Terhitung sudah empat kali Hara pingsan sejak berita kematian tantenya diterima. Yang pertama, saat tak lama saat Hara sampai dirumah sakit. Yang kedua, saat Hara berdua saja dengan jenazah tantenya. Yang ketiga saat sudah berada dirumah Rama, kakeknya dan yang terakhir saat peti mati Aura masuk ke dalam tanah.
Tubuhnya yang lemah membuat Hara terpaksa mengikuti kemauan Reza yang membawa jenazah tantenya ke rumah kakeknya dan menguburkannya di Jakarta. Padahal Hara ingin membawa jenazah tantenya pulang ke Lampung. Tapi karena kondisinya dan kondisi Rama, kakeknya yang tidak kuat mengadakan perjalanan jauh, membuat Reza mengambil keputusan sepihak dan menguburkan tantenya di Jakarta. Hal yang membuat Hara kesal tapi tidak bisa apa-apa untuk mencegahnya.
Sebagian besar pelayat tidak dikenali Hara namun dia yakin orang-orang yang tidak dikenalnya pasti kenal dengan keluarga ayahnya. Sedang yang Hara kenal hanya rekan-rekan guru dan juga beberapa perwakilan murid yang dia lihat hadir di pemakaman tantenya.
Kebanyakan orang mulai berpamitan pada kakeknya dan pergi meninggalkan pemakaman. Hara sendiri masih duduk di pinggir gundukan tanah kuburan tantenya. Sedang kakeknya, Rama duduk di kursi roda tepat di sebrangnya. Lelaki itu memandangi Hara, namun Hara tidak memperdulikannya bahkan membalas tatapan Rama pun dia enggan.
"Ra..", panggil Arsen yang juga ikut datang ke pemakaman tante Hara. Panggilan itu jelas menyadarkan Hara dari lamunannya.
Hara menoleh dan pandangan kedua orang itu bertemu, membuat Arsen sedikit kikuk.
Sebenarnya Arsen belum mau beranjak dari pemakaman ini apalagi Hara juga sepertinya masih betah. Tapi mau tidak mau dia harus kembali ke sekolah, karena beberapa rekannya hendak menebeng mobilnya.
Jadi mereka mengajak Arsen untuk menemui Hara guna mengucapkan sepatah dua patah kata untuk menghibur Hara lalu kembali ke sekolah karena saat itu memang masih pukul sebelas siang.
Dan Arsen tidak bisa menolak itu, meskipun dia enggan meninggalkan Hara yang masih terus bersedih. Tapi dia tidak memiliki alasan apa yang membuatnya harus tetap tinggal. Dia dan Hara hanya sebatas rekan kerja, tidak lebih.
"Temen-temen mau kembali ke sekolah, mereka dan juga saya mau pamit", ucap Arsen yang terasa berat saat mengucapkan dirinya.
Hara sontak berdiri dari posisi duduknya. Bagaimanapun dia sangat berterimakasih atas bantuan Arsen padanya, meskipun sangat disayangkan kalau Nice, sahabatnya sekaligus senior dia di sekolah, tidak bisa hadir karena harus menunggui ibunya yang mengalami kecelakaan.
Setelah mengatakan itu, tanpa aba-aba teman-teman sekolah Hara maju, memutuskan tatapan Hara dan Arsen yang sedang berlangsung.
"Bu Hara yang kuat ya", ucap salah satu dari dari rekannya sambil menjabat tangan Hara, diikuti dengan yang lain dan juga murid-muridnya. Mereka mengungkapkan belasungkawa secara bergantian, membuat Hara ingin menangis lagi.
Dan tiba lah giliran Arsen, dia memang memilih jadi yang terakhir. Sedang teman-teman yang lain sudah mulai beranjak meninggalkan Hara dan Arsen yang kini berhadapan.
"Makasih banyak, Bapak sudah sangat membantu saya", ujar Hara tulus. Dia tidak mengira, cowok kaku seperti Arsen akan membantunya penuh totalitas.
"Itu sudah kewajiban saya", Arsen menjawab dengan suara yang menggantung, bingung harus berkata apa lagi karena dia tidak suka mengucapkan kata yang sudah diucapkannya kemarin sebagai kata penghiburan untuk Hara.
"Besok saya masuk seperti biasa, Pak. Hari ini saja saya ijinnya", kali ini Hara mencoba mencairkan suasana, lagipula dia sungguh-sungguh dengan ucapannya. Besok dia akan mengajar kembali karena jika dia tidak bekerja, maka pikirannya hanya akan dipenuhi kesedihan tentang tantenya dan juga hidupnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/148447017-288-k357768.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Gendut (2# Teacher Series) - (END)
RomanceApa jadinya jika kamu terpaksa dinikahkan dengan pria yang tidak kamu kenal sama sekali, hanya karena kesalahpahaman? Itulah yang dialami Hara, si wanita gendut yang tragisnya sedang menjalankan program pengalaman lapangan terpadu alias KKN dengan...