Perpustakaan adalah tempat dimana semua orang membaca hasil karya dari berbagai sumber. Semuanya dilarang berbicara dan itu sudah kewajiban bagi para penikmat pembaca yang suka membaca buku di perpustakaan.Beberapa menit yang lalu Niar pamit pulang lebih dulu karena jam kelas sudah kosong akhirnya Armila hanya mengiyakan.
'Kayaknya nanti libur aku balik deh, La.'
'Libur semester ini?'
'Iya. Kamu mau ikut aku ke Lampung?'
'Aku juga mau pulang, sayang. Cuma, entahlah. Apa aku ngabdi aja, ya.' balas Armila sambil terkekeh kecil.
'Dasar, emang kamu nggak kangen orangtuamu, La. Yaudahlah ngabdi sama aku aja.'
'Lebih parah, hm.' akhirnya keduanya tertawa bersama setidaknya Niar sudah tidak murung lagi.
Armila membaca penggalan cerita romeo dan juliet. Ia sudah tahu kisah bergenre roman ini dan ia juga sempat menonton filmnya.
Ada scene dimana romeo rela berkorban nyawa karena melihat juliet yang sudah meregang nyawa walau kenyataannya adalah juliet masih hidup, setelah romeo pergi barulah juliet benar-benar sudah tiada.
Tiba-tiba dari arah sampingnya ada seseorang yang duduk. Dan saat itu pula Armila menengok betapa terkejutnya bahwa yang berada disampingnya adalah Sande.
"Maaf kalo aku ganggu. Kursinya yang kosong cuma disini. Apa kamu keberatan?"
"Um, iya. Eh maksudku iya nggak apa kalo mau duduk disini. Toh, ini juga kursi umum, kan."
"Makasih."
Dingin. Itu yang masih dirasakan Armila pada Sande. Sejak semalam Sande benar-benar berubah seperti bukan dirinya.
Entah mengapa.
"Aku tau kalo aku ganteng. Jadi nggak usah diliat sampe segitunya deh." ujar Sande santai sambil masih membaca bukunya.
'Apa-apa-an.' batin Armila perang.
Setelah itu Armila memalingkan wajahnya, sebal.
"Nggak apa kok kalo diliatinnya sama kamu. Apalagi kalo cuma ada aku dan kamu. Kayaknya lebih baik jadi kita kalo gitu. Setuju." jelas Sande dan itu bukanlah pertanyaan tetapi pernyataan.
Lagi-lagi Armila hanya memasang wajah kesal lalu fokus kembali pada buku kisah romeo dan juliet.
"Kalau saja Cinta tau besarnya cintaku padamu, niscaya Sang Cinta akan berharap untuk menjadi kekasihku."
Armila terpaku.
Sande membaca buku yang sedang ia pegang dengan serius. Tapi ia seakan bicara bukan membaca.
Bahkan buku yang Sande baca adalah buku fiqih tentang pernikahan.
**
Adzan Maghrib pun berkumandang.
Besok adalah hari balik nya ke rumah tercinta.
Setelah sholat dzuhur, Armila dan Niar bersemangat dalam hal merapikan barang yang akan mereka bawa.
Sebenarnya, Armila dan Niar satu kost-an tetapi Niar sering menginap di rumah bibinya. Ia sering di telpon bibinya agar datang kepadanya walau sebenarnya bibinya hanya ingin Niar tinggal bersamanya. Jadi, jarang sekali mereka bersama di kost-an itu.
Libur semester ini yang hampir sebulan penuh membawa Armila dan Niar untuk berpisah sejenak. Mereka yang biasanya pergi selalu bersama. Walau sesekali jarang. Hari ini adalah hari dimana mereka menghabiskan waktu bersama yang memang sudah menjadi hal yang biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESIF MINE (Completed) [OPEN PO]
Romance^Blurb^ Kisah ini adalah kisah yang tak pernah terbayangkan. Bagaimana bisa teman lelaki semasa sekolah dasar bisa tahu tentang dirimu. Hingga sebuah kata sakral di lontarkan dengan mudahnya. Sampai pemuda itu tumbuh menjadi pemuda dewasa yang sanga...