( Author POV )
1 Bulan kemudian...
Pagi ini adalah jadwal Cahya dan Haikal untuk melakulan Fitting baju. Namun Cahya masih bermalas-malasan di kamarnya. Dia seperti enggan untuk pergi keluar padahal ini untuk persiapan pernikahannya. Jarum Jam sudah menunjukan pukul 09:00 tapi dia masih belum mandi. Sedangkan sebentar lagi Haikal akan menjemputnya.
Tittt...tittt...
Suara klakson mobil Haikal. Mobilnya sudah bertengker di depan rumah Cahya.
" Ahhh... males.... " Rengek Cahya sebari menutupin seluruh tubuhnya dengan selimut.
....
Sedangkan Haikal masih menunggu di depan rumah. Tak lama Renata menghampiri Haikal dan menyuruhnya untuk masuk.
" Ah... Haikal Cahyanya masih belum siap. Dari tadi dia terus mengurung diri di kamarnya... " Keluh Renata.
" Apa saya boleh masuk? " Tanya Haikal.
" Tentu saja, ahhh kenapa kamu harus izin seperti itu. " Jawab Renata sebari tertawa kecil. Haikal hanya tersenyum. Haikal pun pergi ke kamar Cahya.
" Maaf ya telah merepotkan, Cahya emang gitu anaknya... " Teriak Renata.
" Tidak apa-apa " Balas Haikal.
Sebelum Haikal masuk terlebih dahulu dia mengetuk pintu. Namun, tak ada jawaban. Barulah Haikal membukan pintu kamar Cahya. Saat melihat Haikal hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum gemas. Melihat tingkah malas-malasan Cahya.
Perlahan Haikal menaiki kasur dan memeluk Cahya. Cahya mengerjap dia menoleh sedikit ke arah Haikal dan setelah itu bersembunyi lagi di balik selimut.
" Kenapa ummm? " Tanya Haikal sebari menarik selimut.
"...." Hening.
" Hari ini kita fitting baju. Apa kamu lupa? " Ucap Haikal sebari membenamkan wajahnya di ceruk leher Cahya.
"...." Hening.
" Kamu kenapa? " Tanya Haikal dengan sendu. Dia berpikir bahwa Cahya sudah tak menginginkannya. Melihat sikapnya seperti ini itu berarti pikirannya benar. Haikal pun melepaskan pelukannya dan terduduk. Cahya masih menutup mulutnya.
" Jika ingin membatalkannya ini masih belum terlambat... " Ucap Haikal dengan dingin dan beranjak dari kasur. Namun, Cahya langsung menahan tangan Haikal. Dan langsung memeluk Haikal. Haikal sangat bingung dengan sikap Cahya. Dia tidak bisa menebak apa yang Cahya pikirkan.
" Jangan salah paham dulu... " Ucap Cahya sebari memeluk Haikal dengan erat. Haikal pun terduduk kembali.
" Lalu? " Tanya Haikal.
" Akhir-akhir ini aku mengalami perubahan mood dengan cepat. Jadi aku bersikap ini kepadamu... " Haikal masih bingung dengan apa yang Cahya utarakan.
" .... aku bersikap seperti ini bukan ingin membatalkan pernikahan kita. Hanya saja aku sedang ingin bermalas-malasan jadi jangan salah paham dulu. " Nada bicara Cahya terdengar berbeda ini terdengar sangat sendu. Dan terdengar suara isakan.
" Maafkan aku karna telah menyimpulkannya tanpa bertanya dulu padamu. " Balas Haikal sebari mengecup pucuk kepala Cahya. Lalu mengelusnya dengan Sayang.
" Melihat kondisimu seperti ini, apa sebaiknya jadwal fitting baju kita tunda dulu? " Cahya mendongak dan langsung menggelengkan kepalanya.
" Jangan...jangan... kamu sudah jauh-jauh datang kemari. " Tolak Cahya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SWEETY BOY ( COMPLETE )
Teen FictionCerita ini bertema boy×boy jd yang homophobic sebaiknya menjauh dari cerita ini... Dan ini adalah cerita pertama yang saya buat jadi saya mohon dukungannya... Jangan lupa vote dan comment!!!