[ Author POV ]
Hidup Cahya menjadi berubah drastis. Dia harus menyembunyikan kehamilannya. Dan juga menutup diri untuk tidak banyak bicara dengan siapa pun. Setelah pulang dari kampus dia langsung pulang ke rumah dan mengabaikan ajak-ajakan dari teman-temannya. Pola makannya pun di atur secara ketat oleh Renata.
Ini memang terasa aneh baginya karna saat ini ada dua bayi kembar di perutnya. Tetapi lambat laun dia mulai terbiasa dengan hal ini. 2 juniornya sama sekali tidak rewel seakan mereka mengerti dengan keadaan Cahya.
Saking sibuknya dia mengurus dua juniornya. Cahya melupakan sesuatu. Ya, dia melupakan ayah dari anaknya itu. Kini Haikal jarang sekali terlihat di kampus. Seperti hilang dari bumi ini. Cahya sempat ingin mencarinya namun dia urungkan niatnya kembali. Karna Cahya pikir Haikal akan memandangnya sebagai orang aneh yang mengaku bahwa dirinya sedang mengandung anaknya.
Hari ini kandungannya menginjak ke 3 bulan. Dan dengan rutin Cahya mengecek kandungannya.
" Mau mama antar ke dokternya nak? " Tanya Renata dengan perhatian.
" Gak usah Cahya bisa sendiri. " Tolaknya dengan senyumana.
" Yaudah hati-hati ya " Ucap Renata sebari mengelus rambut Cahya dengan sayang.
" Cahya pamit dulu... " Ucapnya sebari berlenggang pergi. Renata hanya tersenyum menatap punggung Cahya yang semakin menghilang.
Cahya pergi ke rumah sakit langganannya. Dokter Riana terus memantau perkembangan bayinya. Cahya merasa nyaman jika dia berkonsultasi kepadanya. Hanya Dokter Riana lah yang bisa mengerti keadaan Cahya dan tak beranggapan aneh tentangnya.
" Wah kau ini laki-laki tapi pandai juga menjaga kandunganmu. Bayimu baik-baik saja. Mereka sangat sehat." Ucap Dokter Riana dengan senang. Cahya hanya tersenyum.
" Ah iya, jangan sampai kau stres Cahya. Karna itu bisa mempengaruhi perkembangan bayi-bayimu. "
" Siap Dok... " Ucap Cahya sebari mengelus perutnya.
Setelah Cahya selesai check kandungan dia segera pergi. Namun, saat dia keluar banyak perawat yang berlarian. Samar-samar Cahya mendengar sesuatu.
" Pasien itu butuh pendonor darah. Namun, golongan darahnya langka. "
" Coba cari tahu disini dan di rumah sakit lain. Semoga saja ada golongan darah yang sama dengan pasien. "
Dengan refleks Cahya langsung menghentikan dua perawat itu.
" Tunggu! " Panggil Cahya. Perawat itu berhenti dan menoleh ke belakang. " Apa golongan darahnya? "
" AB negatif "
" Golongan darahku sama dengannya... " Ucap Cahya. Kedua perawat itu segera tersenyum dan menghampiri Cahya.
" Kalau begitu apa anda bersedia mendonorkan darah anda? " Tanya salah satu perawat.
Tanpa banyak berpikir Cahya langsung mengiyakan. Dia tidak tahu bahwa saat sedang hamil tidak boleh mendonorkan darah. Itu akan membahayakan sang janin. Namun, saat ini dia ingin membantu pasien yang sedang kritis.
" Mari ikut kami... " Ucap perawat itu.
Cahya pun langsung mengikuti 2 perawat itu. Dia menjalani beberapa proses.
" Aneh... " Ucap dokter heran.
" Kenapa? " Tanya perawat.
" Maaf apa anda sedang mengandung? " Tanya dokter itu. Dengan gugup Cahya mengangguk.
" Ini mustahil " Ucap dokter itu sebari mengusap wajahnya kasar.
" Saya memang sedang hamil. Ini memang tak lazim. Tapi lupakan lah hal itu. Hal yang terpenting saat ini adalah pasien itu. Cepat ambil darah saya. " Ucap Cahya tegas. Dokter beserta perawat pun terpaku mendengar perkataan Cahya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SWEETY BOY ( COMPLETE )
Teen FictionCerita ini bertema boy×boy jd yang homophobic sebaiknya menjauh dari cerita ini... Dan ini adalah cerita pertama yang saya buat jadi saya mohon dukungannya... Jangan lupa vote dan comment!!!