Chapter 22> I'm Jealous?

1.5K 76 1
                                    

[ Cahya POV ]

Kenapa bisa aku menerima tawarannya? Apa aku sudah gila telah menerima ajakannya?. Segampang itu kah aku memaafkan orang yang telah menghancurkan mentalku. Aku sudah tak bisa berpikir lagi saat ini.

" Apa harus gue batalin sekarang? Tapi dia udah beli tiket ini." Ucapku sebari menatap tiket bioskop.

" Ah, semoga aja dia gak macam-macam sekarang. " Ucapku pasrah dan beranjak dari tempat tidur. Aku berjalan kearah lemari. Membawa pakaian dan berganti. Setelah itu ada pesan masuk.

Gino : Kakak udah ada di depan.

Aku langsung pergi kebawah dan meminta izin untuk pergi keluar. Aku tidak memberitahu mama karna takut dilarang olehnya. Bisa-bisa aku langsung di kurung olehnya.

Benar saja mobil kak Gino sudah bertengker di depan rumah. Aku menghampirinya. Dia membukakan pintu mobil. Aku segera masuk. Kak Gino langsung melajukan mobilnya menuju pusat mall yang ada di Bandung.

Tidak ada pembicaraan diantara kita. Aku hanya diam dan menatap keluar jendela. Aku sedang tidak bernapsu untuk berbicara dengan orang lain.

Entah kenapa perasaanku akhir-akhir ini sangat aneh. Aku tidak bisa menebaknya. Perasaan ini sangat asing bagiku. Aku berusaha untuk mencari tahu sebenarnya ada apa dengan perasaanku. Tapi aku belum masih bisa menemukannya. Walaupun aku tahu tapi aku masih saja ragu untuk mengakuinya.

Aku sudah berada di depan gedung bioskop. Kak Gino tersenyum kearahku. Aku tak membalasnya. Dia mempersilahkanku berjalan terlebih dahulu. Sedangkan dia mengikutiku dari belakang. Kami duduk dikursi paling agak belakang. Sebenarnya ini kemauan kak Gino. Aku hanya mengiyakan saja kemauannya. Sebenarnya aku risih duduk di bagian ini. Karna di sekelilingku banyak pasangan muda yang berniat untuk melakukan hal mesum.

Semuanya menjadi gelap saat film akan di tayangkan. Aku mengendus kesal saat mendengar suara-suara menyebalkan di belakang kursiku. Aku berusaha tetap fokus pada film. Kak Gino memilihkan film romance. Padahal aku ingin film horor. Tapi tak apalah.

Pandanganku terus tertuju pada film di depanku. Dan tidak memperdulikan suara-suara aneh yang di keluarkan oleh pasangan-pasangan disekelilingku.

" Mau popcorn? " Tanya kak Gino yang membuyarkan konsentrasiku. Aku menggeleng dan memilih minum soft drinkku. Dan kembali fokus.

Namun, perhatianku teralihkan. Kini mataku tertuju pada orang yang duduk di kursi dari 3 di depanku. Rambutnya tak asing bagiku. Bukan tidak asing lagi tapi aku jelas mengenalnya. Itu Haikal. Tapi dia duduk sendiri, jelas karna kursi di sampingnya kosong.

" Ngapain dia sendirian disitu? Kaya jomblo aja. Eh emang dia jomblo. " batinku. Aku tersenyum kecil melihatnya. Tapi senyumku hilang saat seseorang muncul dari balik kursi sampingnya.

" Dino? " Gumamku.

" Siapa? " Tanya kak Gino segera dia melirikku. Aku hanya menggeleng dan fokus memperhatikan film. Eh tidak tapi aku fokus memperhatikan Haikal dan Dino. Dino selalu saja mencari kesempatan untuk menyender di bahu Haikal. Itu membuatku sangat marah dan wajahku terasa panas melihatnya. Aku benar-benar muak. Rasanya ingin segara pergi dari sini.

Apa aku cemburu?

Aku ingin mengelak tapi tidak bisa. Karna aku sangat marah saat Dino bersamanya apa itu bukan yang dinamakan cemburu. Saat ini aku sedang tidak bernapsu untuk menonton. Aku beranjak dari kursi tapi Kak Gino menahan tanganku.

" Mau kemana? " Tanyanya.

" ke toilet. " Jawabku.

" Nanti aja, bentar lagi juga selesai filmnya. " Aku pun terduduk lagi. Kak Gino memegang tanganku. Dia tersenyum manis kearahku. Maksudnya apa ini?

MY SWEETY BOY ( COMPLETE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang