Hara bingung harus tinggal dimana setelah tantenya meninggal. Harus diakui kalau Hara menyukai pekerjaannya sekarang dan belum ingin pulang ke Lampung.
Tapi jika dia dihadapkan dengan keluarga ayahnya yang terus bersikap tidak bersalah karena sudah tidak mengakuinya, jelas Hara jadi ingin kembali ke Lampung.
Menerima tawaran Lingga untuk tinggal di rumah laki-laki itu pun adalah salah satu hal gila menurut Hara. Bagaimana Hara menghadapi Bunda Lingga yang jelas-jelas tidak menyukainya.
"Saya mau kos saja!", jawab Hara berapi-api. Dia tidak masalah harus menjadi anak kosan lagi. Dia sudah berpengalaman, walaupun Jakarta memang tidak seperti Lampung.
"Ga boleh",
"Tidak bisa!"
Rama, Reza dan juga Lingga berseru bersamaan. Lalu saat mereka tersadar akan kekompakan mereka itu, mereka saling memandang dan kembali membuang muka. Ketiganya kembali fokus menatap Hara, sedang Hanum, mama Reza hanya menghela nafas. Hara sendiri kaget mendengar respon ketiga laki-laki di depannya.
"Kamu punya keluarga disini, buat apa kamu ngekos! Lagipula di Jakarta ini ga aman. Kamu anak perempuan, kamu ga bisa jaga diri kamu sendiri. Jadi lebih baik kamu tinggal bersama saya", Rama geram karena cucu perempuan satu-satunya justru memberi jawaban yang tidak masuk akal menurutnya.
"Kalau dia tidak mau jangan dipaksa. Lagipula asal usulnya masih belum jelas, pah, kenapa dia harus tinggal sama kita?", semua orang yang ada disana menoleh ke arah asal suara.
Hara kaget dan tidak meyangka kalau Harya dan juga istrinya, Monik datang ke pemakaman tantenya. Padahal saat dirumah kakeknya, kedua orang itu tidak kelihatan batang hidungnya.
"Kamu jangan sembarangan! Lagipula kamu tidak pernah saya anggap sebagai menantu! Jadi jangan ikut campur masalah keluarga saya! Hara cucu kandung saya, terserah ayahnya mau mengakui atau tidak. Tapi saya sudah membuktikannya lewat tes DNA", jawab Rama emosi. Dia juga tidak menyangka kalau anak dan menantu yang tidak ingin diakuinya itu ikut menyusulnya.
Sedang Hara merasa kaget, selama ini dia merasa tidak pernah mengikuti tes DNA, jadi bagaimana bisa kakek tua itu yakin kalau dia adalah cucunya.
"Tante kamu menyerahkan sisir yang biasa kamu pakai. Beberapa helai rambut kamu yang tertinggal, kakek pakai untuk diperiksa dan benar kalau kamu adalah cucu saya, cucu perempuan saya satu-satunya", ungkap Rama yang mengerti wajah bingung Hara.
Sedang Monik hanya mendengus tak suka. Harya sendiri terdiam, dia tidak tahu harus berkata apa saat ini. Lingga ikut terkejut dan masih bingung dengan pembicaraan yang terjadi diantara orang-orang yang ada di depannya.
"Tes itu pasti salah, pah. Ayura ga mungkin hamil apalagi hamil anak saya", tolak Harya tiba-tiba. Dia masih tidak percaya kalau dia telah menghamili sahabatnya sendiri.
Harya sama sekali tidak mempedulikan efek perkataannya pada Hara. Gadis gendut itu tertunduk sedih dan air matanya mengalir lagi. Ini bukan yang pertama kalinya dia mendengar penolakan ayah kandungnya, namun rasa sakitnya masih sama.
"Kamu ikut aku pulang ke rumah ayah dan aku ga terima penolakan!", ujar Lingga yang langsung memeluk pundak Hara saat melihat gadis itu menangis. Sedikit banyak Lingga paham namun untuk mempertanyakan itu sekarang pada Hara atau Reza, jelas tidak mungkin. Jadi yang dia bisa lakukan hanya membawa Hara pergi dari tempat yang sudah membuatnya banyak menangis.
Hara masih terdiam namun genggaman erat ditangannya membuatnya menoleh. Dewo meremas tangannya sambil mengangguk seakan setuju dengan perkataan Lingga barusan.
"O..om a..a..kan ja..a..ga ka..mu", Dewo mengucapkan sesuatu yang membuat Hara menangis lagi. Dia terharu dan sama sekali tidak menyangka kalau Dewo bersedia menjaganya, padahal interaksi mereka tidaklah baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Gendut (2# Teacher Series) - (END)
RomantizmApa jadinya jika kamu terpaksa dinikahkan dengan pria yang tidak kamu kenal sama sekali, hanya karena kesalahpahaman? Itulah yang dialami Hara, si wanita gendut yang tragisnya sedang menjalankan program pengalaman lapangan terpadu alias KKN dengan...