"Hara, kamu disini?"
"Mas Tio?"
Hara benar-benar tidak tahu apa yang dilakukan pujaan hati semasa kuliahnya itu disini.
"Kejutan apalagi ini, Tuhan?", tanya Hara dalam hati.
"Ehem", Rama berdeham tak suka saat melihat cucu perempuan dan cucu angkat saling berpandang-pandangan.
"Lebih baik kita mulai sarapan sekarang", titah Rama seraya memberi kode pada Hara agar cucu perempuannya itu duduk.
Hara menghela nafas dan mengikuti kode laki-laki tua itu dengan perasaan canggung dan juga asing. Ini bukan rumahnya dan baru kali ini Hara sarapan dengan anggota keluarga lengkap seperti ini.
Hara memilih duduk di sebelah Tio, karena memang disitulah satu-satunya tempat duduk yang tersisa.
Hara sama sekali tidak menyadari kalau Tio memperhatikannya dari tadi. Bahkan laki-laki itu menahan mulutnya yang sudah gatal untuk bertanya, namun seperti biasa Rama adalah sosok yang tidak bisa dibantah dan memegang prinsip tidak ada obrolan di meja makan. Makanya semua orang makan dengan hening, termasuk Tio.
Sedang Hara merasa tidak nafsu makan. Berada dimeja yang sama dengan Harya dan juga Monik membuatnya malas. Kalau bukan karena keingintahuannya terhadap alasan Rama yang menculiknya, dia pasti akan segera pergi dari rumah itu.
"Kenapa ga dimakan? Apa ga enak?", tanya Rama pada Hara yang masih saja melamun.
"Sssttt, Ra! Kakek nanya sama kamu tuh", tegur Reza pada Hara.
"Hah?", jawab Hara kaget.
"Itu Kakek nanya", ulang Reza lagi
"Kenapa kamu ga makan?", sambung Rama.
"Oh ini, saya ga selera. Saya sebenarnya cuma mau tanya kenapa saya diculik dan dibawa kesini?", tanya Hara ketus, dia bahkan meletakan sendok dengan sedikit membantingnya, membuat siapapun yang ada disana terkejut. Bahkan Monik dibuat geram melihat sikap Hara yang kurang ajar.
"Dasar ga tahu sopan santun! Kamu itu bukan siapa-siapa disini! Jangan belagu!", sentak Monik kesal.
"Kalau saya bukan siapa-siapa, lantas kenapa saya diculik dan dibawa kesini?!", balas Hara tak mau kalah.
Monik semakin melotot, "Kamu jangan sembarangan kalau ngomong ya! Kepedean kamu! Siapa yang mau repot-repot nyulik anak har-",
"DIAM KAMU MONIK!", sentak Rama yang sedari tadi berusaha tidak terpancing emosinya.
"Tapi pa, di-",
"DIAM, SAYA BILANG DIAM YA DIAM!", nafas Rama menderu, jantungnya mulai berulah lagi.
"Pah", Hanum mengusap punggung papanya berharap perlakuannya itu membuat emosi Rama turun.
Sedangkan Monik bertambah kesal karena dibentak seperti itu didepan semua orang. Namun dia terpaksa menahan diri, kehadiran Hara dirumah itu sungguh tidak di duga. Dia bahkan terkejut atas kehadiran Hara dimeja makan. Semalam dia pulang larut malam jadi dia sama sekali tidak tahu soal penculikan yang dikatakan Hara.
Tapi setelah Monik pikir lagi, hal itu justru bagus, karena Tio akan dia minta untuk mendekati Hara dan mencari waktu yang tepat untuk menghancurkan gadis gendut itu.
Monik bisa menghancurkan dua orang sekaligus serta mendapat bonus yaitu harta warisan Hara.
"Kamu duduk, Hara", pinta Rama setelah mulai tenang. Namun Hara yang sedang dalam mode keras kepala enggan menuruti kemauan sang kakek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Gendut (2# Teacher Series) - (END)
RomantizmApa jadinya jika kamu terpaksa dinikahkan dengan pria yang tidak kamu kenal sama sekali, hanya karena kesalahpahaman? Itulah yang dialami Hara, si wanita gendut yang tragisnya sedang menjalankan program pengalaman lapangan terpadu alias KKN dengan...