@Chapter 11.

921 125 5
                                    

"Sanctuary ? Apa itu ?" Tanya Yujin. Kejadian malam ini sudah cukup membuat kepalanya pusing. Lagi-lagi dia harus mendengar istilah-istilah asing.

"Itu adalah tempat kita semua berkumpul. Kamu aman di sana." Jawab Lee.

"Kita ? Apa mungkin ada yang lain selain kalian berempat dan aku ?"

"Sebenarnya kita ada dua belas orang." Kata Sakura. "Tinggal satu yang belum ketemu."

Yujin masih belum mengerti apa yang terjadi pada dirinya sekarang ini dan selanjutnya. Satu-satunya yang ia ketahui adalah ada pihak berbahaya yang mengincarnya. Bersama dengan orang-orang yang menolongnya ini Yujin pikir adalah pilihannya yang terbaik.

"Tapi sekarang bagaimana ? Kotaku..." Yujin menatap sedih kepada keadaan kotanya. Sirine masih saja meraung-raung. Api juga masih banyak yang belum bisa dipadamkan.

"Kamu bisa memperbaiki itu." Ucap Yuri. "Ya, kan Tuan Lee ?"

"Tentu saja." Lee mengangguk. "Tetapi dalam keadaannya sekarang dan melihat besarnya bencana yang terjadi di sini, kekuatan Yujin masih belum cukup."

"Apa memang tidak bisa melakukannya ?" Tanya Sakura yang juga mengkhawatirkan keadaan kota Yujin. Ia melihat lagi ke arah tempat bencana besar di kota itu. Pasti banyak korban, pikir Sakura.

"Kalian bisa membantunya." Kata Lee. "Tenaga kalian bisa di pinjamkan kepada Yujin. Tapi yang bisa melakukan manipulasi ruang-waktu di semesta ini hanyalah pemegang kunci semesta ini."

"A-apa ? Aku bisa memanipulasi ruang-waktu ?" Yujin terbelalak.

"Bisa."

"Baiklah, kami akan meminjamkan tenaga." Ucap Sakura. Dia menatap Yena dan Yuri. Mereka berdua mengangguk.

Lee menyuruh mereka bertiga berdiri. Yujin masih agak kesusahan dan harus di bantu Sakura.

"Aku pikir aku cuma bisa terbang." Ucap Yujin.

"Kamu akan terkejut kalau tahu apa yang sebenarnya bisa kita lakukan." Sahut Yena sambil tersenyum.

"Oke. Yujin," Lee mendekati Yujin. "Pikirkan saja apa yang ingin kamu lakukan."

"Aku ingin mengembalikan keadaan kota ini seperti semula. Seperti sebelum bola api itu jatuh ke sini." Kata Yujin.

"Baiklah. Konsentrasi saja." Lee melihat Yena, Yuri, dan Sakura. "Kalian berdua juga konsentrasi. Berpikirlah kalau kalian sedang mengirimkan tenaga untuk membantu Yujin memanipulasi ruang-waktunya."

"Baik." Jawab Yena.

Yujin memulainya. Ia bayangkan kondisi kotanya yang indah di malam hari. Pemdandangan yang ia lihat ketika terbang mengelilinginga belum lama tadi.

"Kamu bisa menutup mata supaya lebih gampang." Ucap Lee. Yujin hanya mengangguk karena sibuk berkonsentrasi. Dia kemudian memejamkan matanya. Aura biru menyelimutinya tak lama kemudian.

"Memang lebih cepat dari yang seharusnya, ya." Gumam Lee.

Ketiga gadis itu pun melakukan hal yang sama. Setelah memejamkan mata aura dengan warna masing-masing menyelimuti mereka. Ketiga warna dari Sakura, Yena, dan Yuri pun bersatu dengan warna biru milik Yujin. Kemudian dari tubuh Yujin gelombang warna biru melesat dari tubuhnya. Gelombang itu meluas ke seluruh tempat dengan Yujin sebagai pusatnya. Waktu pun terhenti, sirine berhenti meraung dan kobaran api yang menari-nari juga berhenti. Setelah itu yang terjadi adalah segala sesuatu berjalan mundur. Ruang dan waktu berjalan mundur sesuai keinginan Yujin. Keadaan kota yang kacau balau itu pun bergerak mundur. Dan kemudian semuanya kembali seperti keadaan sebelum bola api besar itu datang menghujamnya. Yujin membuka mata, ia terkejut sekaligus merasa lega.

12 Anomali. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang