Tiga hari lagi kompetesinya akan dimulai, dan setiap peserta wajib mengundang orang tua mereka masing masing untuk melihat penampilan mereka. Tapi bagi laurent, mengundang orang tua ke kompetisi ini sangat berbahaya baginya-untung saja orang tuanya kembali ke Indonesia karena ada urusan mendadak dan tentu saja dia akan mengundang orang tua sara atau orang tua sean, hal itu mungkin lebih baik walaupun akhir-akhir ini alex sudah menerima bahwa laurent tetap bermain biola dan menari ballet tapi tetap saja kakaknya itu bisa saja membocorkan semuanya pada kedua orang tuanya. "kau tidak ingin pergi berlatih? Beberapa hari lagi lombanya mulai" laurent yang sedari tadi menempelkan pipi diatas meja dengan wajah pucat segera mengangkat wajah dan menatap alice "kepala ku masih sedikit sakit karena semalam"Cloe menghela napas namun tak berani mengatakan apa-apa. Entah sudah berapa kali dia menegur laurent agar segera pulang karena semalam bisa ia lihat kalau sahabatnya ini minum sangat banyak. "aku akan ke ruang latihan" ujarnya lalu bangkit tanpa mendengar protes dari teman-temannya yang tak henti mengomel. Semalam akibat minum terlalu banyak kepalanya pusing ditambah lagi semalam dia menangis terlalu lama sehingga wajahnya terlihat seperti orang yang sedang dehidrasi-seketika wajahnya merona mengingat bahwa semalam dia menangis seperti anak kecil dalam pelukan sean, apa yang akan terjadi kalau dia bertemu dengan pria itu membuat laurent semakin malu.
Gadis itu memasuki ruang tari dan membuka loker berisi sepatu dan pakaian latihannya. Setelah mengganti pakaian dan mengenakan sepatu baletnya, ia keluar dari ruang ganti menuju tempat latihan dan clingak-clinguk mencari sesuatu-merasa ada sesuatu yang aneh gadis berkulit putih itu berjalan mengelilingi setiap sudut ruangan dan yang terakhir pergi kearah satu-satunya lorong didalam ruangan tersebut. Tidak ada juga batinnya kemudian kembali ke arah pemutar musik dan mulai berlatih.
"sepertinya kau mencariku?"
BRUK!
Saking terkejutnya laurent terjatuh dan merintih kesakitan, beruntung kakinya tidak cedera. Dari sudut ruangan jacob terkekeh melihat tingkah gadis didepannya yang langsung salah tingkah melihat jacob yang ternyata berada diruangan tersebut sebelum dia masuk, namun sayangnya tidak disadarinya. "a-aku tidak mencarimu" ucapnya tergagap sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal. Jacob mengambil sebatang rokok dari dalam saku celananya dan hendak merokok tapi laurent segera melempar tangannya dengan handuk kecil sehingga batang rokok tersebut jatuh-seketika wajah jacob berubah dingin dan menatap laurent tajam "apa yang kau lakukan?" laurent berusaha keras menelan ludahnya karena sedikit ketakutan 'mungkin'. Dia sungguh mencari masalah saat ini, apa pun yang terjadi nanti laurent bersiap memukul jacob kemudian berlari ke ruang ganti dan mengunci diri didalam sampai pria didepannya menghilang.
"ja-jangan merokok. Itu merusak kesehatanmu" jacob menyeringai dan tertawa sinis lalu bangkit dari tempatnya.
"apa urusanmu?" laurent memejamkan mata agar menenangkan tubuhnya yang mulai gementaran dan jantungnya yang berdegup dua kali lebih cepat dari biasanya. Jacob yang berjalan mendekatinya semakin membuat badan laurent lemas serasa ingin jatuh apa yang terjadi?sikapnya berubah drastis dari yang biasanya laurent membuka matanya lalu terlonjak melihat jacob yang sudah berdiri tepat dihadapannya dengan wajah keram tidak suka, dan hal itu bisa langsung ditebak oleh laurent bahwa : pria ini tidak suka diatur dan mencari muka didepan banyak orang bahwa dirinya sangat ramah' dan hal itu membuat laurent yang awalnya takut menjadi marah. Dia baru tahu kalau jacob memiliki dua kepribadian yang berbeda dan bertolak belakang-dengan pelan laurent mundur beberapa langakh namun jacob mengikutinya, "hei...tenang saja aku hanya memberi saran, jadi kau tidak perlu marah..haha" laurent memaksa untuk tertawa namun terdengar amat sangat canggung dan tidak ada jawaban dari jacob membuat gadis itu semakin takut.
"k-kau bisa saja sudah memakai obat terlarang kalau-"
BRAK!
"KYA!!" laurent menjerit keras akibat dari jacob yang meninju tembok dibelakangnya dan tentu saja teriakan laurent membuat jacob terkejut ditambah lagi gadis itu menendang jacob dan berlari kedalam ruang ganti dan menguncinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last words
Teen FictionLaurenta morris. Seorang gadis yang kehidupannya terpenuhi karena kedua orang tuanya yang bekerja sebagai pengusaha terbesar di kota london juga seorang kakak laki laki yang tampan, dia sangat muda tersenyum karena hal hal kecil namun kehidupannya t...