Chapter 14> Can we be friends???

1.6K 85 0
                                    


[ Author POV ]

Tidur Cahya terganggu saat dia memimpikan kejadian yang tengah dia alami tadi. Dia terduduk dan perasaannya sangat-sangat hancur. Memang Gino tengah dalam efek mabuk tapi itu tidak membuat Cahya bisa memakluminya. Sama saja itu adalah pelecehan sexual. Baru kali ini dia mengalami hal seperti itu dan itu membuatnya sangat hancur.

Isak tangisnya terdengar di tengah kesunyian malam. Cahya takut jika suatu hari nanti Gino akan melakukannya lagi. Dia sangat trauma dan takut jika mamanya mengetahui hal ini dia akan marah.

" Kenapa ini terjadi sama gue. " Gunamnya di sela tangisan.

" Makanya jaga diri baik-baik. Jangan terlalu percaya sama orang." Ucap seseorang dengan dingin. Cahya menoleh dan mendapati Haikal yang tengah berdiri di ambang pintu. Haikal berjalan memasukin kamarnya.

" Kenapa gak tidur??? " Tanyanya dengan pandangan lurus menuju lemari pakaian.

" Ermmm... gue gak bisa tidur " lirih Cahya.

" Apa harus gue bacain dongeng buat lu... " Ucap Haikal dengan datar setelah membuka pintu lemari.

" Itu gak mungkin kan. Lagian lu udah dewasa. " Lanjutnya.

Cahya hanya terbengong dengan mulut terbuka.

" Terus lu sendiri??? "

" Gue gak bisa tidur kali belum ganti. " Jawabnya. Dan berjalan menuju kamar mandi.

" Istirahat!!! " Teriaknya di dalam kamar mandi.

Ternyata dia salah Haikal tak seburuk itu. Penilaiannya selama ini salah, di balik sikapnya yang dingin ternyata Haikal mempunyai sikap kepedulian yang sangat tinggi. Pikirnya begitu.

Cahya memeluk bantal dengan erat. Dia meremas bantal itu sangat kuat saat cuplikan kejadian itu terlintas di pikirannya lagi. Haikal yang baru saja selesai mengganti pakaiannya melihat Cahya yang sedang menangis lagi.

" Kenapa lagi??? " Haikal mendekati Cahya. Cahya menoleh dengan menatap Haikal dengan mata sembabnya. Haikal duduk di samping Cahya dan Cahya bergeser menjauh. Haikal menghela napas dalam. Mungkin dia takut jika Haikal sama seperti Gino.

" Gak usah takut ama gue. " Cahya melirik dan berpaling kearah yang lain.

" Yaudah lu tidur ini udah malem. " Haikal beranjak dari duduknya. Tangan Cahya meraih tangan Haikal. Cahya menatapnya dengan memelas seakan dia tidak ingin di tinggalkan. Haikal memejamkan matanya lalu menghela napas kembali.

" Mau apa lagi??? " Tanyanya.

" Jangan tinggalin gue. " Ucapnya dengan sendu.

" Gue takut... " Timpalnya dan kembali menangis.

" Terus lu mau gue tidur disini??? Emang lu gak takut sama gue. Bisa aja kan gue ngeperkosa lu pas lagi tidur. " Ucapnya dengan ringan. Cahya melepaskan genggamannya dan menatap Haikal penuh curiga.

" Gue bercanda. Oke gue tidur disini. Kalo ada apa-apa lu bangunin gue aja. Gue bakal tidur di sofa. " Ucapnya dengan tersenyum sangat tipis. Cahya hanya diam dan Haikal segera berjalan menuju sofa. Cahya mengamati Haikal yang tengah merebahkan tubuhnya di sofa dan dengan cepat dia tertidur.

Waktu terus berjalan dan ini semakin larut. Namun Cahya masih saja terduduk dan melamunkan sesuatu. Sepertinya dia tidak akan tidur malam ini, mungkin. Seketika perhatiannya teralihkan pada Haikal yang tengah tertidur pulas. Dengan sebelas tangannya yang menjadi bentalan dan sebelahnya lagi berada di atas perutnya.

Dia sangat tampan walau sedang tertidur...

Cahya langsung menghilangkan kalimat itu dari pikirannya. Dia turun dari ranjang dan membawa sebuah bantal dan selimut yang tadi dia pakai. Dia berjalan menghampiri Haikal. Cahya mengangkat kepala Haikal dengan hati-hati karna takut jika dia terbangun. Dan meletakkan bantal di bawah kepalanya. Setelah selesai Cahya menyelimuti tubuh Haikal. Dia menatap sekilas dan berlalu pergi.

MY SWEETY BOY ( COMPLETE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang