15. Penguntit

5.7K 292 8
                                    


Siang ini adzan dzuhur mulai berkumandang. Gadis berjilbab abu mulai memasuki masjid dan diikuti oleh temannya berjilbab merah terang.
Keduanya nampak khusyuk mengambil air whudlu.

Nampaknya yang mengambil air whudlu terkesima saat memasuki area dalam masjid.

"Masya Alloh."

"Masya Alloh. Kenapa, La?" mendengar Armila memuji membuat Niar mengikutinya.

"Aku seneng banget kalo liat masjid ramai kayak gini. Mereka semua berebut mukena dan shaff buat sholat." Armila menjelaskan dengan wajah yang berbinar.

"Alhamdulillah. Ya Alloh sahabat cantiknya aku imut banget si kalo lagi terpesona gitu, hm." ucap Niar membuat Armila menengok dengan tersenyum manis.

"Alhamdulillah. Kamu juga cantik dan kamu juga imut. Karena kita wanita bukan laki-laki."

"Iya, maaf."

"Nggak usah berlebihan. Ayo sholat." Armila melangkah mencari shaff.

"Tuh, dia mah gitu orangnya. Nggak mau di puji. Tapi aku tetep sayang si sama dia, hm. Alhamdulillah bisa bersahabat sama dia." ucap Niar pada dirinya sendiri lalu melangkah menyusul Armila.

**

Setelah tadi sempat makan siang di kantin. Pukul satu ini. Armila berpisah dengan Niar karena kelas siang ini mereka berbeda kelas.

"Bye-bye cantik." ucap Niar sambil memberi kiss lalu berlalu cepat.

"Dasar." Armila hanya menggeleng melihat perilaku sahabatnya yang langka itu. Haha.

Armila yang memasuki kelas merasakan keanehan seperti ada yang mengikutinya. Tak ambil pusing dirinya langsung masuk ke dalam kelas. Dan mengikuti kelas sampai selesai.

**

"Hei. Nama kamu ila ya eh Armila. Bener nggak, si?" goda lelaki teman kelasnya.

"Ya." singkatnya sambil mencatat matkul siang ini.

"Kamu tu udah kayak bidadari tau nggak. Pokoknya yang indah semuanya ada di kamu."

Semua mahasiswa yang mendengarnya bersiul kencang.

Lelaki tinggi namun sedikit berisi itu makin gencar mendekati Armila. Temannya mulai bersorak. Kelas ini sudah selesai lima menit yang lalu. Namun Armila sengaja tinggal di kelas karena masih ingin mencatat matkul yang beberapa menit lalu dijelaskan oleh dosennya.

"Nanti malem, mau jalan sama aku?"

"Maaf." respon Armila sambil membereskan bukunya yang berserakan di meja lalu mencoba melangkah pergi sebelum melihat ke arah lelaki tadi.

"Buku ini aku sita. Kalo mau ambil, nanti malem harus jalan sama aku, ya?"

Lelaki itu tersenyum amat manis. Bukan Armila yang mengatakan. Armila justru menatapnya datar.

"Jangan galak gitu. Kamu malah keliatan tambah manis tau, nggak." ucapnya lalu terkekeh kecil.

Tak disangka Armila berlalu dari kelas meninggalkan buku yang masih di tangan lelaki tadi.

"Parah lo, Lang. Lo yakin bisa balikin buku tuh cewe. Mending kalo minggu depan lo sekelas sama dia." jelas temannya.

"Elang, dia cewe baik-baik loh." ujar teman cewenya.

"Gua tau. Tapi buat dapatin dia itu susah banget." lalu, "biar. Gua masih mau main sama dia." ucapan terakhirnya diiringi senyum miring.

Armila berjalan ke arah perpus. Untungnya yang di ambil adalah buku matkul untuk minggu depan. Tapi tetap saja, semua catatan tugasnya untuk minggu depan ada disitu.

POSESIF MINE (Completed) [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang