MG ~ 49

7.7K 604 83
                                    

Lingga mengamuk, itu sudah pasti. Dia bahkan tidak memperdulikan jika setelah ini banyak perawat yang akan membencinya.

Semuanya terkena semburan kemarahan Lingga, khususnya para perawat yang ada di poli kejiwaan.

Setelah mengantarkan Lita pulang ke rumahnya, Lingga sangat terkejut saat mendapat kabar dari Reza jika Hara tidak berada diruangannya.

Sepupu Hara itu diberi tahu mamanya yang hendak menemani Hara ditaman. Tapi karena Hara tidak ada lagi ditaman, Hanum mengira Hara sudah kembali ke ruangannya.

Namun Hanum kaget mendapati ruang Hara kosong dan lemari tempat pakaian juga bersih. Lalu Hanum menelpon ke rumah, siapa tahu Hara pulang ke rumah mereka, tapi lagi-lagi nihil. Kata pembantu mereka, Hara tidak ada. Jadilah Hanum menelpon Reza, meminta anaknya untuk mencari Hara.

"Bisa-bisanya kalian abai sama pasien! Kalian sampai ga tahu kalau pasien sudah ga ada diruangannya! Kerja kalian ngapain aja sih!!", Lingga masih terus meluapkan emosinya.

Kekesalannya dengan Lita dan menghilangnya Hara, membuat emosinya meletus dan mengenai anak buahnya.

Mereka bahkan baru tahu kalau Lingga semengerikan ini saat marah. Lingga yang mereka kenal tidak pernah membentak perawat, tapi sekarang mereka justru merasakannya.

Semuanya gara-gara seorang Hara, gadis gendut yang mereka anggap tidaklah pantas disandingkan dengan dokter muda itu tidak diketahui keberadaannya. Apa kelebihan Hara jika dibandingkan dengan tunangan sang dokter yang baru saja datang ke Rumah Sakit itu? Dalam hati mereka mencibir atas pilihan Lingga.

"Kelakuan kalian akan saya adukan pada Kepala Rumah Sakit. Bisa-bisanya tidak ada satupun yang melihat saat istri saya  pergi! Hah, ga bisa dipercaya!", sembur Lingga lagi.

Sialnya lagi CCTV di poli kejiwaan belum terpasang karena renovasi bangunan itu baru saja selessai. Hal itulah yang membuat Lingga kesal setengah mati.

"Lebih baik kita mengecek CCTV yang ada di luar Rumah Sakit, nak Lingga. Siapa tahu saja ada petunjuk", ujar Hanum yang tidak tega melihat para perawat mendapat amukan Lingga.

Sedang Lingga meremas rambutnya lagi. Kabar Hara menghilang membuat sumbu otaknya menjadi sangat pendek. Dia hanya terpaku pada ketiadaan CCTV di poli kejiwaan, tidak ingat kalau Rumah Sakit ini juga memiliki CCTV di luar. Bodohnya Lingga.

"Pokoknya kalian berdoa saja kalau istri saya baik-baik saja!", lalu Lingga mengajak Hanum untuk pergi ke ruang kendali CCTV.

Lingga sama sekali tidak peduli jika setelah ini gosip mengenai dirinya yang ternyata sudah memiliki istri tersebar luas. Menurutnya hal itu justru bagus karena dia juga muak mendengar gosip-gosip yang menganggap Lita lebih segalanya dari Hara.

Hah, mengingat sosok Lita hanya membuat Lingga semakin emosi. Seandainya saja Lita tidak datang dan ingin menemui Hara, pasti Hara tidak akan pergi tanpa sepengetahuannya.

Saat Hanum dan Lingga hendak menuju ruang kendali CCTV, Reza datang bersama Maya dan juga Arsen. Tak jauh berbeda dengan Lingga, raut wajah Reza juga keruh. Lagi-lagi dia merasa kecolongan. Bagaimana bisa Hara pergi diam-diam? Bukankah mereka sudah berbaikan tadi? Apa yang terjadi?

"Pasti lo kan yang bikin Hara pergi?", tanpa aba-aba, Reza mencengkram kerah baju Lingga. Dia yakin kalau Lingga lah penyebab Hara pergi diam-diam.

"Lo jangan asal nuduh! Siang tadi kami masih baik-baik aja! Hara gak mungkin pergi gara-gara gue! Ini pasti gara-gara Om lo atau kakek lo!", jawab Lingga sambil menepis cengkraman Reza.

"Gak mungkin karena kakek. Hara dan kakek gua sudah baikan", sahut Reza sambil termenung. Ucapan Lingga mengenai Harya membuatnya takut. Kemungkinan itu bisa saja terjadi. Apa Harya datang ke ruangan Hara lalu mengatakan hal-hal yang membuat Hara pergi?

Miss Gendut (2# Teacher Series) - (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang