[ Autor POV ]
" Jangan bertingkah bodoh nak! " Ucap Ny. Song sebari mengelus-ngelus kepala Haikal. Semalaman dia tak kunjung siuman. Itu membuat Ny. Song semakin khawatir. Dan semakin membulatkan niatnya untuk mengirim Haikal ke korea dan tinggal bersamanya.
" Ini semua gara-gara pria yang kau sayangi! Berhentilah berhubungan dengannya. Demi Tuhan aku tidak akan merestui kalian! " Ucapnya geram. Namun, kemudian luluh kembali saat melihat wajah pucat Haikal. Tetesan air mata mulai berjatuhan. Dan suasana menjadi lebih sendu. Namun, suasana itu terpecahkan oleh suara dering telpon.
" Aigoo, siapa yang menelpon selarut ini. " Ucap Ny. Song sebari meraih handphonenya. Dia pun mengangkat telpon tersebut.
" Apa kau bilang?! Kalau memang sedarurat itu? Oke malam ini juga saya berangkat. " Ucapnya kaget. Ny. Song tergesa-gesa sepertinya ada keadaan darurat mengenai hotel atau restorannya.
" Zi tolong jaga Haikal, saya akan kembali ke korea karena ada situasi darurat disana. " Ucapnya sebari mengambil tas.
" Baik tante " Ucap Zi.
" Oh iya jangan sampai pria itu mendekati Haikal. Saya tidak ingin Haikal dekat dengannya! "
" Siap! " Ny. Song menghampiri Haikal dan berbisik.
" Mom pulang dulu. Baik-baik disini setelah urusan hotel selesai mom akan menjemputmu. " Ucapnya lembut. Ny. Song mencium kening Haikal dan mengelus kepala Haikal dengan sayang. Sebenarnya dia ingin berada di samping anaknya sampai Haikal siuman namun adanya keadaan darurat ini dia harus pergi dan menyelesaikan permasalahan yang ada di korea. Setelah itu Ny. Song berpamit pergi. Hanya tinggal Zi yang menemani Haikal. Zi langsung menelpon Cahya.
" Lu bisa kesini emaknya udah balik ke korea "
" Oke gue ke sana "
" Sip gue tunggu " Zi langsung menutup telponnya.
[ Cahya POV ]
Semalaman ini aku hanya memikirkan tentang kelanjutan hubunganku dengan Haikal. Aku tidak bisa untuk selalu bersikap egois dan serakah. Bukankah cinta itu tidak harus memiliki?
Jadi aku putuskan untuk menjauh dan pergi dari kehidupannya. Karna menurutku itu adalah jalan yang terbaik untukku dan Haikal. Mungkin memang terasa berat tapi mau bagaimana lagi aku tidak ingin jika Haikal terus menerus mendapatkan masalah karnaku.
Aku mengambil secarik kertas. Dan ku tuliskan semua isi hatiku di atasnya. Rasa syukur dan terima kasih ku ungkapkan. Bahkan sampai pernyataan cintaku tak lupa ku tulis. Dan berakhir dengan kata-kata perpisahan. Ya, surat ini aku buat untuk Haikal. Aku tak bisa memutuskan hubungan dengan bicara langsung jadi aku menulis surat ini untuk menyudahi hubungan kami.
" Hmm... maaf " Ucapku lirih sebari melipat kertas dan memasukkan ke dalam amplop. Aku bersender ke kursi. Menghela napas. Air mataku terus mengalir. Namun, di tengah kebimbanganku suara dering telpon berbunyi. Aku mengangkat telpon itu dengan lesu.
" Lu bisa kesini emaknya udah balik ke korea "
" Harus secepat ini kah? " Batinku. Aku menghela napas berusaha menyakinkan diriku.
" Oke gue kesana "
" Sip gue tunggu " Zi langsung menutup telpon. Aku langsung bersiap-siap dan langsung pergi ke rumah sakit. Tak lupa aku membawa surat yang telahku buat.
Aku berjalan menelusuri lorong rumah sakit dan sampai di depan pintu ruangannya. Zi telah berdiri di samping ranjang dengan kedua tangannya terlipat di dada. Perlahan aku membuka pintu. Suara decitan pintu membuat Zi menoleh. Aku menghampiri ranjang Haikal.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SWEETY BOY ( COMPLETE )
Teen FictionCerita ini bertema boy×boy jd yang homophobic sebaiknya menjauh dari cerita ini... Dan ini adalah cerita pertama yang saya buat jadi saya mohon dukungannya... Jangan lupa vote dan comment!!!