Segerombolan anak kelas lima SD sedang mengkerubuni satu anak laki-laki yang sedang asyik berbicara tentang dirinya di kelas yang mereka tempati.Kebanyakan pendengarnya perempuan karena laki-laki tersebut lumayan tampan dan separuhnya teman lelakinya. Sisanya, mereka sibuk dengan kesibukan mereka sendiri di jam istirahat ini.
"Sande, jadi siapa inceran lu sekarang?" tanya temannya yang bernama Kristian.
"Gua kan slalu bilang kalo gua bakal pacarin cewe yang punya tahi lalat di daerah bibir." ucapnya sambil tergelak.
"Daerah, daerah, lu kira nama daerah." temannya menyahut yang bernama Dani dan Kristian tertawa mendengarnya.
"Nah, kemarin dua cewe udah gua taklukin. Gua deketin doang tanpa gua pacarin. Tapi, dia nganggep gua pacarnya. Keren nggak tuh." jelas laki-laki yang bernama Sande.
Ia bercerita dengan sangat bangganya dan ia bertambah semangat kala melihat seorang gadis yang memasuki kelas bersama teman-temannya.
"Sekarang siapa?" tanya Kristian.
Sande yang ditanya hanya tersenyum penuh arti.
"Liat aja nanti." jawab singkatnya.
Sedangkan temannya bersorak karena bel masuk telah berbunyi. Itu tandanya belajar di mulai kembali.
Tak lama datanglah wali kelas mereka. Beliau duduk menaruh berkas di meja lalu berdiri kembali.
"Anak-anak, sekarang kita atur tempat duduk ya. Karena berhubung sekarang udah semester dua. Jadi, latihan buat nanti di kelas enam kalian juga akan di ubah teman duduknya dengan wali kelas kalian. Agar apa?"
"Biar enak pak." sahut anak laki-laki yang bernama Endro dan di tertawakan oleh teman sekelas karena sahutannya tadi.
"Bukan Endro. Tapi, agar kalian saling mengenal. Nggak mungkin kan kalian harus bersama teman dekat kalian. Sesekali dengan teman yang jauh agar bisa bersosialisasi. Karena nanti jika sudah dewasa, kalian harus lebih pintar bersosialisasi. Siap!"
"Siap, Paaaaak.. ." jawab semua murid dan separuhnya ada yang menjawab dengan malas.
Akhirnya, beliau, Pak Usman sedang sibuk mengatur.
Sande. Bocah laki-laki yang terus tersenyum penuh arti. Entah senyum itu ditujukan untuk siapa.
Kemudian, terdengar suara pak Usman.
"Sandewo, kamu duduk dengan Armila." jelas pak Usman sambil menunjuk dimana tempat duduk Armila, nama gadis itu.
"Kena juga." ucap Sande berbisik pada dirinya sendiri. Lalu tersenyum miring.
Bagaimana? Sukakah kalian dengan story ini (?)
Hm, aku jadi kangen masa sekolah dasar dulu hehe. Dan, aku mau ngajak kalian bernostalgia tentang jaman sekolah hoho.
And information dari aku, kalo story ini emang sepenuhnya khayalan aku tapi aku sedikit bubuhin kisah nyata dari kisah seseorang. Ehe 🤭Yuk, follow me and have fun just reading story me 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESIF MINE (Completed) [OPEN PO]
Romansa^Blurb^ Kisah ini adalah kisah yang tak pernah terbayangkan. Bagaimana bisa teman lelaki semasa sekolah dasar bisa tahu tentang dirimu. Hingga sebuah kata sakral di lontarkan dengan mudahnya. Sampai pemuda itu tumbuh menjadi pemuda dewasa yang sanga...