Jangan lupa tegur kalau ceritaku mirip sama cerita orang.
***
"Aku juga bingung. Apakah aku yang bermain-main dengan Tuhan. Ataukah hidupku memang sengaja dipermainkan oleh Tuhan."
***
Rachel melangkahkan kakinya terburu-buru melangkah masuk ke dalam gedung rumah sakit yang terlihat menjulang tinggi itu. Di depan gedung, terpampang tulisan besar yang sudah terlihat megah dan mewah. OH CORP HOSPITAL. Begitu tulisan yang sempat Rachel lihat tadi. Jika saja ada orang yang baru datang di Korea dan memiliki kemampuan yang kurang dalam berbahasa Inggris, maka Rachel yakin bahwa mereka akan mengira rumah sakit itu adalah sebuah hotel. Ya, dari depan memang rumah sakit itu nampak seperti sebuah hotel ketimbang rumah sakit. Membuat Rachel bertanya-tanya bagaimana rupa pemilik rumah sakit tersebut. Seberapa kayakah dirinya hingga membangun rumah sakit yang malah nampak seperti hotel berbintang lima itu.
"Permisi," ucap Rachel dengan nafasnya yang terengah-engah di depan meja resepsionis. Karena harus mampir di toko baju dulu, Rachel jadi agak sedikit lamban dan hampir saja terlambat. Ini hari pertamanya, tidak mungkin dirinya memakai baju sembarangan untuk hari pertama di tempat penting seperti ini.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya resepsionis tersebut ramah pada Rachel.
"Ah perkenalkan, nama saya Kim Rachel. Saya menerima surel pagi tadi bahwa saya diterima bekerja di rumah sakit ini," jelas Rachel kikuk. Sebenarnya Rachel tidak percaya terhadap apa yang dibacanya pagi tadi. Menurutnya diterima bekerja di sini adalah salah satu ketidakmungkinan baginya. Dirinya bahkan sempat berpikir bahwa pihak rumah sakit salah mengirim surel padanya. Diterima di rumah sakit ini bagi Rachel terasa seperti kalian awalnya berada di peringkat ke-154, tapi setelah pengumuman peringkat lagi, kalian malah berada di peringkat 1. Tidak mungkin.
"Apakah Anda Dokter Spesialis Bedah yang baru?" tanya resepsionis tersebut tepat sasaran. Tapi, belum bisa membuat Rachel percaya akan apa yang sedang dilakukannya saat ini. Benarkah semua ini? Rachel hanya bisa mengangguk, dirinya masih berusaha menetralkan nafasnya. Ditambah menormalkan detak jantungnya yang semakin berdetak tidak karuan.
"Silahkan ikut saya."
Rachel dengan sabar mengikuti resepsionis tersebut yang membawanya entah ke mana. Yang jelas mereka harus naik lift menuju ke lantai empat, belok kiri, dan masuk ke dalam sebuah ruangan yang cukup besar.
"Permisi, Dokter Do. Dokter barunya sudah datang," ujar resepsionis tersebut dengan sopan pada seseorang yang bersetelan rapi yang sedang duduk membelakangi mereka.
"Hm." Hanya sebuah gumaman yang keluar sebagai respon dokter tersebut. Setelahnya, resepsionis tersebut keluar dan meninggalkan Rachel yang sedang berdiri kikuk di sana. Dirinya tidak tahu harus melakukan apa. Sementara orang yang berada satu ruangan dengannya itu tidak kunjung membalikkan badannya.
"Jadi, kau adalah dokter barunya?" akhirnya lelaki itu membalikkan badannya, menatap Rachel dari atas sampai bawah.
"Sunbae!" pekik Rachel terkejut bukan main. Bagaimana tidak, sekarang yang sedang duduk di hadapannya ternyata adalah seniornya sewaktu SMA. Bahkan mereka juga satu Universitas kemarin. Sesempit inikah dunia yang Rachel pijaki? Atau memang mereka yang bertakdir untuk selalu bertemu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Contract 1 (RSB 4) (Complete).✔
FanficSemuanya tentang pernikahan. Pernikahan dua pasang insan yang terjalin tidak sewajarnya. Pernikahan yang terikat dengan kertas yang bertanda tangan. Pernikahan yang tidak diinginkan oleh siapa pun. Pernikahan yang sama sekali tidak ada yang tahu bag...