Sudah 3 bulan Jelita di Jakarta dan setiap Sabtu dan Minggu ia pulang ke Bandung, dan kali ini di hari weekend ia tidak pulang ke Bandung, karena ia sudah janji ingin ke pergi ke tempat pemakaman Elvano.
Jelita memakirkan mobilnya dan turun dari mobil dan berjalan ke arah pemakaman. Saat sampai di makam El Jelita duduk berjongkok dan menaruh bunga kesukaan El di atas gundukan tanah.
"Hay, pria kursi roda ku! Apa kabar?pasti baik kan," ucap Jelita disertai senyuman manis nya.
"El apa kau tau selama 3 bulan ini kak Tasya dan kak Fero sudah memiliki anak dan kau tau El sekarang kamar mu jadi kamar keponakan mu betapa lucu nya mereka El,andai kamu masih ada pasti kamu seneng liat keponakan kamu yang lucu itu! Oya bulan depan aku ada undangan ke Belanda kata sih sepupu kamu Kenan bakalan nikah sama orang sana,aku seneng banget El dengernya..kamu gak usah khawatir aku gak sendirian kok masih ada Chelsea,Salsa,dan juga Jevin yang selalu jaga aku selama di Jakarta dan juga kakak kakak kamu" ucap Jelita.
"El aku kangen banget kamu ngajarin aku lukis,kau tau lukisan yang kamu yang banyak itu yang ada di kamar mu aku jadikan sebuah karya menarik di kantor aku berkerja dan banyak karyawan dan rekan kerja bisnis yang menyukai lukisan mu itu, bahkan saat itu ada seorang jutawan yang menawarkan lukisan kamu dengan harga yang mahal tapi aku gak mau menjual nya,karena bagaimana pun itu lukisan hasil kamu sendiri aku hanya mau memamerkan saja..itu juga keinginan kamu bukan untuk semua orang bisa melihat lukisan kamu".
"Hari sudah siang El aku pamit masih ada urusan, istirahat lah El semoga kau tenang di alam sana" Jelita berdiri dan pergi dari tempat itu.
Selama di perjalanan Jelita pergi ke salah satu mall di daerah Jakarta Selatan ia menjumpai salah satu butik terkenal disana.
Saat sedang melihat lihat baju tiba tiba ada seseorang yang menegurnya.
"Jelita" panggil orang itu merasa nama nya disebut Jelita menoleh kebelakang.
"Aisyah" ucap Jelita ketika melihat orang yang barusan memanggilnya orang itu adalah Aisyah bersama anak nya yang mungkin sedang berbelanja. Aisyah tersenyum ramah pada Jelita ,tapi beda dengan nya yang hanya menatapnya dengan wajah datar nya.
"Apa kabar kamu Jelita,boleh kita berbicara" ucap Aisyah dengan pasrah akhirnya Jelita mengangguk dan akhirnya mereka keluar dari butik itu dan mencari tempat yang enak untuk berbicara.
"Sudah lama sekali kita tidak bertemu Jelita kau apa kabar" ucap Aisyah dengan lembut yang kini duduk di hadapannya.
"Seperti yang Lo liat gue baik" jawabnya jutek.
Aisyah hanya tersenyum.
"Oya sekarang kamu tinggal dimana apa sudah pindah?" Ucap Aisyah.
"Bukan urusan Lo kan lagi pula kalo gue kasih tau dimana gue tinggal mau ngapain?" Jawab nya ketus. Anak Aisyah hanya menatapnya bingung ya walaupun masih dibilang baru usia 4 tahun ia sama sekali tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh kedua orang itu.
"Aku hanya ingin bersilaturahmi saja dengan mu Jelita aku hanya ingin mempunyai niat baik dengan mu" ucap Aisyah. Jelita tersenyum sinis pada Aisyah.
"Oya Yusuf kenalin ini Tante Jelita" ucap Aisyah yang memperkenalkan putra nya pada Jelita.
"Halo Tante cantik" ucap Yusuf ceria, jelita hanya menatap anak itu dengan wajah datarnya.
"Assalamualaikum..akhirnya ketemu juga di cari cari juga" ucap seseorang yang tiba tiba datang membuat Jelita menatap orang itu tajam ia duduk dekat dengan putra nya siapa lagi kalau bukan Irsyat. Irsyat menoleh ke arah Jelita.
"Hay,apa kabar" ucap Irsyat dan memegang tangan Jelita namun langsung ditepis dengan kasar oleh Jelita.
"Akhirnya Allah mengabulkan doa aku juga, udah lama banget aku nyariin kamu kemana mana..Oya kamu sendiri?" Ucap Irsyat.
"Aisyah sebenernya Lo ngajak gue kesini buat ngobrol apa mau ngejebak gue hah!" Ucap Jelita dengan kesal.
"Astaghfirullah, Lit kok kamu jadi kasar gitu sih?" Sahut Irsyat.
"Kenapa Lo gak seneng?" Jawabnya.
"Baiklah Jelita aku hanya ingin mengatakan bahwa ucapan ku yang dulu masih berlaku" ucap Aisyah. Jelita hanya senyum sinis dengan sepasang suami istri itu.
"Maaf gue gak bisa" jawab Jelita.
"Gue gak mau jadi kedua diantara kalian, apalagi sekarang kalian udah punya anak!" Tambah Jelita.
"Apa salah nya kalo aku udah punya anak Lit,aku juga mampu kok menafkahi" ucap Irsyat.
"Udahlah ya..kalian jangan pernah ganggu gue lagi, udah berapa kali sih gue bilang! Irsyat mungkin Lo memang bukan jodoh gue tapi wanita itu telah merusak mimpi mimpi gue jadi berantakan,gue harap seterusnya gak bakal bertemu dengan kalian lagi! Karena gue mau cari jodoh gue sendiri ingat itu" ucap Jelita dan bangun dari duduknya dan pergi meninggalkan Aisyah dan Irsyat.
Jelita sudah kembali ke apartemen nya ia membuka jendela dan melihat suasana sore kota Jakarta dari atas kamar apartemen nya. Ia menatap sendu ke sana. Ia sangat merindukan Rasyah kali ini. Kini ia sekarang sudah sukses dan mendapatkan uang yang banyak ia akan segera menyusul Rasyah ke Polandia, tapi sebelum ia berangkat ke Polandia ia harus menepati janji Kenan terlebih dahulu yaitu ke Belanda.
________________
Next Part.
KAMU SEDANG MEMBACA
JELITA
Fiksi RemajaKisah seorang gadis bernama Jelita Maharani yang memiliki seorang sahabat bernama Rasyah Revanold Al Ghamadi yang telah lama bersahabat dengan nya. Keikhlasan seorang Jelita pada orang di kasihnya yaitu Irsyat yang telah mengkhianati nya, semenjak k...