefak-artefak yang sudah berada dalam barisan lurus itu ke dalam portal. Lalu ia masuk sebagai yagn terakhir. 

~~~

Tiga ZOZI itu berdiri saling berdampingan. Lee juga masih bediri tegak memegang perisai dan gadanya. Ada sesuatu yang berbeda dengan dirinya. Aura putih tebal yang mengelilinginya kini menjadi makin tipis. Lee menoleh ke arah tiga gadis yang sedang beusaha menjaga portal tetap terbuka di seberang sana. Kekhawatirannya makin meningkat seiring waktu yang berlalu. Dalam hatinya ia benar-benar beharap agar mereka berhasil membawa kembali artefak-artefak itu. 

Dia tidak menyadari bahaya mendekat sebelum itu benar-benar ada di hadapannya. Satu ZOZI kini sudah berdiri di depan Lee ketika ia sedang melihat ketiga gadis itu. ZOZI itu langsung mencengkeram leher Lee dan mengangkatnya ke atas. 

Lee merasakan lehenya diremas dengan kekuatan yang besar. Menyadari hidupnya terancam Lee mengayunkan gadanya. Tidak seperti tadi, ZOZI yang mencekiknya kini tak bergeming sedikitpun dari tempatnya. Serangan Lee seakan tak pernah menyentuhnya. 

"Pengkhianat." satu kata itu keluar tanpa Lee dapat melihat darimana kata tersebut diucap. Seluruh wajah ZOZI yang ada di depannya hanyalah berupa cahaya. Itu membuatnya lebih mengerikan. 

Lee memukulkan gadanya lagi secara berulang-ulang. Namun tidak ada hal yang berubah dan itu membuatnya jatuh ke dalam lubang ketakutan. 

ZOZI itu mengangkat Lee ke udara lalu menghempasakannya kembali ke tanah yang hitam. Tangannya masih berada di di leher Lee. Setiap saat membuat Lee makin sesak. 

12 Anomali. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang