"Ck, kenapa sih itu anak pakai sadar segala. Harusnya dia mati aja", rutuk Monik kesal. Dia dan Tio sedang makan siang di kantin rumah sakit.
Lima hari yang lalu Hara sadar dan mampu melewati masa kritisnya. Setelah semua orang sibuk mencari donor darah kemana-mana, akhirnya membuahkan hasil. Tiga kantong darah berhasil membuat keadaan Hara normal kembali dan hal itu membuat Monik dan Harya kesal.
Harya jadi malas datang ke rumah sakit. Tapi tidak dengan Monik, dia merasa harus terus mencari informasi sekaligus memberi citra sebagai menantu yang baik karena Rama juga masih dalam perawatan intensif.
"Ma, jangan gitu. Mama udah janji kalau Tio mau nikah sama Hara, mama sama papa juga mau nerima Hara. Lagian kenapa sih mama sama papa nolak Hara. Dia itu anak kandung papa lho, artinya mama juga harus terima dia", Tio mencoba menasehati mamanya, namun tetap saja tak berhasil. Monik tetap memberikan wajah tak sukanya.
"Justru itu, kalau dia benar anak kandung papa kamu, mama malah makin sakit hati. Berarti benar kalau si gendut itu anak dari Yura, sahabat mama. Bisa-bisanya mereka selingkuh dibelakang mama", Monik geram. Ingatan tentang Yura dan Harya membuatnya semakin membenci Hara.
"Tapi kata tante Hanum, waktu itu mama sama papa sudah putus. Jadi ini bukan murni kesalahan mamanya Hara", sahut Tio lagi.
Semua cerita mengenai Hara sudah dia dengar dari Hanum, mama Reza. Kakak dari ayah angkatnya itu mengaku jika dia juga mendapat penjelasan dari Aura, tante Hara yang notabene kakak dari mama Hara.
Itulah salah satu yang Tio sukai dari keluarga ayahnya. Kehadiran tante Hanum yang selalu baik padanya dan meladeni pertanyaannya mampu membuat perasaannya selalu menjadi lebih baik.
Ah, mendengar kisah Hara membuat Tio semakin jatuh kasihan. Mereka berdua itu sama sebenarnya, sama-sama haus kasih sayang keluarga. Namun Tio lebih beruntung dari Hara. Jauh lebih beruntung.
"Kamu kenapa sih belain si gendut itu terus! Mulai suka kamu yak!", bentak Monik. Dia tidak suka orang-orang yang membela si gendut itu, terlebih jika yang membelanya adalah anak angkatnya itu.
"Bukan gitu, ma. Tio cuma kasihan. Coba mama bayangin jadi Hara. Siapa sih ma yang mau jadi anak yang lahir di luar pernikahan. Apalagi ga diakui sama papa, kasian tau ma. Tio aja sampai sekarang ga jelas asal usulnya tapi mama papa masih mau nerima Tio. Lantas kenapa ga bisa nerima Hara?", sahut Tio dengan lembut.
Tapi sayang sikap lembut Tio tetap saja tidak bisa meruntuhkan ego seorang Monik.
Menurutnya sosok Hara adalah simbol penghianatan antara Harya dan Ayura. Mengingat nama keduanya yang digabung menjadi nama Hara justru menambah buah-buah kebencian Monik semakin lebat.
Jika saja, dia tidak terdesak dan membutuhkan uang yang sangat banyak, maka keberadaan Hara sudah dia tendang jauh-jauh dari hidupnya.
"Sudahlah, ga usah nasehatin mama! Pastikan aja kita dapat tandatangannya, kamu nikahin dia justru lebih baik lagi. Gimana pun caranya, buat kakek kamu ga curiga kalau kita yang meminta Hara menyerahkan harta warisannya pada kita. Kalau memang menikah solusinya, Mama mau secepatnya itu terjadi, kalau perlu kamu hamilin aja dia. Yang jelas papa kamu juga sudah terdesak. Hutang papa kamu sudah terlalu banyak. Kakek kamu juga mau membacakan warisannya secepatnya. Tinggal nunggu kehadiran si gendut itu aja!", Monik memberengut kesal saat mengingat Rama. Sempat-sempatnya mertuanya itu memikirkan untuk membagi warisan disaat dirinya sedang dirawat.
"Ingat, jangan pakai perasaan! Kamu ceraikan dia setelah kita dapat semuanya. Mama juga ga mau lihat kamu menderita harus menikah sama si gendut itu!", lanjut Monik lagi.
Bagaimanapun dia seorang ibu dan Tio adalah anak yang disayanginya. Dia terpaksa mengorbankan Tio karena sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa.
Seandainya Rama tidak keras kepala dan tidak membencinya pasti tidak akan begini kejadiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Gendut (2# Teacher Series) - (END)
RomanceApa jadinya jika kamu terpaksa dinikahkan dengan pria yang tidak kamu kenal sama sekali, hanya karena kesalahpahaman? Itulah yang dialami Hara, si wanita gendut yang tragisnya sedang menjalankan program pengalaman lapangan terpadu alias KKN dengan...