Alun-alun malam ini sangatlah ramai. Banyak yang mendatanginya entah dari pasangan kekasih, orang tua, atau anak muda lainnya.Banyak sekali tempat bermain seperti bianglala yang di kerumuni banyak orang. Adapun rumah hantu yang kebanyakan didatangi oleh anak muda. Atau pemain motor setan yang mengemudi dengan kecepatan tinggi.
Terlihat gadis berjilbab kuning pucat sedang menunggu sahabatnya yang sedang memesan kebab arab dengan ukuran yang cukup besar.
"Kamu yakin bisa makan kebab sebesar itu?" ujarnya dengan wajah yang tak bisa di artikan.
"Ila, kamu kan tau kalo badan aku nggak sekurus dan sekecil kamu." jawabnya sambil cengengesan.
"Ngeledek."
Ya, mereka berdua adalah Armila dan sahabatnya, Niar.
Tubuh Armila itu lebih kecil dari Niar. Mungkin Armila tingginya hanya se-telinga dari Niar. Tapi kalau masalah porsi makan sebenarnya porsi Armila lah yang paling banyak.
"Nanti kita mau naik apa dulu?" tanya Armila.
"Hm, aku takut kalo naik permainan yang ada disini." jawab Niar dengan wajah polos.
"Niaarrr.. ." teriak kecil Armila sambil merengut.
"Hehe. Yaudah, aku tunggu sini aja kamu naik sendirian ya. Nggak pa-pa kan, sayang?" ujar Niar dengan tampang di lugu-lugu kan.
Armila hanya menyipitkan mata berpura marah.
**
Di tempat lain.
Elang dengan kedua temannya memasuki area motor setan berada. Mereka menonton dan tidak sedikit memaki.
"Cemen, masih keren gua kemana-mana." ujar Iwan
"Terserah lo. Gua minta ampun. Gua masih sayang nyawa." tambah Eki.
"Biar gua coba." ujar Elang yang langsung masuk ke area.
"Cari mati dia." ucap Eki sedikit histeris.
"Liatin aja." respon Iwan.
Siapa tahu kalau Elang mendapat keberuntungan.
15 menit berlalu. Suara sorak dengan frekuensi tinggi meledak sampai ke luar area. Semua orang yang di luar mendengar sontak terkejut karena teriakkan.
"Lucky, Lang." sambar Eki lalu memeluk dengan gaya cool.
"Always."
Keluar dari area motor setan. Ketiganya menikmati hisapan asap yang dimasukkan ke dalam mulut dan di hembuskan lewat mulut juga.
Tak sengaja kedua mata Elang menangkap objek yang sangat indah.
"Armila."
Saat itu juga ia membuang hisapan itu lalu melangkah mendekati seseorang yang dia sebutkan tadi.
**
"Yaudah. Aku tunggu kamu selesai makan deh."
"Loh, ila. Nanti kamu naik permainan aku diem aja dong. Beneran deh, aku nunggu kamu sambil ngabisin kebab ini disini." ujarnya sambil tersenyum sampai manis.
"Okeh. Tunggu aku."
Niar bersorak senang. Baiklah ia akan menunggu sahabat nya yang senang dengan permainan di alun-alun ini. Di ajak makan Armila justru bilang dia sedang tidak ingin makan. Yang dia inginkan adalah menaiki permainan seperti bianglala kesukaannya.
Armila melangkah semakin jauh meninggalkan Niar yang asyik makan. Dirinya sendiri menaiki bianglala.
Sebelum itu dirinya di hentikan oleh seseorang.
"Armila. Aku udah bilang tadi siang bakal ajak kamu jalan. Jalan nya itu ya kesini. Tapi tanpa aku paksa kamu datang sendiri juga ke tempat ini. Jodoh ya. Aamiin." ucap Elang lalu tersenyum.
Sungguh, Armila tidak terlalu dekat dengan Elang. Yang ia tahu Elang adalah ketua futsal di kampusnya.
"Ila, kamu mau naik bianglala. Aku temenin dengan senang hati." ujarnya lagi lalu ingin menuntun, hampir mengambil satu lengan kanan milik Armila.
Tetapi tak sampai karena seseorang lebih dulu berdiri di depan Armila. Orang itu berdiri sampai menutupi seluruh tubuh kecil Armila yang berada dibelakangnya. Dapat terlihat bahwa tinggi Armila hanya sebahunya.
"Sande. Lo ngapain disini?" tanya Elang terkejut bukan main saat melihat siapa yang ada di hadapannya.
"Menurut lu?!" jawab Sande dengan penuh ketekanan.
Wajah Sande menyeringai sampai membuat Elang tersenyum paksa. Lalu pamit dan setelahnya melangkah pergi.
#flashback
"Parah lo, Lang. Lo yakin bisa balikin buku tuh cewe. Mending kalo minggu depan lo sekelas sama dia." jelas temannya.
"Elang, dia cewe baik-baik loh." ujar teman cewenya.
"Gua tau. Tapi buat dapatin dia itu susah banget." lalu,
"Biar. Gua masih mau main sama dia." ucapan terakhirnya diiringi senyum miring.
Tak lama kelas berubah menjadi sepi. Elang di kelas dengan satu temannya. Lalu entah angin mana datang seseorang memukul pipi Elang yang sampai mengeluarkan darah lewat hidungnya.
"Balikin buku Armila!" perintahnya lalu merebut buku yang berada di tangan Elang.
Elang terhempas. Ia mengenal Sande lebih dari saat sekolah menengah atas dulu. Elang sampai sekarang tidak berani melawannya.
"Sampe gua tau lu sentuh dia. Abis lu!" setelah mengatakan itu Sande pergi meninggalkan Elang yang terdiam.
#flashbackend
Wew, Elang lemah gengsz. Aku tu takut kalo deket-deket Sande karena dia galak-galak manja gitcuh 🤭
Hei, kadang aku slalu terbayang akan seseorang.
Hayoo, lagi mikirin siapa? 🤭
Ehe 😅
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESIF MINE (Completed) [OPEN PO]
Romansa^Blurb^ Kisah ini adalah kisah yang tak pernah terbayangkan. Bagaimana bisa teman lelaki semasa sekolah dasar bisa tahu tentang dirimu. Hingga sebuah kata sakral di lontarkan dengan mudahnya. Sampai pemuda itu tumbuh menjadi pemuda dewasa yang sanga...