Gue Sayang Lo, Al! #tamat

Epilog

Cowok itu meremas rambutnya dengan gusar lalu membalik tubuh untuk sekadar mengalihkan tatapan dari pemandangan di depan sana yang sangat melukai perasaannya.

Azka, dengan segenap rasa nyeri yang tiba-tiba menyerang ulu hatinya, mulai mengayunkan langkahnya pergi. Tak ada yang bisa diperbuatnya lagi sekarang. Bahkan untuk menyapa Alea sekalipun, tak akan pernah mampu ia lakukan lagi. Sekat tipis yang tak kasatmata perlahan membentang, melindungi cewek itu dari jangkauan tangannya.

Alea sudah menemukan cintanya yang baru dan hanya penyesalan yang kini mendera di hati Azka. Semua yang ia lakukan selama ini terasa sia-sia. Kekonyolan-kekonyolan palsu yang ia lakukan hanya untuk menyenangkan dan menghibur hati Alea saat ia sedih, rasanya sudah menguap bersama angin, tak tersisa lagi sebagai kenangan. Tapi Azka akan tetap menyimpan momen-momen itu di dalam memorinya, juga bayangan Alea.

Andai saja ia sedikit jujur pada diri sendiri dan pada Alea, mungkin kenyataan tak akan berujung pada jalan ini. Seumpama ia punya sedikit keberanian untuk menyatakan perasaan dan bukan sekadar melindungi cewek itu dari jarak jauh, mungkin ia bisa menggapai hati Alea. Mungkin juga tidak.  Cowok yang bersama Alea dan sedang menyamakan langkah dengan cewek itu sekarang terlihat jauh lebih baik ketimbang dirinya. Nyatanya menjadi diri sendiri lebih berarti dari apapun juga.

Langkah-langkah gontai Azka berhenti di depan pintu ruangan Pak Darman. Tapi ia tak akan menimbang untuk kedua kali. Ia tak akan bertahan di sekolah ini lebih lama lagi. Toh, tidak ada lagi yang bisa diharapkannya di tempat ini. Azka memantapkan diri mengangkat tangannya lalu mengetuk pintu di hadapannya. Meski setelah ini ia akan sangat  merindukan Alea ...

Gue sayang lo, Al.

                     --Tamat--

#6 Juli 2019