"Ada apa ini ? Kenapa anda sekalian membiarkan begitu banyak kekacauan terjadi ?" Tanya Lee dalam posisi berlututnya. Ia tidak berani mengangkat pandangan ketika menghadap pada para atasannya ini. Di hadapan Lee saat ini hanya ada sosok-sosok bercahaya. Lee tak sanggup memperkirakan berapa sebenarnya sosok mereka karena cahaya terang yang terlalu menyilaukan itu. Dia datang kesini dengan tujuan menanyakan sikap diam mereka atas tindakan curang itu.
"Kami pasti akan segera mengambil tindakan." Jawab suara dari sosok bercahaya itu. Lee tahu mereka lebih dari satu dan dia tak bisa memperkirakan yang mana yang sedang berbicara sekarang.
"Selama itu kau lanjutkanlah tugasmu."
Lee merasa geram. Dia merasa sesuatu berjalan tidak benar. Mereka pasti tahu segalanya, lalu kenapa mereka tak mengambil tindakan segera ? Tapi Lee tahu menanyakan itu akan terdengar tidak sopan dan meragukan mereka. Jadi Lee diam.
"Apa lagi yang ingin kau tanyakan ?"
"Tidak ada." Lee berdiri dari posisi berlututnya. "Aku permisi."
Lee pergi meninggalkan ruangan terang yang diisi cahaya para Celestial itu. Dalam benaknya masih ada rasa mengganjal yang aneh. Namun sekarang yang lebih penting lagi adalah kedua belas gadis itu. Lee berharap mereka berhasil menemukan Center.
~~~
Jang Wonyoung berputar-putar di dalam lorong berwarna putih dan merah muda itu. Dia tak mampu melawan ketika tubuh perempuan yang baru saja ditemuinya itu kini memeluknya setelah mendorongnya masuk secara paksa di hutan tadi. Wonyoung ketakutan, ia tak bisa mempercayai siapapun saat ini. Ia berpikir kalau dirinya telah di tangkap oleh musuhnya, dan kini tiba gilirannya untuk meraskan hal yang sama seperti kedua orang tuanya.
Beberapa saat kemudian Wonyoung terlempar keluar bersama keempat orang yang baru saja ditemuinya. Kepalanya masih pusing ketika ia jatuh di atas karpet merah itu. Wonyoung terbaring, disebarkannya pandangan pada sekitarnya. Ruangan ini asing. Lalu di belakangnya keempat gadis itu sudah berdiri seakan perjalanan memasuki lorong tadi bukanlah apa-apa bagi mereka. Wonyoung tak mampu mendengar apa yang mereka berempat ucapkan. Dia masih merasa pusing. Wonyoung merangkan menjauh. Saat itulah ada tangan mengangkapnya dan membantunya duduk di atas kursi.
"Kamu baik-baik saja ?" Tanya Sakura setelah mendudukkan Wonyoung di kursi. Melihat mata Wonyoung yang masih belum stabil, Sakura tahu kalau Wonyoung masih terganggu oleh perjalanan portal pertamanya. Mungkin mereka salah karena menemuinya dan bukan Lee. Mereka pastinya tidak tahu bagaimana prosesur yang benar, dan Sakura tadi hanya mendorongnya masuk begitu saja. Dia merasa bersalah.
"Kenapa anak ini tadi menyerang kita ?" Tanya Yena, menatap Wonyoung.
"Mungkin dia takut." Jawab Yuri.
"Apa kita kelihatan menakutkan ?"
Yuri menatap Yena. "Kamu memang terlihat menakutkan."
"Hei !"
Saat itu pintu terbuka dan Lee masuk ke dalam. Pikirannya yang berkabut menjadi sedikit lega ketika melihat seorang gadis duduk di kursi. Wajah baru itu membuatnya tersenyum.
"Selamat datang." Kata Lee sambil berjalan mendekat.
"Si... siapa ?" Tanya Wonyoung. Suaranya masih bergetar dan terdengar lemas. Begitupun pandangan matanya. Lee mendekat dan mengamatinya. Wajah yang berdebu dan pakaian yang lusuh, lalu telapak kaki yang berdarah itu mengejutkannya.
"Hei, apa yang terjadi ?" Tanya Lee.
"Dia sedang di kejar musuh. Untung saja kami berhasil menyelamatkannya." Jawab Sakura.

KAMU SEDANG MEMBACA
12 Anomali.
Teen FictionIni FanFiction IZ*ONE yang bertema sci-fi dan ada sedikit action pastinya. Ada 12 orang gadis yang hidupnya tak sama seperti orang lainnya. Mereka hidup dan membaur, bahkan mereka sendiri tak tahu kalau mereka sebenarnya memang berbeda. Kedua belas...