27. Miracle in December.

8.1K 1.1K 501
                                    

Guys.
Kok makin ke sini kalian makin ganas yah.

Wkwkw.

****

Di tengah tangisku yang mengalir, di tengah hatiku yang patah, di tengah nafasku yang tercekat, dan di tengah hidupku yang hancur,
Kuminta pada yang kuasa untuk mengembalikan nyawanya, meskipun akhirnya, saat nyawanya pulang, aku tidak bisa lagi bersamanya. Aku ikhlas bahkan jika aku hanya hidup bersama bayangannya saja. Itu sudah cukup bagiku. - Sehun.

****

Sehun memeluk Rachel erat. Tangisnya masih membeludak. Bercampur dengan darah Rachel.

Tangis Sehun berhenti. Tatkala telinganya mendengar sesuatu. Sesuatu yang tidak mungkin terjadi.

"Jantungnya berdetak," ucap Sehun sembari menatap sang dokter yang masih berdiri di hadapannya.

"Presdir, Dokter Ki--"

"Tidak. Aku tidak gila! Dengarlah," teriak Sehun setelah kembali memastikan hal yang ia dengar itu bukan sebagian dari ketidakwarasannya.

Semua orang tiba-tiba berhenti menangis. Semuanya menatap sosok yang tidak berdaya itu.

Dokter tersebut meraih pergelangan tangan Rachel. Meletakkan jemarinya di sana, dan mulai merasakan sesuatu.

"Astaga, Demi Tuhan! Dokter Kim hidup." Kyungsoo berdiri. Menghampiri Rachel. Melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan oleh dokter tersebut.

Seketika matanya yang masih berair membola.

"Bawa dia ke ruang operasi sekarang!" titahnya.

Semua orang berdiri. Menatap Rachel yang masih berlumuran darah. Sehun menggenggam tangan Rachel. Tangis lelaki itu masih pecah.

Sehun terus menggenggam tangan milik Rachel. Hingga Kyungsoo menghentikan langkahnya di depan ruang operasi.

"Saya akan menyelamatkannya, Presdir. Mohon tunggu di sini."

Sehun enggan untuk melepas genggamannya pada Rachel. Tapi, karena Kyungsoo meyakinkannya, dengan berat hati dirinya membiarkan Rachel masuk bersama dengan Kyungsoo.

Kyungsoo menghapus air matanya. Matanya menatap ruang sebelah yang menampilkan sosok Baekhyun yang tengah menjalani operasi.

"Mohon selamatkan mereka berdua, Tuhan," lirih Kyungsoo, sebelum mulai untuk menyelamatkan satu nyawa yang baru saja diberi sebuah keajaiban di akhir bulan Desember itu.

***

Sehun menangis. Entah sudah berapa hari ini lelaki itu terus menangis. Sembari menggenggam erat tangan milik seseorang yang menggunakan cincin yang sama dengan miliknya yang selalu ia pakai selama ini.

Lelaki itu menunduk. Tidak sanggup lagi menahan pedih hatinya. Sesekali dirinya akan memukul dadanya saat sakit itu kembali menyerangnya.

"Berisik."

Sehun menoleh, menatap tepat pada iris hazel sayu seseorang yang tengah ia genggam tangannya itu.

Marriage Contract 1 (RSB 4) (Complete).✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang