🍀09

7 3 0
                                    

Matahari mulai menampakkan dirinya membuat semua orang yang terlelap bangun dari tidurnya yang nyenyak. Laurent mengerang begitu mendengar alarm yang berhasil memekak telinganya,dengan perasaan kesal ia mengambil alarm tersebut secara kasar kemudian melemparnya ke sudut ruangan hingga hancur berkeping keping. Setelah memastikan tidak mendengar suara alarm sialan itu,laurent mencoba untuk kembali ke dalam mimpinya namun sia-sia. Dalam hati ia merutuki alarm yang berhasil membangunkannya, dengan berat hati laurent membuka matanya yang masih sedikit sayu dan menatap langit-langit kamar dengan mata setengah terbuka. Gadis itu mendesah begitu mendengar seruan kakeknya dari balik pintu kamar, hari ini seharusnya menjadi hari yang spesial bagi laurent namun gadis itu lebih memilih bermalas-malasan di atas kasur tapi ia urungkan ketika mendengar seruan alex dari balik pintu kamarnya "hey putri tidur!apa kau akan mengabaikan kami yang masih setia berdiri disini?"

Laurent menggeram kesal lalu bangkit dari kasurnya yang empuk kemudian membuka pintu kamarnya dan mendapati alex dan kakeknya tersenyum penuh arti. Yah....sebenarnya dia tau arti dari senyuman itu, dan kalian tau apa yang membuat hari ini akan menjadi hari yang spesial? Aku akan mengikuti kursus biola ku kembali dan mengikuti kompetisi minggu depan. Yeay! Tapi sungguh bisakah ia tidur lima menit lagi ini masih jam 05.16 pagi dan sangat mnyebalkan untuk menghadapi celotehan Mom yang hanya membuat lubang telinga mu berdarah.

"Kek, bisakah aku tidur lima menit lagi? Please" mohonnya dan menunjukkan puppy eyesnya. Bob yang melihat kelakuan cucunya hanya tertawa kecil kemudian menepuk pundak laurent "siaplah untuk kesekolah. Kakek akan menemani ke kursus hari ini"

Mau tidak mau laurent menuruti perkataan Bob dan berjalan masuk kedalam kamar mandi yang ada didalam kamarnya, tapi sebelum itu dia masih sempat memeluk Bob dengan manja juga memeletkan lidah pada alex yang dibalas oleh tatapan kesal kakaknya itu.

Usai bersiap-siap untuk ke sekolah, laurent menuruni tangga dan menuju ruang makan yang tumbennya ada kedua orang tuanya disana juga alex dan kakeknya Bob. Tanpa memedulikan tatapan menerawang dari Mom, laurent menaruh tas sekolahnya di kursi yang berada disampingnya. "Ada olimpia-"

"Mom, sungguh jangan merusak mood ku pagi ini" potong laurent dengan nada dingin yang membuat Mom menatap tajam kearahnya, baru saja Mom membuka mulut untuk membalas perkataan laurent, Mr. Morris(ayah laurent) langsung memotong "peringkat nasionalmu turun dan cara untuk mengembalikan posisimu bukan hanya berprestasi di lingkungan sekolahmu saja". Laurent memejamkan mata untuk meredam amarahnya yang sudah mulai berkoar-koar didalam tubuhnya.

"Kau kembali bermain biola?" Tanya Mrs. Morris sambil memasukkan potongan pancake kedalam mulutnya.

"Urusannya dengan kalian apa?"

Brak!

Alex dan Bob terkejut mendengar gebrakan meja dari Mr. Morris ayah laurent namun segera kembali bersikap seperti biasa sedangkan laurent dia sudah selesai dengan makanannya dan hendak beranjak dari kursi yang ia duduki namun kalimat yang keluar dari mulut sang ibu membuatnya berhenti "minggu lalu saat kami ke Indonesia, Lia menanyakan keadaanmu. Dia berpesan untuk menyuruhmu mengirimkannya sebuah e-mail" laurent tersenyum singkat kemudian menunjukkan wajah datarnya kembali.

"Cara yang bagus untuk memgalihkan topik" tanpa balasan ba bi bu laurent melesat keluar menuju garasi lalu mengeluarkan mobilnya dan berangkat ke sekolah. Sudah lama sekali dirinya tidak menyetir, hal ini membuatnya mengingat kehadiran seseorang yang selalu setia menemaninya di saat moodnya dirusak oleh kedua orang tuanya itu, saat ini dia sangat butuh sandaran dan satu nama yang terlintas dikepalanya adalah 'jacob'

Kring...kring

Baru saja dia memikirkan pria itu, ponselnya berbunyi menandakan bahwa ada panggilan masuk, dan benar saja itu adalah panggilan suara dari jacob.

Last wordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang