MG ~ 43

7.8K 547 88
                                    

"Dimana lo sembunyiin Hara, hah?!", tiba-tiba saja Lingga datang dan menonjok Arsen tepat saat laki-laki itu turun dari mobilnya.

Arsen terhuyung dan hampir saja jatuh, namun untung mobilnya tepat berada dibelakangnya. Sehingga Arsen memiliki penopang untuk tetap berdiri. Tongkatnya sendiri sudah jatuh, namun diabaikan saja. Arsen tidak ingin tampak lemah dihadapan saingannya.

"Maksut lo apa, datang-datang terus nonjok gua!!", Arsen mendorong dada Lingga.

Lelaki yang mengaku-ngaku suami Hara itu terus mencodongkan badannya ke arah dirinya, persis anak muridnya jika sedang berkelahi. Sangat kekanak-kanakan.

"Lo kan yang nyembunyiin Hara kan?!", Lingga mencengkram kerah Arsen namun kali ini Arsen diam saja. Perkataan Lingga membuatnya bingung.

"Siapa yang nyembunyiin Hara? Bukannya kemarin lo nyusulin dia ke kosannya?", tanya Arsen sembari menepis cengkraman Arsen pada kerahnya.

"Dia ga ada disana?! Pasti lo kan yang menghasut dia! Pasti lo juga yang nyuruh dia pindah kosan supaya gua ga tahu?!", bentak Lingga emosi.

Sudah semalaman laki-laki itu mencari Hara namun nihil. Dia bahkan sudah meminta bantuan anak buah ayahnya untuk mengelilingi Jakarta tapi Hara tetap tidak ditemukan.

Lingga juga sudah mendatangi apartemen Reza namun Hara juga tidak berada disana. Sedang untuk pergi ke rumah Kakeknya, Lingga sudah yakin duluan kalau Hara tidak berada disana. Dan Reza pun berpikiran sama.

Entah dimana Hara berada sekarang, yang jelas Lingga merasa sangat cemas. Bayang-bayang kematian Hara menggelayutinya apalagi saat ini marak kejadian gadis yang dimutilasi setelah dilecehkan. Hal itu jelas membuat Lingga ketakutan dan tidak bisa tidur.

Sedang Arsen yang merasa yakin kalau Hara sedang bersama Lingga, memang sengaja tidak menelpon gadis itu. Keberadaan Lingga disekitar Hara selalu membuat jiwanya yang biasanya bak air tenang berubah jadi air bergelombang.

"Lo jangan sembarangan kalau ngomong! Gua ga pernah selicik itu! Hara pasti terganggu sama sikap lo yang kepedean itu! Lo yang harusnya disalahin saat ini! Lo pasti yang bikin Hara pergi!", bentak Arsen tak kalah emosi.

Setelah berkata begitu, dia mengabaikan pelototan Lingga dan segera mengambil ponsel yang ada dalam sakunya. Arsen mencoba menghubungi Hara.

Namun nihil, ponsel Hara tidak aktif atau berada diluar jangkauan.

Kini rasa khawatir merayapi sel-sel tubuh Arsen. Dia sungguh tidak bisa tenang mendengar Hara yang tidak ada dikosannya.

"Ponselnya ga aktif!! Kalau aktif, gua ga bakal ngotorin tangan gua buat hajar orang kayak lo! Lo bisa-bisanya ngatain gua licik dan kepedean?! Harusnya lo ngaca!!", Lingga menekan dada Arsen dengan telunjuknya berulang kali.

Arsen menepisnya dan emosinya sudah benar-benar naik ke atas kepala. Dia sudah tidak peduli sedang berada dimana, yang jelas dia akan memberikan pelajaran pada laki-laki dihadapannya ini.

"Apa maksut lo, hah?! Kalau ngomong jangan kayak banci! Ngomong setengah-setengah!", cibir Arsen.

Lingga yang gelap mata segera menghajar Arsen hingga laki-laki itu terjatuh ke semen parkiran.

Tak mau kalah, Arsen menarik tubuh Lingga hingga jatuh lalu dengan cepat menduduki Lingga membuat laki-laki itu tidak berkutik.

Dengan cepat Arsen menduduki perut Lingga dan menghajar wajah Lingga.

Lingga pun tak mau kalah, dia kembali membalikan keadaan. Dipukulnya kaki Arsen yang pincang, sehingga Arsen mengerang kesakitan.

Lalu dengan cepat Lingga menggulingkan tubuh Arsen, hingga kini Lingga yang berada diatas.

Miss Gendut (2# Teacher Series) - (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang