@Chapter 16

836 123 5
                                    

Yuri berjalan maju. Gadis di depannya yang kini menjadi musuhnya pun tidak terlihat gentar. Warna aura mereka sama hanya saja milik musuhnya aura oranye itu bercampur dengan warna hitam. Yuri merentangkan tangannya dan gelombang petir keluar menerjang ke depan. Gadis berjaket hitam itu berguling dengan cepat sampai dapat menandingi kecepatan sambaran petir Yuri. Kemudian ia mengambil kuda-kuda, sedetik kemudian ia melesat dan sampai di samping Yuri. Ayunan pisau itu begitu cepat tapi Yuri berhasil menghindar ke belakang. Meski begitu bilah pisau berhasil menyentuh pipinya, meninggalkan goresan melintang.

Yuri melompat ke belakang. Dia mengusap pipinya yang berdarah. Lalu menatap lawannya. Ia merasakan sesuatu yang berbeda darinya. Perasaan tertekan yang dirasakan Yuri berbeda dengan yang pernah ia rasakan sebelumnya.

"Mungkin kita bisa berkenalan dulu." Ucap gadis yang menjadi musuh Yuri. Nada bicaranya yang terlalu santai membuat Yuri makin tidak nyaman.

"Aku tidak butuh tahu nama kamu." Jawab Yuri. Ia menyiapkan serangan selanjutnya dengan mengepalkan tangan di belakang punggungnya.

"Namaku Chaeryoung." Gadis itu menunjuk dirinya sendiri dengan ujung pisau yang dipegangnya, lalu mengarahkannya ke Yuri sambil bertanya. "Kamu ?"

Yuri mengernyit. Kelakuan musuhnya benar-benar tenang, itu membuat Yuri berpikir kalau musuhnya itu yakin bisa mengalahkannya karena dia jauh lebih kuat. Ia mengurungkan niat untuk menyerang dan melirik Chaewon yang sedang berdiri mematung di samping mobilnya yang rusak.

"Hei, kamu tidak mau jawab ?" Chaeryoung berjalan mendekat dengan wajah cemberut. Meski begitu ia memutar-mutar pisau di tangannya. Yuri menjadi sedikit lebih cemas. 

"Namaku Yuri !" Jawab Yuri. "Kamu anak buah The Order ?"

"Aku bukan anak buah siapapun !" Chaeryoung melesat ke arah Yuri dengan pisau terhunus. Yuri sudah bersiap akan hal itu. Ia mengendalikan tanah di jalanan dan menaikkannya sehingga membentuk dinding tanah setinggi lima meter. Dinding tanah itu menghentikan gerakan Chaeryoung.

"Sial !" Chaeryoung menarik pisaunya yang tertancap di dinding tanah tersebut. Ia menggerakkan tangannya lalu petir berwarna oranye kegelapan menyambar dinding tanah di depannya. Dinding itu hancur lebur. Chaeryoung begerak maju menembus debu yang tersisa. Tapi yang di dapatinya hanyalah rongsokan mobil itu. Yuri telah menghilang bersama Chaewon.

Chaeryoung memberengut. Sebuah portal muncul di belakanya dan ia memasukinya tanpa berkata apa-apa.

~~~

"Dua semesta ?" Sakura mengernyit terkejut. "Kenapa ? Yang lain cuma kebagian satu."

Kini mereka kembali duduk di ruangan portal. Jerat Sakura dan Wonyoung sudah lepas dari tubuh mereka. Namun mereka masih bersitegang. Lee duduk di kursi ujung dan baru saja mengumumkan tugas yang akan di lakukan Sakura. Seperti dugaannya, Sakura tidak akan langsung setuju.

"Cuma kamu yang tersisa. Dan kupikir kamu cukup kuat buat melakukannya." Jelas Lee.

"Bukannya kekuatan kita sama rata ?" Tanya Sakura.

"Sebenarnya tidak." Lee melirik ke arah Wonyoung yang mukanya ditekuk,Wonyoung balik menatapnya. Lee kembali melihat pada Sakura.

"Jadi lebih cepat kamu berangkat lebih baik."

Tiba-tiba portal pun mendesis keras. Ketiga orang itu menoleh bersamaan ke arah portal. Kemudian dari dalam sana Yena meluncur keluar bersamaan dengan seseorang yang dibawanya. Mereka  langsung mendarat di sebelah ketiga orang itu. Hitomi berdiri terpaku dengan wajah shock yang lucu. Sedangkan Yena langsung melepaskan tangannya dari Hitomi dan jatuh terduduk.

12 Anomali. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang