7. Our First Love.

11.7K 1.4K 102
                                    

Jangan lupa tegur kalau ceritaku mirip sama cerita orang.

***

"Cinta pertama tidak pernah berjalan dengan mulus.
Awalnya aku tidak pernah percaya pada kalimat itu. Tapi, setelah cinta pertamaku direnggut dengan tidak beradab, aku baru percaya bahwa kalimat itu benar adanya."

***

Seorang gadis berdiri termenung di sebuah balkon hotel mewah yang ia pijaki saat ini. Bersama dengan semilir angin malam, gadis itu menutup matanya rapat-rapat, menghirup wangi udara yang bercampur dengan dinginnya malam. Angin malam adalah salah satu hal yang menenangkan di dunia. Percayalah.

"Kenapa aku tidak jadi angin saja? Kenapa aku harus jadi manusia?" seperdetik setelah gadis itu membuka matanya, ocehan terhadap dirinya langsung terdengar. Membuat seorang lelaki yang dari tadi memperhatikannya dari jarak dekat tertawa kecil.

"Memangnya apa untungnya jika kau jadi angin, hah?" lelaki itu berjalan menghampiri gadis yang saat ini sudah menoleh menatapnya.

"Belum tidur?" bukannya menjawab pertanyaan lelaki itu, gadis itu malah bertanya balik.

Lelaki itu--Sehun, berdiri di samping Rachel sambil memasukkan kedua tangannya di saku celana hitam selututnya. Jika saja gadis yang saat ini ada di hadapannya bukanlah seorang Kim Rachel, maka demi Tuhan gadis itu mungkin akan langsung mati di tempat karena pemandangan yang begitu menyejukkan mata.

Ketampanan Oh Sehun luar biasa. Benar-benar mahakarya. Siapa yang percaya jika Sehun yang sekarang di hadapan Rachel adalah seorang lelaki dewasa berumur dua puluh enam tahun? Malahan dengan baju kaos santainya dan celana selututnya membuatnya mirip seperti seorang remaja yang baru memasuki masa puber.

"Tadinya sudah mau. Tapi, aku melihatmu di sini. Aku takut setelah menikah terpaksa denganku, kau akan bunuh diri," ucap Sehun sambil bersandar di pembatas balkon.

Rachel berdecak kesal. "Aku sudah mengorbankan diriku dengan menikah denganmu, tidak mungkin aku akan bunuh diri begitu saja. Lagi pula, jika aku berniat bunuh diri, kenapa tidak dari dulu? Mengingat hidupku ini sangatlah susah."

Rachel mendudukkan dirinya di atas kursi santai yang ada di balkon hotel mewah tempatnya menginap. Kenapa mereka berdua berada di hotel sekarang? Karena mereka sedang bulan madu. Ah, lebih tepatnya bulan madu palsu. Sama seperti pernikahan mereka yang baru saja diadakan kemarin di Seoul, semuanya juga palsu.

Setelah pernikahan palsu mereka digelar, dengan penuh antusias kedua orangtua Sehun malah mengirim mereka berdua di Hawai untuk berbulan madu. Betapa tidak beruntungnya mereka karena telah mengirim sepasang suami istri palsu itu ke salah satu negara terindah di dunia ini. Sebenarnya mereka juga tidak bisa dikatakan suami istri palsu, pernikahan mereka sah di mata hukum dan agama, hanya saja tidak sah di mata mereka berdua.

Sehun ikut mendudukkan dirinya di samping Rachel. Lelaki itu melirik Rachel sejenak. "Ayo berbagi cerita denganku."

Rachel menoleh, menatap Sehun dengan satu alisnya yang terangkat. "Apa?"

"Orangtuaku mengirim kita di sini untuk menghabiskan waktu bersama, bukan? Daripada menghabiskan waktu dengan kegiatan masing-masing, lebih baik kita saling bertukar cerita, berbagi pengalaman masing-masing. Supaya kita lebih saling mengenal satu sama lain."

Marriage Contract 1 (RSB 4) (Complete).✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang