Jangan lupa tegur kalau ceritaku mirip dengan punya orang.
***
Pertemuan disengaja ataupun tidak, selalu akan berakhir perpisahan. Itu sudah pasti, jika tidak dipisahkan karena umur, maka akan dipisahkan karena waktu. - Author.
***
Rachel memperhatikan sosok laki-laki yang ada tepat di hadapannya saat ini, lelaki dengan wajah tampannya itu selalu menghiasi hari-harinya selama hampir satu tahun ini.
Setiap pagi, Rachel akan terbangun dari tidurnya dengan sebuah pemandangan yang sama. Wajah lelap Sehun selalu menjadi awal dari paginya.
Dirinya masih ingat kali pertama mereka tidur di kamar yang sama. Rachel membuat pembatas di tengah-tengah mereka dengan menumpukkan dua bantal guling.
Kemudian, hari demi hari pembatas itu mulai hilang, bahkan sudah tidak dapat dihitung berapa kali Rachel berteriak di pagi hari karena mereka tidur dengan posisi saling berpelukan.
Terkadang juga Rachel yang memeluk Sehun, atau Sehun yang memeluk Rachel.
Tapi, seakan sudah merupakan hal tabuh, mereka sudah terbiasa, bahkan mungkin sudah sangat biasa.
Sama seperti pagi ini, lengan Sehun menjadi bantal untuk kepala Rachel, tangannya yang satu bertengger di pinggang Rachel. Entah siapa yang memulai posisi ini, yang jelas diingatan Rachel, dirinya yang tidur lebih awal dari Sehun.
Tangan Rachel yang tadinya terletak di pinggang Sehun bergerak, berhenti di alis tebal Sehun, mengusik tidur Sehun dengan menggerakkan jarinya di sana.
Rachel terkekeh ketika Sehun terusik dan bergerak-gerak dalam tidurnya, hal itu menjadi kesenangan tersendiri bagi Rachel.
Sumpah!
"Bangun, Presdir Oh, bukannya kau ada rapat siang nanti?" ucap Rachel mencubit pelan hidung Sehun.
Sehun tidak mengindahkan perkataan Rachel. Malahan lelaki itu hanya mempererat pelukannya pada Rachel. Rachel tidak masalah akan hal itu, Sehun suaminya, dan akan tetap menjadi suaminya selama lima hari ke depan.
Ya, lima hari.
Sisa waktu mereka sisa lima hari lagi.
"Nanti, jika kau menikah, carilah perempuan yang disiplin waktu. Agar kau juga ikut disiplin."
"Aku masih mengantuk," lirih Sehun parau. Alih-alih merespon perkataan Rachel, lelaki itu malah merajuk. Membuat senyum tipis Rachel terbit.
"Baiklah, bayi besarku. Tidur setengah jam lagi, nanti aku bangunkan," ucap Rachel memeluk Sehun dan menepuk-nepuk punggung lelaki itu.
Dagu Sehun tepat berada di atas kepala Rachel. Memudahkan lelaki itu dalam menyembunyikan sesuatu yang mulai keluar dari matanya.
***
Keadaan meja makan pagi ini hanya dihiasi oleh suara dentuman sendok dan piring yang beradu. Tidak ada suara dari penghuni meja makan yang keluar. Bukannya makan dengan khidmat, mereka malah terlihat makan dengan pikiran mereka masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Contract 1 (RSB 4) (Complete).✔
FanfictionSemuanya tentang pernikahan. Pernikahan dua pasang insan yang terjalin tidak sewajarnya. Pernikahan yang terikat dengan kertas yang bertanda tangan. Pernikahan yang tidak diinginkan oleh siapa pun. Pernikahan yang sama sekali tidak ada yang tahu bag...