12. Berpisah dengan Risa

39 5 0
                                    

Hari Minggu jelita datang ke apartemen Risa saat masuk kedalam ia melihat barang barang kopernya rapi.

"Loh kok ada koper mau kemana Ris?" Tanya Jelita pada Risa.

"Aku mau kembali ke Warsawa" jawabnya lemas lalu ia duduk di sofa lalu juga jelita.

"Kenapa?" Tanya jelita.

Risa menarik nafas nya lalu membuangnya.

"Biasalah Lit keluarga ku sedang bermasalah" ucapnya.

"Masalah apa?".

"Hanya perdebatan saja dan itu sering terjadi,sudahlah lupakan besok pagi aku akan berangkat apa ada sesuatu yang ingin kau sampai kan pada Rasyah atau mau aku salam kan pada kakak ku?".

"Hmm boleh salamkan saja pada Rasyah katakan jangan lama lama disana" jawab Jelita.

"Kau tidak ingin memberi salam juga pada kakak ku? Dari kemarin ia selalu menanyakan nya dan tidak sabar sekali ingin bertemu dengan mu".

"Aku juga penasaran dengan nya, apa dia setampan Salim?".

"Salim paling tampan diantara 5 sepupu laki laki di keluarga ku..tapi tetap saja kakak ku itu yang pertama..ia dan Rasyah tidak jauh berbeda Lita ia juga memiliki mata biru yang indah rambut pirang tubuh tinggi dan..kau akan tau nanti,semoga tuhan mempertemukan kalian di suatu tempat yang indah" ucap Risa senyum.

"Apa keluarga besar kalian semua nya bermata indah Risa?".

"Tidak,hanya Rasyah,kakakku,dan dua sepupu ku yang masih kecil yang memiliki mata biru indah sisa nya ya seperti Salim bermata hazel cokelat".

"Ohhh pasti kalau lagi kumpul ramai ya".

"Iya tentu, tapi kakak ku jarang sekali kumpul bareng keluarga besar" ucapnya senduh.

"Kenapa? Dia sibuk?".

"Dia memang seperti itu, bahkan sekarang ia lebih memilih tinggal di apartemen..entahlah kenapa ia ingin sendiri tapi bagaimanapun ia tetap menyayangi ku dan kau tau jelita dia adalah pemain biola terhebat disana semua masyarakat Warsawa mengenalnya sebagai pria biola karena alunan biola nya membuat semua orang ingin terus mendengarkan nya dan alat musik itu selalu ia bawa kemana mana kau harus mendengarkan nya bermain nanti" ucap Risa.

"Aku jadi semakin tidak sabar Risa..malahan sekarang entah kenapa aku lebih tertarik ingin bertemu dengan kakak mu itu dibanding Rasyah sahabat ku sendiri,pasti kalau Rasyah dengar ia akan cemburu".

"Heheh iya ya..kau ingin menulis sesuatu untuk mereka berdua?nanti aku sampaikan" Risa mengambil sebuah kertas dan pulpen dan memberikan pada jelita. Jelita menerima nya dan menuliskan sesuatu di atas kertas putih itu.

Di kertas pertama jelita menulis untuk Rasyah.

Aku akan menunggu mu di Indonesia
Kau ketinggalan banyak cerita Rasyah

Kalo sukses nanti aku akan menyusul mu
Kesana aku ingin sekali bertemu dengan kakak kakak perempuan mu itu dan juga Salim.

Aku juga rindu Abi semoga ia sehat dan baik baik saja, aku akan tetap menunggu.

Ada satu hal cerita yang ingin sekali
Ku ceritakan kalo kita tak sempat untuk
Bertemu kau bisa bertanya pada Jevin
Dia juga tau.

Selesai menulis sebuah surat untuk Rasyah jelita mengganti kertas yang baru kertas kedua dan surat kedua nya untuk kakak nya Risa yang sama sekali ia tidak tau siapa nama nya dan seperti apa wajahnya.

Hay, hamba Tuhan yang aku tidak tau siapa nama mu dan tidak tau wajah mu, karena aku selalu bertanya pada adik mu  dan sepupu ku itu tapi mereka jahat pada ku tidak memberi tahu pada ku. Jadi aku memanggil mu hamba Tuhan saja

JELITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang