"Perkenalkan. Saya Lingga Aryasetya, suami Hara", ucap Lingga sembari menyodorkan tangannya untuk bersalaman dengan Arsen yang kini menatapnya kaget.
Dan Lingga merasa jumawa saat melihat binar mata Arsen meredup. Sesuai prediksinya, laki-laki itu memang menyimpan rasa pada calon istrinya. Sesuatu hal yang jelas tidak akan dia biarkan.
Sedang Hara tak kalah shock. Bisa-bisanya laki-laki itu datang dan mengacaukan paginya.
Dengan cepat Hara mendekati Lingga dan menarik telapak tangan kiri laki-laki itu. Diremasnya tangan Lingga sampai si empunya tangan meringis.
"Jangan di dengerin, Pak. Dia orangnya emang suka halusinasi. Sebentar ya Pak, ada yang harus kami bicarakan", Hara pamit pada Arsen yang masih terdiam ditempatnya, lalu menarik Lingga menjauh.
Arsen sendiri nampak masih berusaha mempercayai apa yang baru saja didengar oleh telinganya.
"Aku ga punya gangguan jiwa, enak aja dikatain halusinasi. Aku memang suami kamu, Hara!", Lingga sengaja memperbesar suaranya saat ditarik Hara menjauh dari Arsen.
Perkataan Lingga jelas terdengar oleh Arsen dan pria itu semakin penasaran dengan sosok Lingga.
Otaknya penuh dengan pertanyaan dan dia ingin menanyakan saat itu juga, tapi Arsen sadar diri kalau hubungannya dengan Hara hanya sebatas pekerjaan, jadi dia akan menunggu waktu yang tepat untuk menanyakannya sesuai batasannya. Dia akan membiarkan Hara berbicara lebih dulu dengan Lingga.
"Ya Tuhan.. Kamu nyambung ga sih sama yang apa aku bilang kemarin? Aku mau semuanya berjalan seperti air mengalir dan pernikahan kita yang terpaksa itu dibatalkan saja. Lama-lama aku bisa gila ngadepin kamu!", Hara mendesah frustasi. Lelaki didepannya ini benar-benar keras kepala.
Lingga berhenti dan menatap Hara tak kalah kesal. "Buat apa sih batalin pernikahan? Kita cuma perlu mengulang lagi janji nikah kita. Tapi sekarang kita pacaran dulu. Anggap aja abis nikah kita pacaran, abis itu kita nikah lagi!", ucap Lingga tak mau kalah.
"Kamu ngomong apa sih?! Kalau lagi mabok jangan kesini, napa!",
"Ya Tuhan! Tadi kamu ngatain aku halu sekarang mabok, susah banget jadi orang jujur", kali ini Lingga yang mendesah frustrasi.
Hara jadi terdiam ditempatnya. Melihat Lingga seperti itu membuatnya merasa bersalah karena mulutnya yang dengan enteng mengolok-olok Lingga.
Bagaimanapun Lingga itu lebih tua tujuh tahun darinya. Kalau Hara kualat, gimana?
"Aku cuma mau ikutin kemauan kamu. Kita batalin pernikahan kita, asal kamu mau jadi pacar aku. Kita jalani seperti yang kamu mau. Kita saling mengenal masing-masing lebih dulu. Deal". Lingga menyodorkan telapak tangannya untuk menjabat Hara sebagai tanda sepakat.
Lingga sudah memikirkan hal ini sejak semalam. Dia tidak keberatan jika harus mulai lagi dengan Hara, toh menurutnya endingnya tetap sama.
Pernikahan mereka tidak akan batal, hanya akan diulang saja. Hara tidak akan tahu dia akan membatalkan pernikahan mereka atau tidak, toh selama ini dia yang mengurus semuanya. Berkas-berkas pernikahan juga ada padanya.
Hara mendelik, sudah berapa kali sih dia ditembak Lingga? Tapi rasanya bawaannya tetap kesal. Suasananya tidak ada romantis-romantisnya, apalagi suasana hati Hara yang memang sudah kesal semenjak melihat Lingga yang tiba-tiba datang.
"Ga usah pacaran lah, temenan dulu aja!", elak Hara sambil cemberut lucu. Dia menolak berjabat tangan dengan Lingga.
"Gak bisa, batal nikah terus pacaran atau tetep nikah? Pilihannya cuma itu aja", Lingga tersenyum jumawa, kedua pilihan itu tetap akan menjadikan Hara sebagai miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Gendut (2# Teacher Series) - (END)
RomansaApa jadinya jika kamu terpaksa dinikahkan dengan pria yang tidak kamu kenal sama sekali, hanya karena kesalahpahaman? Itulah yang dialami Hara, si wanita gendut yang tragisnya sedang menjalankan program pengalaman lapangan terpadu alias KKN dengan...