3. Past Tense III

15.8K 668 12
                                    


Setelah Armila duduk dengan Filo. Dari itu Sande tak bisa diam. Dia selalu mengganggu teman perempuan Armila dan melihat itu Armila kesal karena teman-temannya justru menyukai Sande.

"Hoh, menyebalkan. Nikmatilah." ucap Armila malas pada dirinya sendiri dan memilih keluar.

**

Keesokan harinya.

Pagi ini pelajaran olahraga pun dimulai.
Semua anak-anak dibagi beberapa kelompok terdiri menjadi lima anak.

Tentu saja Sande berkelompok dengan teman-temannya. Permainan bola basket ini mengundang suatu perasaan dongkol saat Sande melihat Armila berdiri dekat dengan Iko.

Saat permainan dimulai Sande terus melawan Iko dengan kasar. Sampai terjatuh dan itu membuat guru olahraga, Pak Iwan membunyikan peluitnya agar permainan dua kelompok itu terhenti.

"Pelan-pelan ya, Sande. Kamu melukai temanmu sendiri."

"Dia bukan temen saya, Pak. Saya benci sama dia." ucap Sande dengan sengit dan itu membuat anak-anak kaget mendengarnya.

Sedangkan Armila membantu Iko agar duduk di pinggir lapangan sampai pelajaran olahraga kelar. Dan itu diperbolehkan oleh pak Iwan.

Sande yang melihat Armila begitu peduli dengan Iko. Ia dengan teganya melempar bola basket ke arah Iko dengan sengaja.

Dan itu sangat kencang.

Membuat Armila yang saat itu ingin berbalik tak jadi karena mendengar Iko mengerang sakit.

"Iko, kamu nggak pa-pa?" Armila sontak memanggil pak Iwan. Karena yang melihat kejadian itu hanya Armila.

Karena yang lain sedang sibuk bermain bola basket.

"Pak Iwan." panggil Armila teriak kecil.

"Ya, Armila." pak Iwan segera mendekati Armila di pinggir lapangan.

"Pak, Sande jahat. Dia udah sengaja lempar bola basket ke arah Iko. Dan itu kenceng banget, Pak." jelas Armila memperlihatkan pipi kanan Iko yang sedikit memerah.

Pak Iwan yang mendengar itu langsung memanggil Sande ke ruang guru.

Pelajaran olahraga pun berakhir.

Saat ini jam istirahat, Armila dan kedua temannya sedang asyik menyantap jajanan sambil bercerita di dalam kelas.

"Armila, kamu berani banget si, sama sande. Kamu nggak takut sama dia?" tanya Neta.

"Iya, La, gue si ngeri hiiiihh." lanjut Isna.

"Aku nggak takut sama dia. Lagian, dia nggak pernah muncul di hadapan aku. So, siapa yang takut." tegas Armila sambil tersenyum bangga.

"Dasar ya ni, anak." respon Isna sambil mencubit pipi Armila dengan gemas lalu mereka bertiga tertawa bersama.

Bahkan mereka tidak mengetahui bahwa seseorang yang sedang mereka bicarakan sedang mendengarkan.

"Keren, Armila." tiba-tiba saja suara itu begitu dekat di pendengaran Armila. Lebih tepatnya suara itu berada di belakang Armila.

Isna dan Neta pun terkejut mengetahui itu suara siapa.

"Sa-Sande. Lu kapan dibelakang, Armila?" tanya Neta hati-hati.

"Lu nggak lagi nguping, kan, San?" tanya Isna melotot saking terkejutnya dan kali ini seperti teriak.

"Weh santai dong. Gua baru dateng kok." jawab Sande terkekeh kecil.

Lalu Sande bangun dari duduknya dan berdiri di hadapan Armila.

"Jadi, Armila. Kamu kenapa nggak mau duduk sama aku?"

Isna menyenggol lengan Neta agar membantu Armila yang sejak tadi diam. Armila tidak melihat ke arah Sande. Tapi Armila melihat ke arah lain.

"Filo." panggil Armila sedikit berteriak yang tak sengaja melihat Filo yang ingin memasuki kelas.

"Iya, kenapa, La?" jawab Filo sambil jalan menghampiri Armila.

"Um, a-aku, aku," suara Armila tiba-tiba menghilang dan itu membuat yang mendengar melihat Armila bingung.

"Ah, iya, Armila. Nggak usah grogi gitu dong. Kamu mau cerita tentang kemarin kita belajar bareng, kan. Oh, kamu suka ya sama keju. Tenang, nanti aku bawain lagi dari rumah ya." jelas Filo lalu tak lama bel masuk berbunyi.

'HOH!, selamat.' batin Armila berteriak.




















Aku ngerasa kalo cerita ini kek jaman SMA gitu. Tapi serius deh, ini jaman sekokah dasar, ya gengs. Bocah banget tapi udah ngerti cinta-cinta-an haaa 😅

Jadi, jaman SD itu kek si Sande ini kesel, gemes, greget sama Armila. Pribahasanya, kayak, Sande tuh nggak bisa dapetin apa yang dia mau. Gituu ehe 😁

Dan, story ini alurnya bertahap. Jadi part awal bukan flashback tapi emang sengaja dari awal tuh jaman SD lalu langsung ke SMA. SMP skip karena emang nggak ada kisah nyata tentang Sande dan Armila waktu SMP ehe 🤭

So, enjoy next part 😘

POSESIF MINE (Completed) [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang