16. Anomaly

8.8K 1.1K 85
                                    

Jangan lupa tegur kalau ceritaku mirip dengan cerita orang.

***

"Jangan menangis di hadapanku. Hatiku tanpa sadar juga ikut menangis karenamu."

***

Angin berhembus kencang, meniup segala sesuatu yang bisa ditiupnya, menerbangkan semua benda yang bisa ia terbangkan oleh anginnya. Bersamaan dengan awan langit yang terlihat menghitam, menandakan bahwa sebentar lagi mungkin saja akan turun hujan. Mereka bersatu, membuat keadaan dunia sedikit terlihat menakutkan.

Meskipun dihinggapi oleh debu, ataupun terkena dedaunan yang diterbangkan oleh angin, perempuan itu tidak peduli sama sekali. Bahkan dirinya terlihat menikmati hal tersebut.

Di bawah daun mapple yang daunnya mulai berjatuhan karena semilir angin berhembus cukup kencang, perempuan itu duduk sendirian di sana. Membiarkan angin menusuk kulitnya sedari tadi.

"Ayah tahu kau menikah dengan Sehun karena terpaksa. Sehun memaksamu, bukan?"

"Ayah."

"Tapi, karena kau adalah orang baik. Ayah tidak peduli terhadap fakta apa pun di balik pernikahanmu dengan Sehun. Yang sekarang kau harus lakukan adalah jangan mengecewakan kami. Kau tahu semua keluarga Oh menyukaimu, bukan? Terutama ibumu yang sudah menganggapmu seperti putrinya sendiri."

"Apa pun rahasia di balik pernikahanmu dengan Sehun. Kuharap itu bukanlah pernikahan yang hanya berjalan selama beberapa tahun di atas kertas putih yang berisi tanda tangan kalian. Kau mengerti, bukan? Oh Rachel?"

Perkataan ayah mertuanya masih terngiang-ngiang di kepalanya. Perempuan itu rasanya ingin membenturkan kepalanya sekarang juga dan berharap dirinya akan lupa ingatan. Dirinya ingin lupa semuanya. Sungguh dirinya tidak bisa mengingat semua ini. Apalagi jika ingin dikenang. Mungkin jika Tuhan mencabut nyawanya saat ini juga, dia akan bersyukur.

"Lebih baik kau tidak usah datang untuk bekerja jika pada akhirnya kau bisa mati kedinginan di sini." Perempuan itu terkejut ketika sesuatu menimpa pundaknya. Perempuan itu; Rachel, mendongak memperhatikan seorang lelaki yang kini tengah sibuk memasangkan jasnya pada tubuh mungil Rachel. Sungguh rasanya hangat dan juga nyaman.

"Kau di sini?" tanya Rachel pada Baekhyun ketika lelaki itu mengambil alih spot kosong yang ada di sampingnya.

Ya, lelaki yang baru saja memasangkan jasnya pada tubuh Rachel yang kedinginan adalah seorang Byun Baekhyun.

"Hm," angguk Baekhyun sambil berdehem.

"Omong-omong kenapa kau masih selalu berkeliaran di rumah sakit? Lukamu bukannya sudah sembuh?" ujar Rachel sembari memperhatikan lengan Baekhyun yang memang terekspos sempurna karena lelaki itu menggulung kemejanya sebatas siku.

"Aku bukan orang asing di sini. Sepupuku adalah pemilik rumah sakit ini. Bahkan calon iparku adalah dokter di rumah sakit ini. Jadi masalahnya di mana?"

Rachel cemberut mendengar penuturan Baekhyun. Bisakah lelaki itu mengatakan alasan yang lebih sinkron dan signifikan?

"--dan juga aku punya dirimu di sini," sambungnya membuat Rachel seketika menatap Baekhyun. Apa lelaki itu sedang mengatakan bahwa salah satu alasannya terus berkunjung di rumah sakit ini adalah karena kehadirannya?

Marriage Contract 1 (RSB 4) (Complete).✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang