"Mulailah dari tempat kau berada, gunakan yang kau punya, lakukan yang kau bisa."
️▪️▪️▪️Isnpirasi bisa datang dari mana saja, bukan? Salah satunya dari khayalan yang terus berulang di benak setiap malam. Agaknya, gadis itu masih tetap bersikeras dengan kehendak hati yang tak kunjung disetujui takdir. Mungkin waktu belum mau merestui, tapi egonya mengalahkan dengan tetap memaksa apa yang ia ingin.
Tzuyu masih menatap pantulan cahaya lilin dari permukaan air kolam. Sungguh manis, tak percuma rasanya ia memendam rindu selama berhari-hari untuk acara makan malam ini. Ah, dan jangan lupakan alunan merdu dari biola.
Senyuman Tzuyu kembali pudar saat matanya kembali menatap jam tangan kecil di tangan kiri, membuat ia mendesah malas karena sang pria tak kunjung datang hingga sekarang.
"Baiklah, sudah 30 menit aku di sini sendiri, kita tunggu sebentar lagi,"
Tzuyu menyandarkan tubuhnya lagi, meraih gelas berisi wine dan menyesapnya perlahan. Pandangannya kembali jatuh pada pria yang memainkan biola dengan penuh kelembutan. Seutas senyum kecut tercipta di wajahnya.
Apakah bisa disebut aku berkencan dengan pemain biola itu?
Tubuh Tzuyu sedikit meremang saat lamunanya buyar. Sepasang tangan dengan lembut melingkar dari arah belakang membuat Tzuyu tersenyum saat merasakan seseorang menyandarkan kepala di bahunya.
Ah, dan wangi ini, wangi khas darinya yang selalu Tzuyu rindukan.
Gadis itu tersenyum, menutup kedua matanya dan menghirup sepuas yang ia ingin wangi dari lelakinya.
"Begitu merindukanku?" bisiknya tepat di telinga Tzuyu membuat ia kembali membuka mata dan menolehkan wajah.
Untuk beberapa detik, Tzuyu terpaku melihat wajah tampan yang selalu ia peluk dalam ingatannya. Suara tawa renyah menyudahi penelusuran netra Tzuyu pada wajah tampan sang pria. Lelaki itu mengusap pelan kepala Tzuyu sebelum berakhir duduk di kursi yang telah dipersiapkan sebelumnya, hingga beberapa saat mereka masih saling diam dan tersenyum, dengan tangan yang bertaut lembut di atas meja.
"Maaf membuatmu menunggu lama," ujar sang pria membuat Tzuyu menarik napas pelan dan memasang wajah cemberutnya.
"Untuk kali ini kumaafkan," sahut Tzuyu membuat prianya menautkan alis.
"Hanya untuk saat ini?" tanyanya membuat Tzuyu mengangguk.
"Tentu, karena aku benar-benar merindukanmu sekarang," jawabnya membuat sang pria terkekeh, kemudian ia meraih minumannya dan memberi isyarat bagi Tzuyu untuk bersulang, dengan senang hati gadis cantik itu menyetujuinya.
"Kita mulai dengan hidangan pembuka sekarang?" tanyanya membuat Tzuyu mengangguk.
Satu per satu hidangan diantar ke meja, dengan obrolan ringan mereka menyantap setiap makanan dengan riang dan penuh kegembiraan, tak jarang Tzuyu tertawa karena ulah prianya itu. Atau saat giliran Tzuyu yang bercerita dengan penuh semangat, maka sang pria hanya akan diam mendengarkan dan menatap Tzuyu dengan mata penuh binar.
Benar kata orang, jika seseorang sedang dibelenggu asmara maka dunia hanya milik mereka berdua. Sudah lebih dari 2 jam keduanya membersamai kehangatan di samping kolam dengan taburan lilin di atasnya, hingga sekarang tak terasa tinggal hidangan penutup yang ada di hadapan mereka sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eadrainn [COMPLETED]
Fanfiction|SEBAGIAN PART TELAH DIHAPUS| Ada yang menghilang hanya agar tahu rasanya dicari, ada juga yang menghilang untuk terbiasa tak bersama lagi. Rasanya, semua rasa itu mudah. Namun, setelah dirasakan membuat ia tahu tentang pedihnya merasakan. Tak banya...