Karyawisata tahun ini terlihat lebih banyak persiapan dari karyawisata tahun kemarin. Kali ini angkatan kami diwajibkan untuk mengikuti karyawisata tanpa alasan apa pun untuk menolak.
Soal Jacob, dia tidak jadi melaksanakan tindakkan gilanya itu. Saat di dalam bus menuju ke tempat kami akan melaksanakan karyawisata, Jacob duduk bersamaku. Hal itu sungguh membuat jantung serasa ingin keluar dari tempatnya apalagi ketika dia kelelahan dan tanpa sadar menyandarkan kepalanya di bahuku. Sungguh hal yang tidak baik untuk kesehatan jantungku.
Aku mungkin senang, tapi berbanding terbalik dengan Nala yang harus menahan panas ketika melihat adegan tersebut. Jangan tanya bagaimana wajah Nala saat itu karena tomat pun kurang merah dengan wajahnya.
Bus kami berhenti di salah satu penginapan kota Cumbria. Aku awalnya terkejut ketika melihat penginapan yang sekolah kami sewa. Tapi begitu mengingat bahwa SMA OFRD adalah salah satu sekolah bergengsi dan berisi anak para pejabat tinggi, aku langsung mengerti akan hal itu. Memang tidak ada yang aneh, karena angkatan tahun lalu bahkan sempat keluar negeri. Hebat bukan, yah itu sangat mengesankan bahkan aku sempat berpikir sekolah ini mungkin bangkrut setelah karyawisata tahun kemarin.
Teman-teman ku turun dari bus dan langsung tersenyum penuh arti kearahku yang tengah berjalan berdampingan bersama Jacob. Awalnya momen itu hampir sama seperti drama-drama zaman sekarang dimana sang pria berjalan di samping perempuan itu dan tertawa bersama hanya karena lelucon kecil yang mereka buat.
Tapi itu hanya bertahan selama beberapa menit sebelum perhatian Jacob sepenuhnya beralih ke sosok Nala yang sempat terkilir ketika turun dari bus sebelah. Tanpa membuang waktu pria itu segera berlari kearah Nala dan menggendongnya ala bridal style.
Entah kenapa, udara di sekitarku terasa panas. Apa aku baru saja cemburu? Ya. Aku cemburu walaupun hubunganku dan Jacob tidak lebih dari teman yang berarti aku tidak berhak cemburu. Tapi, masa bodoh dengan status karena aku juga manusia. Pasti bisa cemburu kapan saja.
"Wajahmu merah." kalimat yang dilontarkan oleh Alice sontak membuat diriku semakin kesal saja.
"Cuacanya panas hari ini." jawabku asal-asalan kemudian berlalu dari hadapan teman-temanku yang terlihat bingung.
" Cuaca hari inikan normal." gumam Luna kebingungan lalu ikut menyusul aku dan yang lainnya.
🌸
Satu kata untuk pemandangan saat ini. Sial!! Api cemburu semakin mengelilingiku. Hari ini kami pergi ke Lake District National Park untuk beristirahat setelah berjam-jam menghabiskan waktu di beberapa museum kota Cumbria.
Seharusnya aku bersenang-senang saat ini dan menikmati pemandangan sekitar yang begitu hijau dan menyejukkan. Awalnya memang begitu namun suasana hatiku berubah ketika melihat Jacob dan Nala yang saling kejar-kejaran sambil tertawa. Sungguh kekanak-kanakan. Batinku.
Apa aku sendiri yang melihat pemandangan itu? Atau mungkin yang lainnya memutuskan untuk menghiraukan adegan romantis yang menjijikkan itu? Sepertinya kedua alasan itu cukup masuk akal.
Aku tidak tahu apa sebenarnya rencana semesta yang terlihat sangat ingin membuatku sial hari ini. Oh ayolah! Setelah melihat adegan Jacob dan Nala yang berlarian sambil tertawa bersama, kini kami bertiga berada di kelompok yang sama untuk berkeliling di sekitar tempat ini. Ingin sekali aku berteriak sekeras mungkin. Tapi tidak bisa karena aku akan dianggap gila.
Waktu istirahat yang diberikan cukup lama dan hal itu menjadi keinginan semua murid terkecuali diriku yang merasa sebagai nyamuk diantara dua orang ini. Aku menoleh ke kelompok Alice yang terlihat bersemangat untuk mengelilingi Lake District National Park.
