[ Haikal POV ]
" Itu aku... "
Aku dan Cahya menoleh ke sumber suara. Aku tersentak kaget tak percaya bahwa selama ini yang selalu memberiku bunga, coklat dan sebagainya adalah Brian. Maksudnya apa???. Pikirku.
Selama ini dia tidak pernah memperlihatkan ketertarikannya pada laki-laki bahkan dia mempunyai pacar perempuan. Lalu kenapa dia melakukan hal seperti itu. Tak ada bau-bau gay yang aku cium dari auranya. Bahkan dia selalu bersikap biasa saja saat di dekatku.
Apa mungkin dia menyukaiku? Ahhh jujur saja ini membuatku gila....
" Itu semua aku yang kirim, bahkan coklat pertama itu... " Ucapnya santai sebari berjalan mendekat kearahku. Aku benar-benar tak habis pikir dengannya.
" Gimana bisa??? Kan kamu ada di lapangan dan saya selalu mengawasimu. " Ucapku masih tak percaya.
" Jadi waktu itu.... " Brian mulai
Saat itu Juan teman sefakultasnya sedang melewati koridor yang dekat dengan lapangan.
" Juan " Teriak Brian. Juan pun menoleh.
" Ada apa? " tanyanya langsung. " Tolong simpen nih coklat di tas itu ya. " Perintah Brian sebari menujuk ke arah tas yang ada di atas kursi dan menyodorkan coklat. Juan hanya mengangkat sebelah alisnya bingung.
" Kenapa harus gue? " Tanyanya sebari menunjuk dirinya. " Gue kebelet jadi nyuruh lu. Ya tolong simpen di tas itu. Tapi nanti pas lagi pada main " Jelas Brian sebari meraih tangan Juan dan menggenggamkan coklat di tangannya. Setelah itu langsung berlari.
" Maka dari itu waktu itu sampe telat. " Ucapnya. Aku masih terdiam dan enggan untuk berbicara.
" Jadi selama ini gue salah.... " Batinku.
" Sebelumnya terima kasih tapi saya tidak mengharapkan ini semua. " Ucapku sebari mengembalikan pemberiannya kali ini. Mau bagaimana pun aku tidak bisa menerimanya.
" Oh tidak coach, itu udah jadi milik coach. " Tolaknya langsung. Aku mengerutkan dahiku.
" Saya harap coach pakai parfum itu. Ahhh jangan nganggap apa-apa. Anggap aja itu sebagai tanda terima kasih karma coach sudah membuat kami menjadi juara. " Aku mengalah dan dengan berat hati harus menerima pemberiannya. Ya mungkin benar apa kata dia anggap aja sebagai tanda terima kasih.
Aku merogok sakuku dan mengeluarkan beberapa lembar uang dalam dompetku.
" Buat bayar makanannya. Saya harus pergi... " Ucapku sebari menyodorkan uang. Brian menatap kearah uang dan kembali menatap wajahku. Dia tersenyum.
" Biar aku yang bayar coach... "
" Tidak, saya yang bayar. " Aku memaksa Brian agar memegang uangnya dan setelah selesai aku menarik Cahya kemobil dan memutuskan untuk pulang. Percuma saja jika aku masih berada disana hanya ada kecanggungan yang ada.
[ Cahya POV ]
Kenapa bisa ya Haikal mikir kalo aku yang sering mengirimnya barang. Selama ini aku tak pernah ada niatan untuk itu. Namun saat aku hendak menjawabnya tiba-tiba muncul suara seseorang yang familiar di telingaku.
Saat aku menoleh betapa terkejutnya aku. Ternyata pria keren maco dan straight menurutku yang melakukannya. Ya siapa lagi kalo bukan Brian. Apa mungkin dia tertarik pada Haikal?
Ini masih tidak masuk di akal. Dia mempunyai pacar cantik dan bodynya sangat sexy. Setahuku dia bukan gay kenapa dia bisa tertarik pada Haikal. Oke, aku akui kalo Haikal itu emang ganteng keren dan maskulin. Tapi kenapa Brian harus tertarik pada orang yang sejenis dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SWEETY BOY ( COMPLETE )
Teen FictionCerita ini bertema boy×boy jd yang homophobic sebaiknya menjauh dari cerita ini... Dan ini adalah cerita pertama yang saya buat jadi saya mohon dukungannya... Jangan lupa vote dan comment!!!