Salah satu hal yang paling disukai laurent adalah hujan, sebenarnya hujan kadang membawanya ke sesuatu yang membuatnya merasa hancur tapi ada sesuatu yang membuatnya kembali menyukai hujan. Saat ini laurent sedang berdiri didepan salah satu minimarket yang tak jauh dari lingkungan rumahnya. Sebentar lagi jacob akan datang menjemputnya untuk pergi ke acara pernikahan kakak perempuan sean. Tapi sialnya ia harus menunggu hingga hujan berhenti, laurent mendesah namun tersenyum melihat rintikan air hujan yang jatuh dari langit. "yang benar saja jacob mungkin dalam perjalanan" baru saja namanya disebut jacob dan mobil pajero hitamnya berhenti didepan minimarket dan menurunkan kaca mobil "apa yang kau tunggu ayo naik!" Panggilnya, laurent berlari dan masuk kedalam mobil pria itu kemudian melaju kearah rumahnya.
"Kau menggunakan jas" ujarnya dambil melirik ke arak jacob yang sedang mengemudi.
"kalau bukan jas apa?piyama?" Laurent terkekeh nendengar gurauan pria itu. Sesampainya di depan rumah laurent, gadis berkulit putih itu turun dan segera bersiap siap.
"Akanku perlihatkan padanya karena telah mengabaikan ku selama ini" laurent segera melepas ikatan rambutnya dan menggulung rambutnya dengan beberapa roll rambut, mengenakan masker wajah, cat kuku kemudian mengambil gaun panjang berwarna merah maroon sesuai dengan dasi yang jacob kenakan dan tak lupa memoles sedikit gloss pada bibirnya yang secara alami berwarna pink.
Dia berjalan menuju mobil yang pintunya dibuka oleh jacob. Seperti biasa sesampainya di tempat resepsi pernikahannya semua mata terpaku pada laurent dan jacob apalagi melihat wajah pria itu yang sangat asing, bahkan saat ingin memberi selamat pada kakak perempuan sean dia tau kalau pria itu tidak mengalihkan pandangan darinya yang menggandeng tangan jacob layaknya sepasang kekasih. "Hei. Bisakah kau tidak terlihat kaku" bisik laurent pada jacob yang kemudian tangannya bergerak kearah kalung leher laurent dan memperbaiki posisinya agar terlihat lurus. Mata gadis itu membelalak terkejut sontak mencubit perut pria disampingnya itu "kau ingin berfoto dengan penampilan konyol" ujar pria itu pelan kemudian naik ke atas panggung dimana kakak perempuan sean dan suaminya sedang menyalami tangan para tamu yang berdatangan memberi ucapan selamat pada kedua pengantin tersebut. "Oh my god laurent. Kau sangat cantik" wanita yang berbalut gaun pengantin itu menyapanya dengan hangat kemudian memeluk laurent layaknya adik kandung "kukira kau akan menjadi pengiring pengantin dengan sean." Laurent mengedikkan bahu lalu menggeleng "dia bersama pacarnya sekarang" kakaknya mengangguk prihatin kemudian tersenyum ramah pada jacob dan menyuruh untuk mengambil foto. Yah.... kakak perempuan sean sudah tau kebenarannya bahwa laurenta morris sahabat dari oliver sean person diam diam menyimpan perasaan lebih dari sekedar teman pada pria itu. Itu bukanlah suatu hal yang langka karena siapa pun bisa jatuh pada seorang sean, kalau dilihat sean mungkin perhatian padanya sehingga orang yang melihat hubungan mereka lebih dari teman, tapi berbeda dengan laurent yang menerima perhatian dari sean, hal itu seperti sesuatu yang biasa diberikan kepada adik perempuan yang ia sayangi. Terkadang laurent kesal dengannya karena selalu memberikan candaan yang mampu membuat jantung gadis itu seakan ingin melompat keluar dari tempatnya.
"Hei...laurent, kau punya pacar lagi" pria dengan balutan jas putih itu sedari tadi mencoba untuk berbibara dengannya namun laurent selalu mengalihkan perhatian ke jacob, seperti memaksa untuk tertawa pada pria disampingnya yang tidak mengatakan apa-apa. "Halo...bisakah aku meminjam pasanganmu sebentar untuk berdansa?" Keduanya menoleh kebelakang melihat sean yang tersenyum sambil menjulurkan tangan pada laurent yang menatapnya tajam "ajak pasanganmu" seketika senyum sean nemudar "dia tidak tau berdansa"
"Kalau begitu kenapa kau ajak" sambung gadis itu dan memasang wajah cemberut pada sean yang langsung terkekeh melihat tingkahnya itu. Tanpa persetujuan gadis itu, sean menarik tangan laurent begitu musik waltz di putar dan tentu saja gadis itu terlonjak dengan sean yang merangkul pinggulnya kemudian berdansa nengikuti alunan musik. Laurent yang tak bisa menahan raut wajah kesalnya menatap tajam kearah pria yang tertawa kecil melihat laurent cemberut "kau tau, wajahmu sangat imut saat sedang cemberut" godaan sean sontak membuat laurent mengeryit namun tak bisa menahan detak jantung yang seakan ingin meloncat keluar "berhenti mempermainkanku" ujarnya membuat senyum di wajah pria itu semakin menjadi jadi "itu benar. Kau sangat menggemaskan saat marah" laurent berdecak namun terlihat senyuman diwajahnya yang sedari tadi ia tahan. Semarah apapun gadis itu pada sean, dia akan tetap berbaikan dengan pria tersebut saat beberapa candaan yang keluar dari mulut pria jangkung itu dan hal tersebut membuat gadis itu semakin menyukai sean. "Kurasa kau harus berhati hati. Mata pacarmu rasanya ingin keluar dari tempatnya" sean tertawa kemudian mereka berhenti saat musik dihentikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last words
Teen FictionLaurenta morris. Seorang gadis yang kehidupannya terpenuhi karena kedua orang tuanya yang bekerja sebagai pengusaha terbesar di kota london juga seorang kakak laki laki yang tampan, dia sangat muda tersenyum karena hal hal kecil namun kehidupannya t...