Sungguh menyebalkan! Jacob bahkan tidak peduli dengan keberadaanku. Aku ingin marah tapi tidak mempunyai hak untuk melakukannya. Dasar gadis menyedihkan. Tanpa kedua orang itu sadari, aku pergi ke salah satu pohon dekat lapangan luas Lake District National Park, kemudian duduk dibawah pohon tersebut sembari menyandarkan kepalaku lalu memejamkan mata dan mulai menikmati deru angin yang menyejukkan.
"Kukira kau tidak akan bosan."
Masih dengan mata terpejam aku tersenyum simpul mendengar suara Jacob yang begitu dekat. "Kurasa kau tidak bosan." Entah sejak kapan kedua orang itu menghentikan aksi mereka.
Kekehan Jacob pada akhirnya berhasil membuatku membuka mata yang pada awalnya terpejam. Aku bukannya terkejut, hanya saja terlintas di benakku untuk menatap wajahnya ketika tertawa. Sungguh aneh dan sangat gila.
"Lusa aku akan tampil untuk penutupan acara. Satu hari setelah itu kita diberikan kebebasan untuk jalan-jalan disekitaran kota Cumbria, lalu malamnya akan ada pesta kecil-kecilan khusus para murid." ujarku panjang lebar.
"Ya, aku tau. Kau ingin menyuruhku menonton penampilanmu kan." Tebakkan Jacob memang tidak salah tali aku bukan berniat menyuruh itu saja.
"Dan kau harus jalan denganku lusa."
Jacob terbelalak dan tanpa basa basi dia langsung menggeleng mantap.
Kalian tidak perlu bertanya seberapa kesalnya aku. Oh ayolah, Nala sudah mendapatkan kesempatan hari ini dan juga besok. Bagianku hanya sehari dan dia tidak boleh serakah.
"Okey, aku pergi bersamamu lusa jadi kau tidak perlu sekesal itu kepada Nala. " Jawaban Jacob sontak membuatku tersadar bahwa saking kesalnya dengan Nala aku mengatakan apa yang aku pikirkan. Untungnya Jacob adalah pria yang kurang peka jadi dia tidak akan berpikir lebih jauh.
Aku menhela nafas panjang lalu menyandarkan kepalaku di pundak Jacob. Bersyukur dia tidak menolak karena dia cukup bodoh dalam hal menolak semua permintaanku.
Sekali lagi helaan nafas terdengar dari mulutku. Detik selanjutnya aku tersenyum tipis tanpa sepengetahuan Jacob yang tengah bersandar di bawah pohon ini.
Cukup lama kami duduk dengan posisi seperti ini, sampai pada akhirnya perusak suasana datang.
Kepalaku seketika terasa pening akibat tangan yang menjambak rambutku dan menariknya agar tubuhku menjauh dari Jacob. Pemilik tangan itu adalah Nala. Aku sampai berpikir apakah perempuan ini sudah gila? Cemburunya sangat keterlaluan. Dia bahkan belum memiliki status apa-apa dengan Jacob.
"What the hell are you doing?! Shit! "
Bukannya melepaskan rambutku, Nala malah memperkuat jambakan itu. Tanpa pikir panjang akupun membalasnya dengan cara ikut menjambak rambutnya.
Beruntung saat ini tempat dimana kami melakukan aksi jambak-jambakkan sedang tidak ramai kalau saja tempatnya ramai, akan aku pastikan kepala gadis sialan ini lepas dari tempatnya.
"Nala hentikan!"
Suara Jacob yang terdengar memerintah pun berhasil membuatnya berhenti. Sedangkan aku, sialnya dadaku tiba-tiba terasa nyeri dan sesak, sepertinya aku lupa minum obat tadi. Aku jatuh terduduk di atas rerumputan seraya memegang dadaku yang terasa berat untuk menampung udara yang masuk.
"Laurent! Hey!" Jacob menghampiriku dengan wajah paniknya.
"T-tas....ambil...." Lirihku di sela rasa sakit yang semakin menjalar keseluruh tubuh membuatku semakin lemas.
Jacob yang tengah melemparkan pandangan ke setiap sudut tempat kami berada langsung mengacak rambutnya frustrasi karena tak kunjung menemukan benda yang dicari.
Tanpa aba-aba Jacob segera membopong tubuhku dan pergi meninggalkan Nala sendirian namun sebelum itu samar-samar aku mendengar dia berkata dengan nada yang tajam,
"Hari ini kau sungguh keterlaluan."
Tbc
Typo bertebaran....
KAMU SEDANG MEMBACA
Last words
Teen FictionLaurenta morris. Seorang gadis yang kehidupannya terpenuhi karena kedua orang tuanya yang bekerja sebagai pengusaha terbesar di kota london juga seorang kakak laki laki yang tampan, dia sangat muda tersenyum karena hal hal kecil namun kehidupannya t...