[ Author POV ]
Beberapa hari ini Brian sudah berani terang-terangan kalo dia menyukai Haikal. Semua penghuni kampus pun sudah tahu semuanya. Banyak perempuan yang kecewa dengannya terutama pacarnya.
Plakkk~~~
Cherry menampar Brian di depan anak-anak kampus. Dia sangat hancur saat berita ini terdengar di telinganya.
" MAKSUD KAMU APA HAH? MANA BRIAN YANG DULU! KENAPA KAMU JADI SUKA SAMA COWO! MALAH TERANG-TERANGAN LAGI! " Ucap Cherry penuh dengan bentakan. Lalu di mendorong Brian.
Brian pun terdorong dan melangkah beberapa langkah kebelakang. Dia masih dengan diamnya. Wajahnya tak bisa di tebak hanya datar. Cherry masih mengamuk.
" Brian aku tuh kurang apa lagi? Kenapa kamu bisa aja giniin aku? Kenapa kamu berpaling dari aku? Oke, kalo kamu suka sama cewe lain itu wajar. Tapi kenapa kamu harus suka sama cowo!!!! " Teriak Cherry. Dia meremas baju atas Brian dan menangis di dadanya. Brian masih diam dan enggan mengatakan sesuatu.
Mereka di kelilingi oleh banyak mahasiswa. Banyak yang mencibir Brian ada lagi yang mengompori Brian agar terus tetep sama Cherry ada juga yang ngedukung sama Haikal. Itu kelakuan Fujoshi.
" Sorry... " Ucap Brian dengan datar. Dia menjauhkan Cherry dari dadanya dan pergi meninggalkan Cherry.
" KAMU GILA BRIAN!!!! " teriaknya dan terduduk di lantai dengan tangisan yang pecah.
" Whatever... " Gumam Brian. Dia membelah gundukan orang di depannya. Saat dia memandang kedepan dia melihat Haikal yang tengah pergi bersama seorang Profesor.
" Coach... " Gumamnya.
" Apa dia lihat semuanya? saat Cherry nangis? " Brian menelan ludah dan mematung.
" Aaarrgghhh! " Geram Brian sebari mengacak rambutnya sendiri. Dan langsung pergi dari sana.
[ Haikal POV ]
Ini hari terakhirku untuk ngelatih anak-anak agak berat sih cuman mau gimana lagi. Pelatih mereka sudah sembuh dan aku hanya menjadi penggantinya sementara.
Dan hubunganku dengan Brian sama saja seperti dulu. Tapi dia masih tidak menyerah membuatku luluh. Dia terus memberiku sesuatu yang tak ku perlukan. Bahkan dia sering memberiku perhatian di depan anak-anak lainnya.
Bukan benci tapi hanya risih saja. Mau bagaimana pun aku tidak bisa luluh begitu saja karna dia cowo. Kalo dia cewe aku pun sudah luluh dari dulu. Dan aku pun bukan tipe orang yang mudah di sogok oleh uang ataupun barang.
Bagaimana dengan sikapku saat melatih? Aku hanya bersikap prefosional saja. Dan menghiraukan tingkah Brian yang makin menjadi.
Aku berjalan di koridor. Namun aku melihat kerumunan banyak orang disana dan sepertinya ada yang menangis. Aku mencoba mendekat. Namun langkahku terhenti disaat pundakku di tahan oleh seseorang. Aku menoleh dan ternyata orang itu adalah profesor alias omku.
" Bisa bicara? " Tanyanya. Firasatku mulai tak enak. Pasti dia akan menanyakan tentang Brian. Dengan segera aku mengangguk.
Kami pun pergi keruangannya. Sesampainya disana aku di persilahkan duduk. Om terdiam dan tak mengatakan apapun dia hanya menatapku tajam. Namun aku menunduk tak berani menatapnya. Aku meremas kedua jariku gugup. Dia berdehem dan mulai berbicara.
" Apa bener soal Brian itu? " tanyanya dengan serius. Aku menegakkan dudukku dan menghela napas.
" Emang benar, tapi bukan berarti Haikal menerimanya kan om? "
" Jadi... "
" Kita gak ada hubungan apa-apa. " Finalku. Aku melihat ada senyum di wajahnya walaupun samar-samar.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SWEETY BOY ( COMPLETE )
Teen FictionCerita ini bertema boy×boy jd yang homophobic sebaiknya menjauh dari cerita ini... Dan ini adalah cerita pertama yang saya buat jadi saya mohon dukungannya... Jangan lupa vote dan comment!!!