[ Cahya POV ]Kelasku selesai lebih dulu. Aku menghampiri sahabat-sahabatku di perpustakaan. Aku melihat mereka sangat sibuk dengan buku tebal di hadapan mereka. Aku memutuskan untuk tidak mengganggu mereka. Aku pun pergi menjauh sebelum mereka melihatku. Hal yang pertama yang akan mereka lakukan adalah menyeretku untuk bergabung. Dan melupakan tugas mereka hanya untuk bergosip.
Saat di koridor aku bertemu dengan Brian. Ingin rasanya berbalik arah tapi itu tidak mungkin. Kalo di pikir-pikir kenapa aku harus menghindarinya. Saat kita berpapasan dia hanya menyeringai sedikit. Aku mendelik dan mengacuhkannya. Dan pergi ke taman belakang kampus.
Entah kenapa aku hanya ingin berdiam diri disini. Menikmati kebab yang sebelumnya aku beli sebari berduduk santai di bawah pohon. Sudah 20 menit aku berdiam disini. Sampai akhirnya aku baru menyadari bahwa aku telah ada janji. Ya, janji makan siang bareng Haikal. Aku cepat-cepat berlari ke menuju resto sebrang kampus.
Dengan hati-hati aku menyebrang dan lanjut berlari. Aku harap dia tidak menungguku terlalu lama. Benar saja dia telah duduk di salah satu meja yang menurutku mengasingkan. Dia melipat tangannya di dada dan wajahnya sangat kesal. Dia melihatku dengan tatapan menuduk. Aku menghela napas dan menghampirinya.
" Lama ya? " Ucapnya dengan nada menyindir. Aku duduk di depannya. Makanan dan minuman telah tersaji di atas meja. Aku memandang Haikal.
" Kenapa? Bukannya ini ganjaran yang setimpal buat orang yang mengacuhkanku malam kemarin?! Bahkan ini belum cukup untuk menebusnya. " Ucapku jengkel dan memutar bola mata bosan. Haikal mengedus kesal.
" Oke, gue minta maaf. " Sesalnya sebari menusuk steak dagingnya.
" Lupakan. " Aku mengangkat bahu dan mulai memakan makananku yang telah dia pesan. Tidak banyak di bicarakan. Kami hanya sibuk dengan makanan masing-masing.
" Waktu malam itu lu mau ngomongin apa? " Tanya Haikal setelah lama terdiam. Aku tersedak Haikal langsung menyodorkan minum. Aku menerimanya dan mimun dengan perlahan.
" Eungh... udah lupain aja. " Ucapku menatapnya dan berpaling pada makananku.
" Gak bisa gitu dong. Lu harus ngomong anggap aja ini gantinya untuk kemarin malam. Jadi mau ngomong apa?. " Ucapnya serius. Aku menghentikan kegiatan makanku. Aku menatapnya lekat.
Jujur atau tidak?
Aku masih menatapnya. Haikal menunggu. Terus begitu sampai aku merasa yakin untuk mengungkapkannya.
" Hmm... gue... " Ucapku ragu. Aku meremas kedua tanganku. Haikal masih menunggu.
" Gue.... "
Drrttt...drrtt...drrtt....
Aku mengulum kataku. Haikal mengangkat telponnya.
" Ya profesor? "
Aku hanya diam dengan tatapan menunduk. Aku bernapas lega karna tidak mrmbicarakan hal ini. Aku madih ragu dan tidak yakin untuk berkata jujur.
" Baiklah, saya akan kembali. " Haikal menuntup telponnya.
" Tu.. gue harus balik ke kampus. Lu mau bareng?. " Aku mendongak. Haikal beranjak dari duduknya.
" Hah? Ya gue ikut. " Aku segera menyusul Haikal.
[ Haikal POV ]
" Ya ampun. Si Kutu mau ngomong apaan sih kok lama amat? " Batinku.
Aku terus menunggunya untuk berkata sesuatu. Sampai akhirnya suara dering telponku berbunyi dan memotong perkataannya. Aku segera mengangkatnya karna ini dari Profesor. Dia menyuruhku untuk datang ke ruangannya. Karna ada yang ingin dia bicarakan. Setelah selesai aku langsung menutup telponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SWEETY BOY ( COMPLETE )
Teen FictionCerita ini bertema boy×boy jd yang homophobic sebaiknya menjauh dari cerita ini... Dan ini adalah cerita pertama yang saya buat jadi saya mohon dukungannya... Jangan lupa vote dan comment!!!