23. Wedding Dress

6.5K 311 9
                                    


Pagi ini seorang pemuda keluar dari dalam mobil. Ia sudah tiba di depan rumah milik calon isterinya. Pemuda yang berstatus calon suami dari Armila mulai melangkah memasuki rumah calon isterinya.

Para tetangga yang melihat sangat terperangah. Terpesona dengan ketampanan wajahnya yang bersih segar dan tubuhnya yang atletis.

Dan pembicaraan biasa ibu-ibu pun telah dimulai.

'Calon suaminya ganteng banget si, jadi pengin.'

'Ya ampun, masa, si, ibu suka sama brondong.'

'Hih, buat saya aja, lah.'

'Inget umur. Biar sama saya aja. Kan saya lagi masa pencarian.'

'Kamu tuh janda masa iya dia mau sama kamu.'

'Nih jangan sampe saya keluarin jurus saya nih. Ibu-ibu kalo ngomong dijaga ya.'

'Mending deh sama nak Armila daripada sama kamu.'

'Dia mah nggak kelihatan. Liat, saya kelihatan kan, bodi saya mana ada yang nandingin.'

'Yang berharga tuh yang ketutup, jeng. Jeng, mana ada ketutupnya.'

"Toh, kalo kalian berempat berantem. Dia lebih milih yang sholehah."

Ketiga ibu-ibu dan satu janda terperangah dengan jawaban abang tukang sayur yang ingin melewati mereka. Meleraikan pembicaraan yang mulai memanas.

Lalu, tukang sayur pun diserbu oleh ibu-ibu yang lain untuk membeli sayurannya.

Di dalam rumah Armila.

Pemuda ini dipersilakan duduk oleh bundanya Armila.

"Nak, tunggu Armila ya. Anaknya masih di kamar. Lagi pake jilbab kayaknya."

"Iya, Bun, aku tunggu."

"Iyaudah, kalo gitu bunda ke dapur dulu."

Tak lama Armila keluar dari kamarnya terkejut melihat siapa yang datang. Ia hanya melihat sekilas lalu melewati calon suaminya itu.

Pemuda ini terus melihat semua gerak-gerik calon isterinya itu sambil tersenyum.

Armila mendekati bundanya yang sedang asyik membuat makanan ringan, kripik bawang.

"Bun, itu dia ngapain si kesini?"

"Ssstt, dia itu mau menjadi suami kamu. Jadi kamu nggak boleh gitu sama dia."

"Bunda, dia baru calon. Apa aku bisa-,"

"Udah. Dia udah nunggu kamu daritadi. Jadi kalian cepet ambil gaun pengantinnya."

"Ambil?" tanya Armila terkejut dengan apa yang bundanya katakan.

"Karena gaunnya sudah pilihan bunda dan ibunya. Jadi kalian hanya mengambilnya saja."

Bundanya meninggalkan Armila yang mematung. Lalu memanggil Armila.

"Nak."

Armila menghampiri dengan perasaan yang tak berdaya.

'Apalagi ini ya Alloh.' batin Armila.

"Yaudah kalian hati-hati di jalan. Setelah ambil gaunnya buru-buru pulang ya. Jaga anak bunda. Jangan di apa-apa-in kalian belum halal. Paham?!"

"Paham dan siap komandan." jawaban si pemuda dengan penuh semangat.

Armila hanya tak percaya melihat bunda dan pemuda itu yang sedang tersenyum ramah.

**

Di dalam mobil.

Keduanya nampak saling diam. Jalanan yang ramai di hari sabtu ini membuat jalanan agak sedikit mengecil.

POSESIF MINE (Completed) [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang