Kini Armila berada di kost-an milik Niar pada selesai sholat maghrib. Saat sebelumnya pukul 5 sore ia bertengkar dengan Sande bahwa ia tidak diizinkan menginap. Maka dari itu Armila hanya akan berada di kost-an Niar sampai jam 9 malam, itu pun nantinya akan di jemput oleh Sande.
#flashback
"Okeh, tapi ada syaratnya, Isteriku." ujar Sande membuat Armila jengah.
"Apa?!" tanya garang Armila.
"Kiss me." jawab Sande dengan santainya sambil sudah memejamkan kedua matanya.
"Hah?!" gumam Armila sedikit teriak.
"Kaget, sayang? Kalo kamu nggak mau, jangan harap dapat izinku ke rumah sahabat kamu itu."
Setelah itu Sande melenggang tapi Armila langsung menahan tangannya. Sande menatap isterinya yang ragu tapi ia menahan segala macam seringaian yang ingin dia tampakan.
Pelan tapi pasti. Armila berjinjit lalu dengan cepat mengecup sekilas bibir tebal milik suaminya itu sampai membuat suaminya tak sadar mematung di tempat.
Hanya sebuah kecupan.
Hingga suara salam dari Armila menyadarkan Sande bahwa isteri kecilnya itu menang. Ia berhasil membuat Sande mematung seperti orang bodoh saat ini.
"Armila." geramnya dengan suara yang sudah sangat serak.
Lalu,
"Astaghfirulloh. Tahan, San, isteri lu bakal takut kalo lu ngelakuinnya secara sepihak!" gumam Sande yang langsung menyibukan dirinya untuk menghilangkan sesuatu yang sangat menggairahkan bagi tubuhnya.
#flashbackend
Niar kembali membawa teh manis dingin untuk keduanya. Juga tak lupa menawarkan Armila sesuatu yang sudah di larang oleh suaminya. Mie instan.
"Kayak ada yang beda deh dari kamu. Tapi apa ya?" tanya Niar pada dirinya sendiri.
Niar menelusuri wajah Armila dan menemukan sesuatu yang membuatnya tersenyum jahil.
"Bibir kenapa tuh merah merekah banget, rada bengkak juga, sedikit si. Kalo nggak dilihatin banget nggak keliatan. So, It seems something important is already happening without I know. Please tell my dear." ujar Niar tersenyum nakal.
"Aku bakal to the point ya. Jangan kaget, Niar. I believe with you."
"Siap bosku!"
Armila menceritakan semua yang terjadi.
SEMUANYA.
"Se. Ri. Us.?!!"
Lihatlah, sudah satu jam Armila menceritakan semuanya dengan cara sesingkat-singkatnya. Niar hanya melongo, lebih tepatnya menganga tak percaya tapi memang ini kenyataannya.
"La, jadi waktu badan kamu banyak bintik-bintik merah itu dari dia. Dan sebenernya aku sempet liat lipstik kamu tuh sedikit berantakan gitu dan bibir kamu agak bengkak. Jadi, itu semua ulah dia juga?!"
Armila hanya menggangguk sebagai jawaban.
"Jadi, kamu udah ngelakuin 'itu' sama, dia?"
"Allohu, Niar. Apa nggak ada pertanyaan lain yang lebih berfaedah." gemas Armila pada sahabatnya yang malah bertanya seperti itu.
"Ya, kali aja aku masih muda udah di panggil pretty aunt sama si dede gemash." canda Niar sambil tertawa lepas.
"Isshhh. Belum. Karena aku nggak cinta sama dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESIF MINE (Completed) [OPEN PO]
Romance^Blurb^ Kisah ini adalah kisah yang tak pernah terbayangkan. Bagaimana bisa teman lelaki semasa sekolah dasar bisa tahu tentang dirimu. Hingga sebuah kata sakral di lontarkan dengan mudahnya. Sampai pemuda itu tumbuh menjadi pemuda dewasa yang sanga...