Jangan lupa tegur kalau ceritaku mirip dengan cerita orang, yah.
***
"Aku percaya bahwa Tuhan adalah pencipta keadilan. Oleh karena itu, aku tetap diam meskipun keadilan tidak pernah datang padaku, berharap bahwa diamku akan memberikan keadilan yang luar biasa adil suatu saat nanti di hidupku."
***
"Kalian pisah kamar?" sebuah suara berupa pertanyaan langsung membuat kedua orang yang dilempari pertanyaan tersebut diam tak berkutik. Tidak ada tanda-tanda bahwa salah satu di antara mereka akan ada yang menjawab pertanyaan tersebut.
Rachel dan Sehun.
Mereka berdua kini tengah berdiri kaku di depan Oh Lily yang saat ini sedang berusaha mencari jawaban atas apa yang ia saksikan.
"Ibu tidak mempedulikan kamar tamu yang penuh dengan barang milik Rachel hari itu, dan juga Ibu tidak mau mempedulikan kamarmu hari itu yang sama sekali tidak menampung barang milik Rachel di sana meskipun Rachel sendiri sedang terbaring sakit di atas ranjangmu. Karena Ibu khawatir, makanya tidak mempedulikan itu semua."
"Ibu," lirih Rachel pelan. Otak pintarnya saat ini sudah sangat blank dikarenakan situasi yang tidak pernah ia duga akan terjadi seperti ini.
Semua ini bermula ketika dirinya dan Sehun seperti apa yang ibu mertuanya itu katakan. Mereka sibuk sendiri di kamar yang berbeda sehingga kehadiran Oh Lily tidak mereka sadari. Ah, tidur di kamar yang berbeda. Sama sekali tidak ada di benak mereka berdua tentang konsekuensi jika suatu saat mereka kedapatan tidak tidur di kamar yang sama. Ayolah, mereka sangat mesra di depan orangtua Sehun. Tidak sinkron jika mereka tidur berpisah.
Demi Tuhan! Tolong bantu mereka berdua sekarang juga.
"Kami bertengkar hebat sebelum aku sakit, Bu. Aku yang memutuskan untuk pindah ke kamar tamu dan membawa semua barang-barangku. Aku orang yang seperti itu jika sedang marah, Bu. Dan kami tidak pernah saling bicara sampai sekarang," ucap Rachel tiba-tiba. Membuat Sehun langsung menoleh kepada perempuan tersebut.
"Sebelumnya kalian yakin tidur di kamar yang sama?" tanya Oh Lily semakin membuat mereka terpojok.
"Jika kami dari awal tidak tidur di kamar yang sama bukankah kami akan memesan satu kamar lagi saat di Hawai? Ibu sendiri punya mata-mata saat di Hawai, bukan? Kami tidak pernah berpisah barang sedikit pun," jelas Rachel lagi kepada ibu mertuanya.
Untuk saat ini, biarkan Sehun memuji kepintaran Rachel dalam berbicara. Dirinya tidak tahu bahwa Rachel bisa mengatasi hal yang sungguh dirinya sendiri tidak bisa atasi. Dirinya tidak terbiasa berbohong kepada ibunya. Tapi, terpaksa berbohong kali ini. Bahkan ia hampir mengakui semuanya tadi. Terpujilah Rachel yang pintar. Setelah ini, Sehun berjanji akan bertingkah baik pada Rachel.
"Lalu hari ini? Jelaskan padaku, Oh Sehun!"
Sial!
Baru saja dirinya bernafas lega karena kepintaran berbicara milik Rachel yang terlihat bisa mengatasi semuanya, kini dirinya dihadapkan dengan situasi sulit seperti ini.
"Aku masih marah pada Sehun, Bu. Kenapa Ibu tidak percaya padaku?" sela Rachel cepat menolong Sehun lagi.
"Ibu bukannya tidak percaya, tapi kalian benar-benar aneh!" ucap ibu mertuanya Rachel frustasi. "Kalian ini baru menikah. Tidak seharusnya ketika bertengkar langsung memutuskan untuk pisah kamar seperti ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Contract 1 (RSB 4) (Complete).✔
Hayran KurguSemuanya tentang pernikahan. Pernikahan dua pasang insan yang terjalin tidak sewajarnya. Pernikahan yang terikat dengan kertas yang bertanda tangan. Pernikahan yang tidak diinginkan oleh siapa pun. Pernikahan yang sama sekali tidak ada yang tahu bag...