30. Pertama Kalinya

9.3K 306 12
                                    

"Armila. Kapan kamu terima aku dan siap melayani aku, La. Aku udah nggak bisa menahan lagi setiap dekat kamu. Maka dari itu aku menikahi kamu, La. Buatku kamu segalanya dan lebih dari diri aku sendiri." gumam Sande pada dirinya sendiri.

Lihatlah jam dua dini hari ini Sande masih tidak bisa memejamkan kedua matanya. Dirinya menyentuh setiap inci tubuh isterinya tetapi tidak melakukan hal bagaimana pasangan suami isteri lainnya. Bahkan di dalam selimut itu keduanya mengenakan bahan. Sande mengenakan celana training panjang dengan bertelanjang dada sedangkan Armila yang tadinya memakai baju dan celana serba panjang. Kini tanpa Armila tahu dirinya hanya memakai dalamannya saja.

Sande memeluknya posesif membuat Armila seperti bantal gulingnya. Setiap ia mengelus perut rata isterinya itu membuat Armila melenguh pelan. Begitupun dengan setiap inci tubuh Armila yang disentuh oleh Sande membuatnya tak tahan ingin memiliki Armila seutuhnya. Semuanya yang ada pada diri Armila.

Ingatkan bahwa keduanya ingin memasuki umur 21 tahun Sande yang lebih dulu sedangkan Armila di akhir tahun nanti.

Sande terus mencicipi tubuh mungil itu dan menciuminya. Sedangkan Sande mencoba membuat bagaimana agar Armila tetap tertidur dan tidak membangunkannya.

Sekali lagi, Sande melihat diri Armila. Lihatlah karyanya di badan isterinya ini.

Sangat mengagumkan.

Membuatnya untuk cepat memakaikan baju serta celana panjang milik Armila. Setelah itu merapatkan lagi tubuh ramping isterinya itu ke padanya.

Pukul 4 lewat sudah terdengar adzan shubuh.

Armila merasakan telinganya ditiup angin. Ia menahan geli seraya membalikkan badan. Tetapi ditahan oleh seseorang dan membuatnya membuka mata perlahan dan membuat dirinya sedikit terkejut melihat keberadaaan suaminya yang begitu sangat dekat.

Lalu Armila bangun dari tidurnya dengan kecepatan kilat ia mendapat kecupan singkat dari suaminya. Membuatnya langsung melototi Sande karena serangan tersebut.

"Morning kiss and the taste is very sweet, hm yummy." ujar Sande menyeringai nakal membuat Armila dengan cepat masuk ke dalam kamar mandi.

Sedangkan Sande melihatnya tersenyum nakal.

Kemudian keduanya pun shalat shubuh berjamaah.

**

Pagi ini Armila masih berada di apartmentnya tak lupa dengan Sande. Sande yang mengubah jam kelasnya yang tadinya pukul 7 di undur menjadi pukul 9. Ia seperti itu mengikuti jam kelas milik isterinya. Tanpa Armila tahu.

Sande sedang mengerjakan tugasnya di laptop sedangkan Armila bolak-balik keluar kamar lalu dengan tiba-tiba mendekati Sande.

"Mas, kamu nggak pa-pa?" tanya Armila meneliti Sande.

Ia meneliti kulit tangan dan leher milik suaminya. Mendapat sentuhan lembut seperti itu membuat Sande menahan geramannya. Ia hanya menghembuskan napas panjangnya sedikit kasar.

"Tapi kok kamu nggak ada ya?" tanya Armila pada dirinya sendiri bingung.

Sande yang melihatnya hanya berpikir apa yang sedang isteri kecilnya ini pikirkan.

"Mas, coba deh kamu liat. Disini, disini, dan lebih parahnya lagi di tubuh aku, Mas."

Armila menyebutkan bahwa ada bintik merah di daerah seluruh tangannya, lehernya, dan juga badannya. Ia meringis.

"Kita pindah apartment aja yuk." ujar Armila memohon sambil memanyunkan bibirnya tanpa sadar membuat Sande tersenyum nakal.

"Kenapa, sayang. Ini nggak pa-pa kok, nanti juga ilang." gumamnya yang bahagia oleh hasil karyanya. "Tapi kamu ngerasa sakit nggak?" tanya Sande perlahan.

POSESIF MINE (Completed) [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang